Cahaya terang yang menyelinap masuk melalui jendela membangunkan Shania Jasmine dari tidur nyenyaknya. Hangatnya sinar matahari membuat sejuknya pendingin ruangan di kamar ini terkalahkan sehingga pagi ini Jasmine tidak terbangun dengan keadaan menggigil. Setelah dia mengumpulkan kesadarannya, gadis itu perlahan membuka kelopak matanya untuk memulai aktivitasnya di hari terakhir tahun ini.
Begitu matanya terbuka, Jasmine yang melihat ke samping tidak menemukan sosok kekasihnya tertidur di sampingnya. Penasaran apakah Kevin sudah bangun lebih awal, Jasmine lantas mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, lalu melongok ke kamar tidur yang luas ini untuk mencari keberadaan Kevin Sandoro. Kendati demikian, Jasmine tidak juga menemukan sosok Kevin. Ia hanya melihat laptop pria itu ia hidupkan di atas meja. Melihat situasi ini, Jasmine bertanya-tanya apa sekarang sudah masuk jam kerja, sehingga gadis itu meraba ponselnya yang ia taruh di atas nakas tadi malam untuk mengecek jam. Ternyata sekarang sudah pukul 9 pagi yang membuat Jasmine bergumam, "Kok gak bangunin, sih?"
Jasmine tidak menyangka bahwa hari ini dia akan bangun lebih lambat dari waktu bangunnya yang biasa. Mungkin karena tadi malam dia sulit untuk tidur kembali, Jasmine membutuhkan durasi tidur yang lebih lama, sehingga pagi ini dia bangun 2 jam lebih lambat dari pagi sebelumnya.
"Kevin ke mana?" ucap Jasmine bermonolog.
Tidak melihat tanda-tanda keberadaan kekasihnya, Jasmine kini menjejakkan kakinya di lantai untuk mencari kekasihnya.
"Sayang?" kata Jasmine memanggil kekasihnya.
Jasmine perlahan melangkahkan kakinya untuk mencari Kevin di ruangan lain. Siapa tahu, pacarnya ada di kamar mandi. Namun, ketika Jasmine sudah berada di depan kamar mandi, dia tidak melihat kehadiran Kevin karena kamar mandi terbuka itu kosong.
"Sayang?!" Jasmine memanggil lagi saat dia berjalan menuju pintu. Tetap saja, Kevin juga tidak ada di depan, jadi Jasmine menyimpulkan bahwa kekasihnya ada di luar kamar mereka. "Ih ke mana, sih?" omel Jasmine karena Kevin menghilang.
Karena tenggorokannya kering, Jasmine lantas berjalan menuju lemari es yang ada di sebelah meja kerja Kevin. Jasmine lalu membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol air mineral dingin. Saat Jasmine hendak membuka tutup botol, suara pintu terbuka pun terdengar. Hal itu membuat Jasmine mengurungkan niatnya untuk minum dan lebih memilih berlari untuk menyambut kekasihnya yang baru saja kembali.
"SAYANG!" Jasmine berteriak girang saat melihat Kevin kembali.
"Good morning, Love ... Damn!"
Awalnya Kevin ingin menyambut belahan jiwanya yang baru saja bangun dengan tangan terbuka. Namun, mata Kevin terbelalak saat melihat Jasmine berdiri di dekat laptopnya karena baru ingat, ia lupa mematikan kamera atau microphone dari Zoom yang sudah terkoneksi dengan orang-orang di kantor. Alih-alih memeluk atau mencium pipi Jasmine setelah Kevin menghampiri wanita itu, dia malah menutup rapat mulut Jasmine dengan tangannya.
"Uhmmm ....Vin!" Jasmine protes karena kekasihnya tiba-tiba menutup mulutnya. Tangan Kevin kemudian ditarik dengan kasar dari bibirnya.
"Sttt! Aku udah open mic!" Kevin berbicara dengan pelan karena tidak ingin orang-orang yang menghadiri rapat mendengar ketidakprofesionalan ini.
"Hah? Ih, maaf!" ucap Jasmine tercekat.
Bagaimana Jasmine tidak syok karena dari tadi dia sudah berteriak? Lalu, yang membuat gadis itu panik, bagaimana jika orang-orang mengenali suaranya?
"Aku rapat dulu ya, Love," bisik Kevin.
Kevin mencium pipi kanan Jasmine sebelum memulai pertemuan—yang sempat ia tunda karena harus menerima telepon dari seseorang di luar. Karena hampir saja mengacaukan rapat kerja Kevin, Jasmine pun langsung keluar dari zona tersebut agar pekerjaan Kevin tidak semakin terganggu gara-gara dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU TURN ME ON
Romance"Menurut saya, love is love. Saya ga peduli mau kamu perempuan atau laki-laki, yang terpenting sekarang I am in love with you. Apa saya salah?" Lika-liku kehidupan Jasmine di Jakarta tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jasmine yang mengira hanya a...