Setibanya di apartemen, Kevin Sandoro memperhatikan raut wajah Jasmine yang kini sudah tertidur lelap di ranjang. Karena Kevin tidak bisa membangunkan gadis itu untuk menanyakan kata sandi apartemennya, Kevin memutuskan untuk membawa Jasmine ke unitnya dan membiarkan Jasmine menginap di tempatnya.
Lekas menidurkan gadis itu di tempat tidurnya, Kevin sekarang memikirkan apa yang harus dikatakan kepada Jasmine setelah gadis itu bangun keesokan paginya. Tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya saat ini, Kevin hanya bisa menghela napas berat karena situasinya menjadi pelik.
Kevin ingin berpura-pura tidak ada yang terjadi di antara mereka malam ini, tetapi dia tahu itu tidak akan menyelesaikan masalah. Sejujurnya, Kevin renyang bila orang lain—selain Bella—tahu rahasia terbesarnya. Kevin takut jika suatu hari dia melakukan kesalahan pada Jasmine, gadis itu akan menyebarkan desas-desus tentangnya di kantor agar orang lain membencinya atau lebih buruk lagi menghambat kariernya. Meski tahu Jasmine adalah wanita yang baik, tapi tak ada yang pernah mengetahui niat orang-orang di dalam hatinya, sehingga Kevin harus tetap waspada terhadap kemungkinan buruk yang menimpanya.
"Goddammit!"
Ah, imaji buruk ini membuat kepala Kevin menjadi berat. Sehingga Kevin lebih memilih untuk menyegarkan pikirannya sejenak dengan membersihkan diri di kamar mandi. Kemudian dia akan tidur supaya bisa menghentikan pikiran kalutnya walau sejenak.
・❥・
"Eung...."
Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela membangunkan Jasmine yang tertidur lelap. Kelopak matanya perlahan terbuka dan vision-nya pun mulai berfungsi. Untuk sesaat, Jasmine yang belum sadar dengan situasinya termenung di atas kasur. Setelah kesadarannya terkumpul, Jasmine pun memperhatikan sekelilingnya dan menyadari bahwa dia berada di tempat asing.
Sontak, gadis itu dilanda kepanikan. Ia mencari tahu apa yang terjadi dengan mengamati kamar asing ini. Begitu dia melihat ada bingkai foto seseorang terpanjang di atas nakas, Jasmine pun meraih frame itu untuk mencari tahu di kamar siapa dirinya berada. Alhasil, Jasmine mendapati dirinya berada di kamar Kevin Sandoro karena gambar yang baru saja dilihatnya adalah foto manajernya.
Tepat ketika Jasmine menyadari bahwa dia bermalam di apartemen Kevin, si pemilik unit yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar mandinya. Karena semua perlengkapan mandinya ada di dalam kamar mandi dalam, Kevin—yang mengira Jasmine masih tidur—keluar dengan santai menggunakan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya. Namun, saat dilihatnya Jasmine telah bangun dan sudut pandang gadis itu tertuju padanya, pikiran Kevin mendadak kosong.
Begitu pula Shania Jasmine, yang tiba-tiba berteriak histeris melihat pria itu tanpa busana. Jasmine langsung mengecek kondisi tubuhnya sambil mengingat-ingat penyebab dia bisa berakhir di ranjang tetangganya.
"Aaaa!!!!" jerit Jasmine.
"Jasmine, kamu jangan salah paham!"
Kevin berjalan ke arah Jasmine yang sedang histeris di atas kasur. Semakin Kevin mendekat, semakin keras pula teriakan wanita itu. Jasmine bahkan tidak segan-segan melempar bantal kepada Kevin karena dipikirnya mereka benar-benar telah melakukan sesuatu yang tidak pantas.
"Mas Kevin apain saya semalam? Ngaku!" selidik Jasmine penuh ketakutan.
"Oh My God ... Jasmine, ini gak seperti yang kamu pikir," lerai Kevin.
"Terus kenapa saya bisa di sini? Kenapa Mas Kevin ga pake baju? Kenapa...."
"Jasmine, we can talk about this later. First, I want you to get out of my room, okay? Saya harus pake baju. Kalo saya kelamaan kaya gini, kamu bisa-bisa histeris lagi," pinta pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU TURN ME ON
Romance"Menurut saya, love is love. Saya ga peduli mau kamu perempuan atau laki-laki, yang terpenting sekarang I am in love with you. Apa saya salah?" Lika-liku kehidupan Jasmine di Jakarta tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jasmine yang mengira hanya a...