Kabar baik datang di awal Oktober untuk Kevin Sandoro. Setelah kerja kerasnya bagai kuda pancung di bulan September, laporan penjualan mereka kembali meningkat yang membuktikan bahwa usaha overwork bulan lalu membuahkan hasil. Tentunya ini juga berkat kegigihan para karyawan yang bekerja keras untuk terus meningkatkan penjualan produk mereka. Karena itulah hari ini Kevin memutuskan untuk mentraktir makan siang untuk karyawannya dan juga menyediakan berbagai macam snack menggunakan uang pribadinya untuk mereka semua.
"Yey! Lumayan hari ini ga keluar duit makan siang."
Rachel senang karena hari ini mendapat free lunch box berupa paket bento spesial dari HokBen. Alhasil hari ini ia tidak merogoh kocek banyak di kantor. Paling-paling hari ini dia mengeluarkan uang hanya untuk membeli kopi di Starbucks sebagai penambah semangat setelah hari ini bapak manajer memberi mereka makanan enak untuk membayar kerja keras mereka bulan lalu.
"Pak Kevin ulang tahun, ya? Tumben beliin makanan begini langsung di kantor," tanya Azura yang baru pertama kali mendapatkan lunch box seperti ini.
Biasanya 'kan Kevin lebih memilih untuk mengajak mereka makan di luar setelah jam kerja.
"Good mood dia. Paling habis dipuji-puji Pak Deri setelah bulan kemarin dimaki karena penjualan turun," celetuk Marhen.
Febian tertawa mendengar jawaban Marhen yang akurat. Ya, begitulah Kevin Sandoro. Jika dia dipuji atasan mereka, maka yang kena dampak baiknya juga seluruh bawahannya. Tetapi jika Kevin mendengar kekecewaan keluar dari mulut direktur, dia tidak akan tenang selama sebulan sebelum grafik penjualan pulih. Syukurnya, sih, Kevin tidak memaksa bawahannya untuk ikut bekerja keras sepertinya-tetapi karyawannya sendiri yang sungkan ke Kevin sehingga rela bekerja lembur untuk menemani sang manajer.
"Sir emang gitu, Zu. Makanya dibandingkan sama devisi lain, tingkat kebahagiaan kita lebih tinggi karena Sir Kevin. Kalo dia happy, yang lain juga harus happy. Kalo dia lagi dimarahin, gak pernah dilampiasin ke kita," ujar Febian panjang lebar.
Namun ketika Febian mengingat kejadian beberapa waktu lalu, dia terus berkata, "Eh, pernah deng sekali ke dia!" lanjutnya sambil menunjuk Marhen dengan dagunya.
"Yeee, itu juga sekali doang, kan! Lagian dia langsung minta maaf," gerutu Marhen yang langsung melemparkan saos tomat sachet kepada Febian.
"Betul! Di antara kita-kita tuh gak ada yang namanya resign alasannya stres karena atasan. Paling pada resign karena emang mau nikah atau dapat tawaran lebih baik di perusahaan lain. Itupun gak dipermasalahkan Mas Kevin, malahan di-support sama Mas Kevin, kok!" lanjut Rachel.
Keempat anak magang itu menganggukkan kepala mereka memahami cerita pengalaman yang diberikan oleh para senior. Mereka percaya dengan apa yang Rachel, Marhen, dan Febian katakan karena selama 4 bulan bekerja di sini mereka menyaksikan sendiri bagaimana Kevin Sandoro bekerja. Orang seperti itulah beliau.
"Jadi kepikiran ga sih cewe lucky mana yang bisa dapatin Mas Kevin? Aaaaaa iri!"
Beruntung, kali ini tidak ada lagi drama tersedak dari Jasmine karena saat Rachel mengatakan itu dia baru saja menelan makanan yang dikunyahnya. Sebaliknya, Jasmine yang saat ini merasa malu karena Rachel secara tidak langsung memujinya 'beruntung' tetap menjaga sikapnya agar tidak terlihat jelas bahwa ia memiliki hubungan khusus dengan Kevin.
Berbeda dengan Jasmine yang berusaha menahan senyum bangganya, dua orang yang tahu siapa 'gadis beruntung' yang dimaksud Rachel bereaksi secara berbeda. Marhen yang tahu Kevin naksir Jasmine menatap gadis itu penuh arti, sedangkan Jonathan yang teringat ancaman Kevin sama sekali tidak bisa membuka mulut untuk berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU TURN ME ON
Romance"Menurut saya, love is love. Saya ga peduli mau kamu perempuan atau laki-laki, yang terpenting sekarang I am in love with you. Apa saya salah?" Lika-liku kehidupan Jasmine di Jakarta tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jasmine yang mengira hanya a...