𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟐𝟐

2.6K 190 21
                                    

Sulitnya menghubungi Kevin menjadi beban bagi Brian. Sejak bangun dari tidurnya, Brian terus mengecek ponselnya menunggu balasan dari sang kekasih. Nyatanya, tak ada satu pun balasan dari Kevin yang sudah hampir 24 jam mengabaikannya. Awalnya Brian tersulut emosi karena sikap acuh tak acuh Kevin kepadanya. Tapi kini, dia lebih merasa hampa. Brian menyayangkan sulitnya komunikasi mereka akan menghambat kabar yang ingin disampaikannya kepada Kevin. Jika situasinya memburuk, Brian tidak tahu kapan dia dan Kevin dapat memiliki waktu yang baik untuk berbicara dari hati ke hati.

Sebenarnya, Brian ingin mengungkapkan segalanya pada Kevin kemarin. Dia telah mengumpulkan keberanian untuk berterus terang soal perjodohannya. Tidak banyak waktu tersisa sampai hari pernikahannya. Semakin dekat waktunya, semakin besar pula kegelisahan Brian. Ia merasa bersalah kepada Kevin yang sudah 7 bulan ini dia kelabui.

"Brian, kamu suka?"

Brian yang sedang melakukan fitting baju pengantin bersama calon istrinya sama sekali tidak fokus dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Dari tadi Brian hanya duduk di bangku kosong tanpa memedulikan orang lain, termasuk calon istrinya. Mendengar calon istrinya menanyakan pendapatnya tentang gaun pengantinnya, Brian yang berkutat dengan ponselnya cuma bisa mengangguk. Dia malas mengomentari pakaian gadis itu. Lagi pula, betapa pun menariknya dia, Brian tidak akan pernah tertarik. Dia hanya mencintai satu orang di hatinya, yaitu Kevin Sandoro.

"Brian, kamu jangan main hape terus, dong!" tegur Ratna yang menyadari anak sulungnya sama sekali tidak memperhatikan calon pengantinnya.

"Ya, bagus," jawab Brian cuek.

"Clarissa, kamu cantik banget, Nak! Brian ini malu aja ngakuinnya. Ya 'kan, Brian?"

Clarissa Tan adalah calon istri Brian yang dijodohkan oleh maminya dengan anak dari sahabat mendiang papi Brian. Sejak kecil, Brian dan Clarissa sudah saling mengenal dan mereka juga memiliki hubungan dekat. Hingga akhirnya keakraban itu membuat Brian terjebak dalam perjodohan yang tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya. Brian terpaksa bertunangan dengan Clarissa pada Januari lalu karena rahasia besarnya terbongkar dari sang ibu yang mengetahui bahwa Brian memiliki hubungan khusus dengan Kevin Sandoro.

Fakta bahwa anaknya gay membuat hati Ratna terluka karena Brian adalah harapan terbesar keluarga. Ratna ingin Brian membangun keluarga normal. Sempat ada penolakan besar-besaran dari Brian mengenai ini. Namun, dikarenakan kondisi Ratna menurun di awal tahun, Brian terpaksa melaksanakan pertunangan dengan Clarissa. Kendati demikian, Brian tetap mencari celah untuk keluar dari perjodohan yang menyiksa batinnya.

Berbagai cara telah dilakukan Brian agar Clarissa mundur dari perjodohan ini. Mulai dari mengabaikan panggilan Clarissa, enggan merespons apa pun yang diucapkan oleh gadis itu, berkata kasar, hingga akhirnya Brian mengungkapkan jati dirinya kepada Clarissa bahwa ia hanya tertarik secara seksual pada pria. Sayangnya, Clarissa makin bersikeras bahwa dengan menikahinya, Brian dapat kembali ke jalan yang benar.

Bahkan, Clarissa yang mengira Ratna tidak mengetahui orientasi seksual tunangannya, mengadukan hal tersebut kepada calon ibu mertuanya. Hal inilah yang menyebabkan kesehatan Ratna menurun drastis karena takut calon besannya mengetahui sisi gelap Brian yang dia tutupi.

Puncaknya pada malam itu. Brian melihat ibunya terbaring lemah dengan ventilator terpasang di tubuhnya, menangis dan memohon padanya untuk tidak membatalkan pernikahan. Karena tak tega melihat Ellie menangis di luar kamar tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi, Brian yang tak berdaya akhirnya menyetujui permintaan Ratna. Ia terpaksa menerima nasibnya, meski itu berarti menyakiti perasaannya sendiri dan perasaan Kevin, yang ia cintai.

"You still haven't broken up with him?" bisik Clarissa saat giliran Brian masuk ke booth untuk fitting baju.

"Bukan urusan lo," jawab Brian dingin.

YOU TURN ME ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang