Jasmine menarik napas dalam-dalam setelah berlari mengelilingi kompleks apartemen sebanyak 4 kali. Berhubung matahari semakin terik dan Jasmine mulai kelelahan, gadis itu memutuskan untuk beristirahat di gazebo. Jasmine meminum air mineral yang baru saja dibelinya di minimarket sambil mengatur deru nafasnya. Belakangan ini Jasmine merasa mudah lelah, sepertinya karena dia terlalu lama bersantai dan jarang berolahraga. Apalagi, tadi malam setelah pulang dari Central Park bersama teman-temannya, Jasmine menimbang dan mendapati berat badannya bertambah 3 kilogram. Bagaimana Jasmine tidak panik? Pantas saja akhir-akhir ini dia merasa baju yang dikenakannya selalu pas-pasan.
"Jasmine!"
Sewaktu Jasmine lagi asyik me-review video Mon Cherie yang baru keluar di YouTube, Jasmine mendengar seseorang menyerukan namanya. Ia melihat dari kejauhan yang memanggil namanya barusan adalah Kevin Sandoro. Jasmine yang melihat Kevin kemudian melambaikan tangannya ke arah pria itu dan menunggu Kevin datang menghampirinya. Saat Kevin mendekat dan duduk di sampingnya, Jasmine menanyakan ke mana dia pergi pagi ini karena Kevin mengatakan tidak bisa jogging dengannya pagi ini karena ada urusan.
"Mas Kevin dari mana?" tanya Jasmine.
"Saya habis dari bengkel, ada spare parts yang harus saya ganti," jawab Kevin.
Kevin kini memusatkan pandangannya pada Jasmine yang duduk di sampingnya. Dia memperhatikan Jasmine dengan seksama dan yang dilihatnya adalah wajah lelah Jasmine dan keringat yang menetes di pelipis gadis itu.
"Kamu habis lari 20 putaran?" tanya Kevin.
Tangan Kevin kemudian berpindah ke puncak kepala Jasmine dan membelai lembut rambut gadis itu. Jasmine yang merasa pertanyaan Kevin barusan adalah sebuah olokan mengeluh karena nyatanya dia hanya 4 kali mengelilingi komplek apartemen, tapi sudah lelah seperti ini.
"Jangan ngeledek, deh!" keluh Jasmine sambil menyingkirkan tangan Kevin dari atas kepalanya.
"Kok ngeledek? Saya 'kan nanya," sahut Kevin yang bingung karena Jasmine tiba-tiba cemberut.
"Soalnya cuma 4 kali lari, tapi udah capek kaya gini. Gimana mau kurus?" gerundel gadis itu.
"Gapapa yang penting olahraga," ucap Kevin menghargai usaha Jasmine.
Jasmine menghela nafas sampai-sampai anak rambutnya yang menempel di dahi beterbangan. Kevin Sandoro yang melihat itu mengulum senyumnya. Dugaannya mengatakan Jasmine sedang berada di mode sensitif dengan bentuk fisiknya, sehingga dia tidak boleh menyinggung hal tersebut secara frontal.
"Kamu kenapa? Lagi insecure?" tanya Kevin to the point.
"Gapapa, sebel aja lihat timbangan naik. Naik 3 kilo tuh gak masuk akal banget, Mas! Masa iya langsung naik 3 kilo gara-gara makan tteokbokki?" omel Jasmine.
Kevin menggeser posisi duduknya untuk lebih merapat ke Jasmine. Ia memperhatikan wajah Jasmine dengan seksama untuk melihat apa bertambahnya 3 kilogram itu berefek ke pipi Jasmine—tapi nyatanya gadis itu masih terlihat tirus di mata. Lalu, mata Kevin memindai bagian lain tanpa sepengetahuan Jasmine. Ia melihat mulai dari lengan, perut, hingga kaki gadis itu. Namun, setelah Kevin amati semuanya terlihat biasa saja. Tersisa satu bagian yang terpikirkan di benak Kevin. Dia pernah membaca artikel bahwa penambahan berat badan seorang wanita juga mempengaruhi ukuran payudaranya. Apa jangan-jangan ....
"Ehem!"
Kevin terbatuk karena pikirannya yang sudah melenceng jauh. Sembari menghilangkan pikiran buruknya, Kevin mencuri pandang pada Jasmine yang masih gusar memikirkan berat badannya. Kevin yang tidak ingin Jasmine terlalu memikirkan hal itu lantas merangkul gadis itu dan berusaha menghiburnya supaya Jasmine lebih percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU TURN ME ON
Romance"Menurut saya, love is love. Saya ga peduli mau kamu perempuan atau laki-laki, yang terpenting sekarang I am in love with you. Apa saya salah?" Lika-liku kehidupan Jasmine di Jakarta tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jasmine yang mengira hanya a...