𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟏𝟓

2.6K 178 10
                                    

"Kevin Sandoro...."

Sepulangnya dari unit Kevin. Jasmine berbaring di kamarnya sambil meratapi apa yang terjadi tadi. Hari ini ada begitu banyak kontak fisik di antara mereka yang membuat gadis itu makin sulit mengontrol perasaannya pada Kevin. Jasmine semakin kalut dengan perasaannya pada Kevin Sandoro. Apa ini hanya kekaguman semata atau dia benar-benar memiliki perasaan lebih kepada pria yang sudah memiliki pacar itu? Jasmine tidak ingin terlibat dalam situasi di mana hatinya tak bisa menangani kemungkinan buruk. Dia bisa saja patah hati karena mencintai seseorang yang tak bisa dimiliki.

"Hm, terserahlah!" gerutu Jasmine yang bingung dengan perasaannya sendiri.

・❥・

Sama halnya dengan Jasmine, setelah sendirian di apartemennya, Kevin merenungi perbuatannya. Entah sejak kapan Jasmine terlihat menarik sebagai seorang wanita di matanya. Padahal, sebelumnya Kevin merasa biasa saja bila di dekat Jasmine. Kevin tahu ini salah karena dia punya hati yang harus dijaga. Dia dan Brian sudah memiliki komitmen yang harus dipegang erat.

"Okay, Vin! Lo cuma kepancing pikiran buruk aja, jadi jangan mikir berlebihan!" ucapnya menenangkan diri sendiri.

Drrrttt...

Sebuah panggilan telepon masuk ketika Kevin Sandoro sedang menyugesti dirinya sendiri. Kevin meraih ponselnya yang berada di atas meja dan membaca nama si penelepon. Ternyata Brian yang meneleponnya, sehingga Kevin merasa lega mengetahui pacarnya sempat menghubunginya di saat seperti ini. Lantas, Kevin mengangkat panggilan Brian. Selain menepis pikiran negatifnya tentang Jasmine, Kevin juga ingin memastikan kunjungan ke rumah sakit sore ini.

"Hai, Bri?" sapa Kevin.

"Hai! Lagi apa?"

"Hmm .. lagi mikirin kamu?"

Setelah mengatakan hal norak itu, Kevin terkekeh pelan. Lagi pula, jawaban Kevin tidak sepenuhnya salah, bukan? Dia sempat memikirkan tentang kesetiaannya pada Brian.

"Tsk, don't be corny, Vin! Anyway kamu jadi mau ke rumah sakit nanti?"

"Haha, aku serius tahu. Oh, iya, aku nanti ke rumah sakit jam 4, ya? Aku siap-siap dulu."

"Hmm ... kamu ga usah ke sini deh, Vin."

"Loh ... Why??"

Brian tiba-tiba melarangnya ke rumah sakit padahal tadi pagi dia sendiri yang menyarankan untuk datang sore ini.

"Hm, teman Mami rame banget datang ke sini. So, kamu bisa lain kali aja. Gapapa, kan?"

"Ah, I see .... Oke."

Kevin tidak bisa membantah larangan Brian barusan. Ia juga harus memikirkan kesehatan Ratna. Takutnya waktu istirahat Ratna semakin singkat dan masa pemulihannya akan lebih lama jika kedatangan banyak tamu.

"Kalo gitu hari Senin aja pulang kantor aku ke sana, kalo bisa sekalian dengan Bella. Gimana?"

"Hm, good idea. Kalo gitu udah dulu, ya, aku dipanggil suster nih. Aku nelpon mau ngabarin itu aja sebenarnya."

"Okay, bye, Bri. I love you."

"You too, Vin."

・❥・

Karena rencananya sore ini dibatalkan, Kevin punya banyak waktu luang. Biasanya ia menggunakan waktu senggangnya untuk membaca buku. Berhubung buku yang hendak dibaca ada di kamar, Kevin Sandoro meninggalkan ruang tamu untuk pindah ke kamar tidurnya. Di dalam kamar, Kevin langsung menghampiri meja kerjanya untuk mencari buku itu. Awalnya Kevin menggerakkan tangannya untuk menyentuh buku bacaannya, tetapi ketika netranya menangkap sebuah kado tergeletak di atas meja, dia bergumam. Seharusnya Kevin menyerahkan hadiah itu kepada Brian kemarin. Namun, pacarnya pulang terburu-buru sehingga Kevin tak sempat memberikan hadiah itu kepada orangnya.

YOU TURN ME ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang