𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟑

3.7K 265 22
                                    

Kevin yang telah selesai menyalin file-file yang dibutuhkannya berjalan kembali ke ruangannya. Saat Kevin berjalan menuju ruangannya, tak sengaja dia bertukar pandang dengan Jasmine yang lagi berbicara dengan Febian. Ia lantas tersenyum pada Jasmine dan gadis itu membalas dengan canggung senyuman Kevin—sebelum akhirnya mengalihkan kembali perhatian pada Febian. Lalu ketika Kevin Sandoro berjalan melewati Bella, ia memerintahkan kepada asistennya untuk memanggil semua anak magang ke ruangannya. Dia mau berkenalan dengan mereka semua.

"Bel, anak-anak suruh ke ruangan gue, gih. Gue mau kenalan!" perintah Kevin.

"Siap, Sir!"

Bella pun menuruti keinginan atasnya. Wanita berambut pendek itu bergegas memanggil keempat anak magang sedangkan Kevin Sandoro masuk ke dalam ruangannya—menanti kedatangan empat anak bimbingannya.

Sesuai yang diperintahkan oleh Kevin, Bella menghampiri para pemagang—termasuk Jasmine yang baru kembali usai berbicara dengan Febian. Tanpa basa-basi Bella menyuruh mereka berempat untuk ikut dengannya ke ruangan manajer—karena sebagai orang baru di tempat ini, mereka harus berkenalan dengan atasan mereka.

"Jasmine, Jonathan, Azura, Jian, ikut saya ke ruangan Pak Manajer sekarang!" perintah Bella.

Mereka berempat saling melirik karena tidak menyangka ini saatnya untuk melihat sosok orang yang luar biasa itu. Lain halnya dengan Jasmine, dia semakin gusar karena masih menyangkal bahwa Kevin bukanlah manajer marketing development di divisi ini.

"Mari saya antar!" ajak Bella lagi yang membuat keempat orang ini seketika berdiri dari kursi masing-masing.

Tok... Tok...

"Masuk!"

Kevin yang sedang menandatangani sesuatu sedikit berteriak ketika dia mendengar ketukan dari luar. Tak lama setelah ia mempersilakan mereka masuk, pintu pun terbuka dan masuklah Bella bersama keempat orang magang yang dinanti olehnya.

"Ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya Bella karena dia sudah melakukan tugasnya.

"Gak. Thank you, Bu Asman!" jawab Kevin yang membuat Bella kembali menutup pintu dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Kini fokus Kevin tertuju pada 3 orang wanita dan 1 orang pria yang berdiri di depannya. Kevin melihat satu persatu penampilan mereka terutama ketiga gadis yang disebut Marhen 'cantik semua'. Well, ternyata Marhen tidak bohong soal itu karena ketiganya memang cantik jelita.

Masih terpaku pada para peserta magang, Kevin Sandoro memperhatikan setiap detail penampilan mereka. Sejujurnya, Kevin juga memiliki ketertarikan pada wanita karena dia mengidentifikasi dirinya sebagai biseksual. Jadi sah-sah saja bila dia penasaran bagaimana ketiga wanita cantik—yang dibilang Marhen tadi—meskipun dia harus tahu batasannya sebab telah memiliki pacar. Kini mata Kevin mengamati mereka satu per satu, dimulai dari Azura.

Si paling mungil itu tampil semi formal dengan setelan blazer kotak-kotak yang dipadukan dengan sepatu kets sehingga terlihat lebih kasual. Poin Kevin untuk Azura adalah 8 karena gadis itu tahu cara berdandan di kantor. Kemudian setelah Azura, ada Jian yang paling menarik perhatian Kevin dari awal masuk ke ruangannya. Kevin memperhatikan setiap lekuk tubuh Jian yang mengenakan dress A-line berleher persegi berwarna hitam solid yang membuatnya terlihat anggun. Rating untuk gadis ini 10 dari 10 karena sepertinya inilah yang dibutuhkan Kevin untuk lebih mengangkat citra perusahaan mereka.

Tak luput dari pengawasannya, mata Kevin juga tertuju pada Jasmine yang—jika dibandingkan dengan Jian dan Azura—penampilannya jauh lebih sederhana. Jasmine mengenakan blus ruffle putih yang dipadukan dengan rok setinggi lutut. Penampilan khas seseorang yang baru memasuki dunia kerja, pikir Kevin. Namun, Kevin tidak mempermasalahkannya karena menurutnya. Wajah cantik Jasmine yang sesuai dengan tipe idealnya menjadi nilai plus bagi gadis itu. Tak ketinggalan peserta magang yang lain, Jonathan Matthew terlihat formal semi casual di hari pertamanya bekerja. Dengan kemeja navy, sweater, dan celana chinos, ia terlihat segar. Penampilan Jonathan mengingatkannya pada gaya favorit Brian di tempat kerja. Jauh berbeda dengan dirinya yang lebih mementingkan tampilan kantor formal untuk menunjang posisinya sebagai manajer.

YOU TURN ME ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang