𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟐𝟒

2.5K 190 31
                                    

Pada tengah malam, Kevin yang terlelap merasa ada sesuatu yang mengganjal, menyebabkan ia terbangun dari tidurnya. Saat Kevin membuka mata, ia mendapati cairan infusnya telah habis. Dilihatnya Jasmine yang tertidur di sofa ranjang. Gadis itu tidur nyenyak sehingga Kevin tak tega membangunkannya. Lantas, Kevin Sandoro berusaha sendiri menekan tombol tersedia untuk menunggu perawat yang berjaga datang ke kamarnya.

"Selamat malam, Pak Kevin."

Tak butuh waktu lama, seorang perawat mendatangi Kevin sembari membawa cairan infus untuk mengganti infus Kevin yang telah habis. Perawat itu sigap mengganti botol infus Kevin dan tak lupa meminta maaf atas keterlambatan penggantian cairan baru.

"Maaf ya, Pak," sesal perawat itu sambil melakukan pekerjaannya dengan telaten.

"Gapapa, Sus," jawab Kevin santai.

"Istrinya ketiduran ya makanya gak langsung datangin ke pos jaga?" tanya suster itu.

"Istri?"

Kevin spontan melirik Jasmine yang masih terlelap. Dugaan suster itu bahwa Jasmine adalah istrinya membuat sudut bibir Kevin terangkat.

"Iya. Istrinya, 'kan?" tanya perawat itu lagi.

Kali ini Kevin menggelengkan kepalanya sambil mengatakan kepadanya bahwa Jasmine bukanlah istrinya.

"Bukan, Sus. Cuma teman," jawab laki-laki itu yang dibalas cengiran oleh sang perawat.

"Oh, maaf. Hehe."

Kevin yang tidak mempermasalahkan itu hanya bisa tersenyum. Setelah dia melihat perawat ini selesai mengganti botol infusnya, Kevin yang membutuhkan lebih banyak bantuan berbicara kepadanya.

"Suster, boleh bantu saya naikin suhu AC-nya dan tolong selimutin teman saya?" tanya Kevin.

Dari tadi Kevin merasa tidak tega melihat Jasmine tertidur di sofa tanpa berselimut. Apalagi arah AC langsung menuju ke tubuh gadis itu. Jasmine pasti kedinginan, batin Kevin.

"Dengan senang hati, Pak. Tunggu, ya."

Suster itu membantu Kevin menaikkan angka pada remote AC di ruangan ini. Selesai dengan urusan tersebut, perawat itu mengambil selimut cadangan untuk menyelimuti Jasmine sesuai permintaan Kevin. Kevin yang hanya bisa melihat dari tempat tidurnya menghela nafas lega karena setidaknya ketidaknyamanan gadis itu tidur malam ini bisa diatasi dengan bantuan perawat ini.

"Thank you, Suster," ucap Kevin tulus.

"Sama-sama, Pak Kevin."

・❥・

"Hah? Pak Kevin masuk rumah sakit?!"

Seisi ruangan heboh ketika Bella mengumumkan bahwa Kevin di rawat di rumah sakit akibat kecelakaan. Tentunya, kecuali Jasmine yang sudah mengetahui hal ini—bahkan pagi ini masih bersama laki-laki itu setelah menemaninya semalaman.

"Iya. Kita doakan Sir bisa cepat sembuh ya," ujar Bella yang meminta doa untuk kesembuhan Kevin.

Semua pegawai pun langsung berdoa di tempat seusai kepercayaan masing-masing. Setelah proses doa selesai dipanjatkan, masing-masing pun kembali duduk di tempat dan kembali bekerja sesuai dengan porsinya masing-masing.

"Pak Kevin sih kemarin marah-marah. Karmanya instan, ya!"

"Hush!"

Saat jam istirahat, seperti biasa aktivitas para pegawai di kantor ini membicarakan orang lain di belakang mereka di sela-sela makan siang. Kali ini, Jonathan berbicara secara blak-blakan bahwa ini adalah karma instan bagi Kevin yang sempat membuat suasana kerja tegang seharian akibat kemarahannya pada Marhen saat itu.

YOU TURN ME ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang