"Welcome back, Sir!"
Seisi kantor menunjukkan kemeriahannya karena Kevin kembali ke kantor setelah dirawat di rumah sakit. Kevin baru saja melangkah masuk ke dalam ruangan disambut kedatangannya di depan pintu oleh para pegawainya antusias. Para Karyawan Kevin yang menyambutnya kembali membelikan manajer itu kue tar dengan tulisan welcome back sehingga Kevin yang ditanggapi berlebihan seperti ini oleh bawahannya tak bisa menahan tawa.
"Astaga! Kalian kenapa repot-repot segala, sih?" kekeh Kevin.
Kevin tak habis pikir para karyawannya bahkan datang 30 menit lebih awal dari biasanya hanya demi mempersiapkan sambutan ini untuknya.
"Harus dong, Sir. Kantor tanpa Pak Kevin ga asik!" celetuk Jonathan.
"Really? Bukannya kalian bisa jadi lebih bebas kalo ga ada pengawasan saya?" tanya Kevin kepada mereka.
"Eung ... ga mungkin bebas, soalnya kan ada Mbak Bella. Hehe," cengir Rachel.
Benar juga, batin Kevin. Malahan jika tidak ada dia di kantor, Bella akan semakin ganas dan sepertinya Kevin mulai mengerti kenapa mereka menyambutnya seperti ini. Tampaknya bawahannya tidak tahan bekerja di bawah tekanan Bella tanpa dia mengontrol situasi.
"Ya juga, sih," cengir Kevin.
"Tiup lilinnya dong, Sir! Ini udah meleleh," sambung Jian yang khawatir lilinnya menghilang jika kelamaan terbakar.
"Oh, ya!"
Kevin pun langsung meniup lilin yang ada. Setelah lilin padam, terdengar suara gemuruh tepuk tangan para para pegawai yang ikut gembira untuk kesembuhan Kevin. Kevin yang merasa tersentuh karena perhatian mereka semua tersenyum lalu memberikan pesan untuk membagikan kue tersebut kepada para pegawai yang ada di kantor.
"Kuenya dipotong-potong dibagiin aja ke yang lain, ya!" pesan Kevin.
"Siap, Mas!" ujar Rachel menuruti perintah manajernya.
・❥・
Kevin yang baru saja masuk ke dalam ruangannya melengung saat melihat tumpukan dokumen yang tertata rapi di mejanya. Kevin yang sebelumnya tak pernah menghela napas di pagi hari, kini sudah dibuat menyiuk karena pekerjaannya. Walaupun sekarang baru jam 7 pagi, tapi Kevin sudah berpikir kalau dia pasti akan pulang malam karena pekerjaan yang menumpuk. Kevin yang tak boleh menyia-nyiakan waktunya untuk menyelesaikan pekerjaan itu membuka pintu keluar untuk mencari seseorang yang dapat membantunya.
Bella belum datang jam segini sehingga satu-satunya orang yang terpikirkan oleh Kevin adalah Shania Jasmine. Dilihatnya Jasmine sedang memakan kue tar yang dibagikan oleh Rachel, tanpa ragu Kevin pun menyebut nama gadis itu sehingga Jasmine dan beberapa orang lain langsung menoleh ke ruang kerja Kevin.
"Jasmine, I need your help! Kalo kamu mau makan kuenya bawa aja juga gapapa," seru Kevin.
"Wait, Pak. Sebentar!" ujar Jasmine yang langsung bersiap untuk menghampiri ruangan Kevin.
Dan Kevin sendiri selagi menunggu Jasmine menghampirinya kembali masuk ke ruangan untuk memilah tugas mana yang harus dia kerjakan terlebih dahulu pagi ini.
"Permisi!"
Jasmine yang sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam masuk ke dalam ruang kerja Kevin lalu melihat manajernya sedang sibuk mengecek satu persatu file yang ada di mejanya. Gadis itu menghampiri Kevin lalu berdiri di depannya untuk menanyakan bantuan apa yang dibutuhkan Kevin darinya.
"Apa yang bisa saya bantu ya, Pak?" tanya Jasmine.
"Oh, iya, Jasmine, duduk dulu!"
Setelah diizinkan duduk oleh manajernya, Jasmine langsung duduk di kursi kosong di depan Kevin. Kemudian Kevin yang tadinya berkutat dengan map di tangannya, mengalihkan pandangannya ke depan untuk melihat lawan bicaranya dan dia juga langsung menjelaskan bantuan apa yang dia butuhkan dari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU TURN ME ON
Lãng mạn"Menurut saya, love is love. Saya ga peduli mau kamu perempuan atau laki-laki, yang terpenting sekarang I am in love with you. Apa saya salah?" Lika-liku kehidupan Jasmine di Jakarta tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jasmine yang mengira hanya a...