jika bagian-bagian sebelumnya para petinggi Bonten dirusuhi oleh (Name), bersenang-senang dan lainnya. kini penulis ingin menghadirkan bagian yang menyedihkan.
perlu di dingatkan di bagian sebelumnya Manjiro menjanjikan mengajak (Name) pergi, sekarang mereka berserta petinggi Bonten tentu nya sudah berada di tujuan.
makam.
mungkin kalain sudah menebak-nebak makam siapa saja itu.
pertama-tama Manjiro dan bawahan nya menuju makam kaluarga Keisuke, begitu melihat batu nisan yang terpampang besar disana (Name) mencoba mengingat siapa itu.
Manjiro mengamati batu nisan itu lamat-lamat, berdoa lalu raut wajah nya berubah sendu. tak lama kemudian,
"oh! om jamet!!"
semua mata kini menengok ke arah sumber suara, (Name).
apalagi Manjiro yang mengerutkan dahi nya, bertanya di dalam kepalanya siapa yang (Name) maksud.
"hei siapa yang kau maksud anak kecil?" tanya Sanzu, sebenarnya ia juga penasaran.
"itu lhoo masa papa ndda tau, om yann rambut nna panjangg!"
mereka bertatap bingung, kecuali Manjiro.
"kau mengenalnya?"
"eum.. ndda, tadi tadi ngeliat aja om nya."
semua bertatap mata, apa maksudnya? (Name) melihat Baji? yang benar saja, dia sudah perpuluh tahun terkubur di dalam tanah itu.
"kau melihat nya dimana?" Takeomi yang ikut penasaran.
"ehm... di.. dimana ya tadi.." (Name) melihat sekeliling area makam, mengingat dimana ia melihat 'Baji'.
otomatis para petinggi Bonten pun mengikuti arah pandang (Name).
"oh itu disana!" (Name) berseru menunjuk tepat di belakang Manjiro.
"lihat om jamet memeluk papa besar!" lanjut (Name) dengan rekah senyum manis khas milik nya.
Manjiro yang mendengar itu merasakan jantung nya berpacu lebih cepat dari biasanya, ada suatu rasa yang ia rasakan namun tak bia ia jelaskan. antara terkejut, seram, namun juga rindu.
tak memikirkan banyak hal, kini Manjiro beralih ke makam keluarga nya. keluarga Sano.
pertama yang dia kunjungi adalah adik nya, Emma Sano.
cukup lama Manjiro berdiri disana, menunduk dengan raut wajah mulai bersedih kembali.
"tante nya cancii, tante bilang papa besar ndda boyeh sedih sedih." sesaat sebelum Manjiro meneteskan air matanya (Name) menarik ujung baju nya.
Manjiro berusaha menahan tangis nya, tak mungkin kan ia menangis di depan para petinggi Bonten dan (Name).
kini beralih ke makam sebelahnya, Izana Kurokawa.
(Name) tidak berkata aneh-aneh lagi seperti tadi, kini ia berjalan-jalan di tepi makam yang dikelilingi tanaman dan bunga. (Name) mengambil beberapa bunga dan dedaunan, menyusunnya lalu mengikatnya dengan ranting kayu.
setelah itu (Name) berjalan-jalan di area makam dengan Takeomi yang setia memperhatikan nya.
(Name) melihat Manjiro yang telah usai berdoa di makam yang berbeda dengan tadi -Shinichiro Sano- (Name) menyamperi Manjiro dengan tersenyum ceria, memberikan buket bunga makam.
Manjiro menerima hasil pemberian (Name), memperhatikan buket bunga sederhana namun tetap cantik menurutnya.
"tadi.. ada om ganteng bilang ke aku, katanya suruh jagain papa besar."
Manjiro tersenyum simpul ke arah (Name) mengelus surai milik (Name) lalu menggiringnya masuk ke mobil dan segera pulang kembali ke mansion.
TBC
GUA NGETIK INI
PAS BAJI ULTAH...191121
Revision:
010122FairyHalcyon © Ken Wakui
KAMU SEDANG MEMBACA
KIDS ᭝ BONTEN ✓
Fanfiction⭒𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐱 𝐊𝐢𝐝 𝐅𝐞𝐦𝐚𝐥𝐞 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫⭒ gambaran ketika organisasi kriminal terbesar di Jepang mempunyai anak hasil pelacur yang mereka sewa. ❝ aku tidak akan pernah percaya kepada mu Mama. ❞ ⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘ ‣ tidak mengikuti alur manga m...