Pertarungan Terakhir Prabu Sekti Siliwangi

440 58 16
                                    

Suara besi yang saling beradu, masih terdengar di tengah-tengah pertarungan. Teriak dan jerit melengking saat nyawa-nyawa tercabut. Kini, tak banyak prajurit kerjaan Jawa Timur yang mampu bertahan. Sebagian kecil dari mereka ada yang memilih melarikan diri. Namun pasukan Penunggang Kematian yang masuk melalui gerbang Timur, tak membiarkan satu pun dari mereka lolos begitu saja.

Bahkan 13 Patih yang di miliki Prabu Sekti Siliwangi, hanya tersisa 2, itu pun sedang dalam posisi terpojok saat melawan Wingit yang 3 tingkat lebih unggul.

Melihat pertarungan ini, Prabu Sekti Siliwangi merasa muak dengan dirinya sebagai Gusti Prabu, yang tidak mampu melindungi pasukannya dengan baik.

"Jangan tunjukkan mata putus asa seperti itu. Pertarungan ini belum berakhir. Aku tahu, kau adalah Prabu yang kuat. Berikan aku hiburan sebagaimana pasukanmu menghibur pasukanku," ucap Volka berusaha mempengaruhi Prabu Sekti Siliwangi.

Prabu Sekti Siliwangi berusaha untuk tetap tenang. Ia menahan batinnya agar tidak termakan emosi berlebih.

Dalam hati, Prabu Sekti Siliwangi sempat berharap, keajaiban datang menyelamatkan kerajaan ini. Sehingga kerajaan yang sudah berkuasa lebih dari setengah abad ini. Bisa tetap bertahan dan banyak nyawa pasukkannya terselamatkan. Tapi mengharapkan keajaiban seperti itu, sama seperti berharap rembulan muncul di tengah-tengah siang.

"Apa kau akan tetap berdiri saja dan melihat satu persatu nyawa patihmu di ambil?" ucap Volka yang merasa bosan.

Prabu Sekti Siliwangi menatap Volka tajam. Keris di tangannya di genggam erat. Dan tak lama, tangan Prabu Sekti Siliwangi bercahaya putih terang bagai kilat. Kemudian cahaya terang itu perlahan merambat di keris Guntur.

Volka tersenyum melihat Prabu Sekti Siliwangi melakukan persiapan. Lalu memasang kuda-kuda agar siap menerima serangan kejutan dari Prabu Sekti Siliwangi. 

Langit yang tenang dan terang dengan sedikit awan,  perlahan menjadi gelap. Awan-awan badai berkumpul di atas kerajaan Jawa Timur. Membuat kegelapan malam menjadi kian pekat. Dan angin berdatangan dengan kencang. Membuat beberapa pendekar merasakan tekanan dari tenaga dalam Prabu Sekti Siliwangi yang menjalar luas.

Prabu Sekti Siliwangi menarik kaki kanannya sedikit ke belakang. Memasang kuda-kuda siap melesat dan menyerang. Sedetik kemudian, Prabu Sekti Siliwangi melesat, ke depan. Volka yang memang sudah siap dengan serangan Prabu Sekti Siliwangi yang cepat dan kuat. Sudah menyiapkan pedang Wesi Jati untuk menahannya. Tapi saat jarak keduanya tinggal selangkah lagi untuk saling membenturkan serangan. Tiba-tiba Prabu Sekti Siliwangi mengubah jalur serangannya. Dan sedetik kemudian petir-petir menyambar ke bawah. Menyambar pendekar-pendekar Penunggang Kematian yang tidak siaga.

"Tombak Petir!"

Serangan Prabu Sekti Siliwangi sangat cepat. Karena dirinya memakai kecepatan kilat. Dan setiap serangan yang ia lepaskan, di ikuti petir yang langsung menyambar. Sehingga pendekar tingkat menengah dan ke bawah langsung meregang nyawa. Sedangkan pendekar tingkat atas, masih bisa bertahan meski harus menerima luka bakar serius.

"Dia benar-benar menyusahkan," gumam Volka sambil melihat Prabu Sekti Siliwangi yang melesat bebas bagai petir.

Tak sampai 30 detik, Prabu Sekti Siliwangi berhasil membunuh 54 nyawa pendekar tingkat menengah sampai bawah. Dan melukai beberapa pendekar tingkat atas.

Volka yang tidak mau anggotanya menjadi mainan Prabu Sekti Siliwangi yang bergerak cepat. Langsung melesat untuk menghentikan serangan Prabu Sekti Siliwangi.

Tapi kecepatan Prabu Sekti Siliwangi yang cepat membuat Volka sulit untuk mengimbanginya.

Wingit dan Romo juga ikut membantu menghentikan Prabu Sekti Siliwangi. 

Legenda Belati Songgoh Nyowo (jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang