Siluman Laba-laba Dan 10 Wayang (bagian 2)

303 29 0
                                    

Pada menahan serangan 6 siluman dengan sedikit usaha keras. Dirinya tidak menyangka jika para siluman 300 tahun bisa dua kali lebih kuat dari terakhir mereka bertarung.
 
Brukk!
 
Satu siluman jatuh tewas dengan kepala remuk usai Pada menghantamkan Gadanya di kepala salah satu siluman.
 
Siluman Laba-laba tidak gentar meski satu pasukannya gugur.
 
“Hoi! Satu anak buahmu mati, apa kau tidak ingin berkabung?” kata Pada sambil menodongkan Gadanya.
 
“Untuk apa aku melakukan itu. Kami para siluman tidak peduli akan hal seperti itu. Mati berarti lemah,” kata siluman laba-laba santai.
 
Tidak ada siluman yang protes atau tersinggung dengan kata-kata siluman laba-laba. Karena mereka sendiri juga setuju akan hal itu.
 
“Baiklah, kalau begitu akan aku hancurkan kalian semua dengan Gadaku!”
 
Pada kembali melesat, menyerang 5 siluman yang tersisa. Serangan Pada begitu cepat dan mematikan. 5 siluman yang tersisa juga menyambut serangan Pada.
 
“Pada begitu bersemangat menyerang 5 siluman kelas teri itu. Bahkan dirinya menyerang tanpa pandang bulu. Apa dia lupa masih ada 63 siluman di belakang siluman berbokong bakpao itu?” kata Jalada sembari melipat tangannya di dada.
 
“Biarkan saja. Lebih baik siapkan dirimu, karena setelah Pada selesai, kita akan segera menggempur mereka. Kita harus memastikan tidak ada satu pun dari mereka yang lolos,: sahut Abiseka.
 
Pada mengayunkan Gadanya dengan keras ke kepala salah satu siluman yang baru saja ia hindari serangannya. Darah berwarna biru gelap langsung berhamburan ke tanah saat Gada itu menghantam. Ada darah yang menempel di permukaan Gadanya juga. Pada hanya mengayunkan Gadanya untuk membuang darah yang menempel di Gadanya.
 
3 Siluman yang tersisa bukannya takut, namun malah menjadi beringas. Pada tersenyum senang. Dirinya kembali menyerang, namun saat dirinya mulai bertukar serangan, Pada merasakan perubahan. Tenaga 3 siluman itu menjadi meningkat 2 kali lipat.
 
Abiseka dan yang lain menyadari peningkatan kekuatan 3 siluman itu. Jalada yang sedari tadi hanya mengamati, tidak tinggal diam saja. Dirinya segera membantu Pada yang hampir saja perutnya terkena pukulan. Dengan pedangnya, Jalada memotong tangan siluman yang hampir melukai perut Pada.
 
“Aakkkhhhh!!!” teriak siluman yang tangannya terpotong.
 
“Cih! Padahal sedikit lagi!” gerutu siluman Laba-laba.
 
Abiseka maju beberapa langkah.
 
“Pada, kau beristirahatlah sebentar. Pulihkan tenagamu,” kata Abiseka.
 
“Aku tidak butuh itu! Tenagaku masih banyak, aku bisa melawan 10 dari mereka!” kata Pada yang enggan menurut.
 
“Jangan membantah, ikuti saran Abiseka. Jangan gunakan nafsumu, Pada!” ujar Jalada memperingati.
 
Siluman Laba-laba melihat Abiseka dengan tatapan kesal. Dirinya sadar kemampuan Abiseka 5 tingkat lebih unggul dari Pada.
 
Siluman Laba-laba maju juga, namun dirinya maju bukan untuk menantang Abiseka. Melainkan memakan mayat bawahannya yang gugur dan juga bawahannya yang tangannya terluka.
 
Gantari, Dayatri dan Harsa langsung merasa mual saat menyaksikan pemandangan menjijikkan itu.
 
“Apa-apaan dia! Dia memakan mayat bawahannya sendiri?!” celetuk Harsa.
 
“Dia mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menambah kekuatannya,” terang Abiseka.
 
Harsa terlihat terkejut mendengar itu. Karena baru kali ini dirinya melihat siluman kanibal seperti itu.
 
“Aku kira cukup main-mainnya,” kata siluman laba-laba usai melahap potongan terakhir dari tubuh bawahannya.
 
Raut muka Abiseka jadi serius. Dirinya segera membuat kuda-kuda.
 
“Gantari? Dayitra? Lindungi kami dan berikan dukungan!” perintah Abiseka.
 
“Baik!” sahut Gantari dan Dayatri.
 
Jalada, Harsa dan yang lain bersiap di posisi. Senjata andalan mereka juga mereka siapkan.
 
“Jangan lengah mereka bukan sembarang siluman!”
 
Siluman laba-laba tampak senang melihat para Wayang yang siap bertempur dengan kekuatan penuh. Dirinya tidak sabar untuk memakan tubuh para Wayang.
 
“Bunuh para Wayang dan berikan tubuh mereka padaku!!!” seru Siluman laba-laba.
 
Suara raungan langsung menggema dari para siluman sebagai bentuk jawaban iya pada seruan Siluman laba-laba tadi.
 
Suara raungan itu terdengar cukup keras. Membuat para burung di sekitar mereka jadi terbang ketakutan meninggalkan sarang mereka. Tak hanya itu  para Wayang juga menjadi cemas dengan raungan yang menggema hebat itu. Karena suara sekeras itu bisa di dengar oleh penduduk desa terdekat.
 
“Habisi mereka secepat yang kalian bisa!” perintah Abiseka.
 
“Baik!” sahut para Wayang dengan suara tegas.
 
Semua siluman yang tersisa langsung bergerak menyerang secara bersamaan. Abiseka yang berdiri di depan tidak tinggal diam. Dirinya segera mengeluarkan cakram api dari telapak tangannya dan ia lempar ke arah siluman yang mulai menyerang.
 
Serangan Abiseka yang cepat dan mematikan tidak mampu dihindari dan di tahan oleh para siluman. Satu serangan yang mematikan itu berhasil membelah 4 tubuh siluman menjadi 2 bagian.
 
Siluman laba-laba yang ada di belakang segera mengambil jasad siluman yang sekarat untuk dirinya makan. Para Wayang yang melihat sekilas, masih sulit menahan mual di perut mereka.
 
Jalada juga menunjukkan kemampuannya dengan sebilah pedang. Dirinya menerjang dan menebas tangan-tangan siluman. Gerakannya yang cepat membuat para siluman yang berhadapan dengannya sulit menghindar.
 
“Mereka lebih mudah di atasi ternyata!” teriak Harsa yang sudah membunuh 2 siluman hanya dengan 3 gerakan.
 
“Meski begitu kalian jangan lengah! Bisa saja ini hanya sebuah pengalihan!” seru Abiseka.
 
Seiring waktu berlalu dan jurus-jurus di keluarkan. Sudah ada 20 siluman yang tumbang. Namun jasad mereka juga langsung di makan oleh siluman laba-laba.
 
Abiseka yang mengira itu pemandangan biasa jadi curiga terhadap apa yang siluman laba-laba itu lakukan. Hingga akhirnya sebuah suara wanita memberitahukan sesuatu dari atas pohon.
 
“Dia sedang menyerap energi kalian melalui siluman-siluman yang kalian bunuh! Dan dia sedang membentuk kembali siluman boneka yang lebih kuat dari siluman sebelumnya!”
 
Para Wayang dan siluman laba-laba sedikit terkejut dengan suara itu.
 
Siluman Laba-laba menggerutu saat rahasia kekuatannya terbongkar. Sedangkan Abiseka, dirinya langsung mengamati sekitar. Dan pandangannya berhenti di arah belakang siluman laba-laba. Yang di mana di sana sudah ada setidaknya 17 kepompong berukuran besar. Entah sejak kapan kepompong itu ada di sana, tapi yang pasti perasaan Abiseka jadi buruk saat melihat kepompong-kepompong itu.
 
Yena turun dari atas pohon dan mendarat tak jauh dari Gantari dan Dayatri yang sedang sibuk mengalirkan energi alam kepada para Wayang yang sedang bertarung.
 
Gantari dan Dayatri sama-sama terkejut, namun mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Karena fokus mereka harus tertuju kepada para Wayang yang masih bertarung.
 
“Bertarung dengan menggunakan energi alam. Kalian para makhluk langit memang hebat. Padahal di daratan ini bukan tempat bagi kalian. Tapi kalian bisa memanfaatkan energi alam di sekitar kalian. Tapi karena ilmu kalian ini, banyak tanaman dan rumput yang menjadi layu dan mati karena energi kehidupan mereka kalian serap,” kata Yena sambil melihat sekitar.
 
Gantari dan Dayatri tentu merasa bersalah akan hal itu. Namun bagi mereka, ini adalah hal yang tidak bisa dihindari. Karena mereka harus membunuh siluman yang ada tanpa resiko. Jadi mereka terpaksa menghalalkan segala cara untuk membunuh siluman-siluman itu. Meskipun harus mengorbankan apa yang ada di sekitar mereka.
 
“Kami berusaha untuk melindungi manusia dari kejahatan para siluman! Jadi kami terpaksa melakukan hal ini!” ucap Gantari.
 
“Iya, untuk mendapatkan kedamaian, memang harus ada pengorbanan!” imbuh Dayatri.
 
Yena mendengus.
 
“Itulah mengapa aku membenci makhluk langit seperti kalian! Pemikiran kalian tetap saja tidak berubah. Tetap bodoh dan egois!” ucap Yena lalu acuh dan memilih duduk sambil menonton dari bawah pohon yang ada di belakang.
 

Hai readers.... aku kembali... pasti pada kesel ya gara-gara lama banget enggak update. Sama, aku juga kesel sama diriku sendiri. Dan karena sering lama enggak update dan buat kalian kesal. Kali ini aku mau buat kalian bahagia dengan bagi-bagi hadiah....

Hadiah ini di tujukan untuk 3 orang saja ya... dan cara untuk mendapatkannya kalian harus follow akun FB author Pena Langit. Lalu screenshoot halaman ini...

Jika sudah, silakan bagikan gambar ini di beranda FB kalian dengan menyertakan hastag #Legenda_Belati_Songgoh_Nyowo

Jangan lupa juga untuk menyebutkan salah satu tokoh di dalam cerita Legenda Belati Songgoh Nyowo yang kalian sukai. Sertakan juga alasan kalian kenapa kalian suka ya....

Give away ini akan diakan hingga akhir bulan. Dan akan di umumkan siapa pemenangnya pada tanggal 3 Februari.

Pemenang give away akan di pilih menurut alasan kalian yang menarik dan jumlah like yang kalian dapatkan.

Sekian dari author dan terima kasih.

(Hadiahnya rahasia ya... biar greget!!)

😆😆😆

Legenda Belati Songgoh Nyowo (jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang