Siluman Laba-laba Dan 10 Wayang (bagian 1)

314 31 7
                                    

Seorang pria berjalan menelusuri hilir sungai seorang diri. Di bahunya ada sebuah pacul tua yang ia sanggah. Pria itu berjalan normal seperti biasa. Langkahnya cepat karena dirinya di kejar waktu. Langit sebentar lagi gelap, dan dia harus segera kembali ke desa usai mencari jamur untuk makan malam istri dan anaknya.

“Aku tidak menduga harus masuk ke dalam hutan lebih dalam untuk mendapatkan jamur ini. Padahal biasanya di pinggiran hutan, jamur ini sudah bisa ditemui. Apa lagi banyak orang yang mencarinya ya?” gumam pria itu.

Beberapa meter sebelum sampai di desa, pria itu mendengar suara rintihan seorang wanita yang terdengar samar-samar.

Pria itu langsung menghentikan langkahnya. Pandangannya mengedar melihat sekitar. Telinganya yang masih cukup tajam ia gunakan untuk mendengar suara rintihan yang samar-samar itu lagi.

“Tolong.... siapa saja tolong aku.... aku terjebak....”

Suara itu terdengar lebih jelas dari sebelumnya.

Pria itu menoleh ke asal suara yang kemungkinan berasal dari arah kirinya. Hati pria itu menjadi cemas.  Melihat langit di atas sana, kira-kira 20 menit lagi langit akan benar-benar berubah menjadi gelap. Dan berada di luar desa seorang diri disaat gelap tentu bukan hal yang baik. Karena banyak hewan malam yang akan berkeliaran mencari mangsa.

Namun mendengar suara meminta tolong itu, membuat hatinya sebagai manusia tidak tega jika harus meninggalkannya dan berpura-pura tidak tahu. Jika sampai ada sesuatu yang buruk menimpa pemilik suara itu, tentu dirinya tidak akan bisa hidup tenang. Terlebih dirinya sering melewati jalur ini. Tentu itu akan menjadi momok tersendiri baginya.

“Ahk! Ada-ada saja! Semoga saja bukan hantu!” keluh pria itu namun kakinya mulai melangkah menghampiri arah suara.

Di atas, di dahan-dahan pepohonan yang rindang, beberapa pasang mata mengawasi pria itu. Ada 10 orang yang bersembunyi di balik rimbunnya dahan pohon sambil menyembunyikan hawa keberadaan mereka.

Salah satu dari kelompok itu memberi perintah pada 4 orang lainnya untuk bergerak menuju posisi. 4 orang yang diperintah itu lalu bergerak sesuai arahan. Gerakan mereka melompat dari satu dahan ke dahan lain terlihat begitu gesit. Namun tidak menimbulkan suara apa pun. Bahkan dahan yang mereka pijak tidak terguncang saat kaki mereka menekan dahan-dahan itu untuk melompat.

“Halo? Kamu di mana?” teriak pria pembawa pacul. Dirinya mencoba memanggil agar memudahkan baginya menemukan posisi wanita yang berteriak meminta tolong itu.

“Di sini... aku di sini... tolong aku... aku terjebak....” sahut wanita itu dari tempat yang belum diketahui.

Mendengar suara wanita itu semakin jelas, pria itu yakin kalau dirinya sudah semakin dekat. Dan benar saja, selang beberapa meter berjalan, dirinya melihat wanita yang sedang terjebak di lumpur hisap.

Melihat wanita itu terjebak di lumpur hisap, pria itu bergegas menghampiri.

“Bagaimana kamu bisa terjebak di lumpur hisap ini?!” tanya pria itu panik.

“Entahlah. Tadi aku sedang mencari jamur. Tapi tiba-tiba saat aku berjalan kembali, aku terjebak di lumpur hisap ini!”

Legenda Belati Songgoh Nyowo (jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang