Note:typo tandai
"Stop untuk terus menatapku." jengah Delon, saat melihat anak dari teman Papa nya terus saja menatapnya penuh minat, membuatnya tentu risih!
Ohoo tentu, Delon akan mengikuti perintah Bapak Sanjaya Terhormat. Yaa, jika tidak ingin hal yang tidak ia inginkan terjadi, terlalu memaksakan memang.
Okay back to the dialog, gadis itu tersenyum kalem "Hum, aku tertarik pada mu," ungkapnya, berjalan mendekat dan berdiri tepat di depan Delon
Delon memutar bola matanya malas, gadisnya lebih menarik "Pergi, atau gua yang pergi" hardik Delon, kesal tentu saja, jangan ditanya!
Gadis itu mengaguk "Kenalan dulu dong, siapa namamu?" ia mengulur kan tangannya, berniat berjabat tangan, berkenalan.
"Aku Yesa Maximilian, panggil aku Yesa." lanjutnya
Berdecih yang Delon lakukan "Gua dapet untung apa, kalo gua tau nama lo?"
Yesa tersenyum manis melihat itu "Kamu bisa kenal sama orang cantik kaya aku," jawabnya mengpede, namun memang betul adanya Yesa ini cantik.
Delon hanya mengeleng heran "Orang yang cantik tidak akan mengakui bahwa dirinya cantik." setelahnya, Delon melengang pergi meninggalkan Yesa yang bedecak kesal.
"Lagian juga gue beneran cantik." gerutunya, lalu ikut berjalan pergi
Delon berjalan, lihat-lihat sekeliling, tidak ada yang ia kenali di sini. Mungkin, karena sendari tadi yang ia liat hanya para orang dewasa berjas rapi, sedangkan remaja seumurannya justru kebanyakan perempuan.
Ingin saja Delon pergi pulang, dan tidur di rumah, namun jika itu Delon mau semua yang ia kesalin terjadi, sungguh menyiksa!
Terlalu fokus menatap sekeliling sampai ia tak fokus, merasakan sesuatu yang basah mengenai lengannya, hum
Delon menatap lengannya yang basah akibat tumpahan minuman, bergantian dengan menatap orang yang tentu Delon tak tau sengaja atau tidak menabraknya.
"Im so sorry" ucapnya, mulutnya berucap meminta maaf namun wajahnya tetap angkuh, dan seperti tidak ada rasa bersalahnya, atau bahkan dia tidak berniat untuk meminta maaf?
Namun, bukan itu yang menjadi salah fokusnya Delon, bukan.
Delon mengamati perempuan tersebut"Lo?" tunjuk Delon pada perempuan di depannya
Raut bingung tercetak jelas di wajah sang perempuan "Lo ngapain di sini?" tanya Delon, ah..Delon menyesal bertanya seperti itu.
"Kenal dengan ku?" kini sang perempuan bertanya balik
Delon memutar bola matanya malas, ini sama saja ia membuang buang waktu "Dah lah" Delon melengang pergi, namun cekalan di tanganya membuat ia berbalik
"Di mana sekaloh mu?" tanyanya
Delon berdecak, untuk apa ia bertanya jika ia sendiri satu sekolah dengan Delon, meresahkan!
"Bukan kah lo sendiri juga sama," delon melepaskan cekalanya
"Ah..tidak, aku hanya memastikan." jawab perempuan itu, Delon memperhatikan sosok di depanya, tampak angkuh dan sombong, berbeda dengan yang di sekolah.
"Lalu?" ia kembali bertanya
"Apanya?" kini Delon justru bingung, ia ngebug
"Nama sekolah mu?"
haish, apa-apaan ini!? Buang waktu, dengan itu Delon menjawab "SMA Nusantara"
Saat melihat orang di depanya mengangguk baru Delon melengang pergi, berniat mencari sang Papa dan akan mengajaknya pulang, ia sudah malas berada di sini.
***
"Total semua 25 ribu, Neng," Olla memberikan uang berwarna hijau dan juga unggu
"Tunggu kembalianya ya, Neng." Olla hanya menganguk samar, melihat keadaan sekitar, ramai pemuda-pemudi mengunjungi warung ini, dari beberapa mereka, banyak yang seumuran dengannya
"Denger-denger perusahaan yang berkerja di bidang Transportasi mau bangkrut" samar Olla bisa mendengar pembicaraan mereka
"Woho, iya kah? bukanya itu mustahil," seorang cewe menyahut
"Hum, yang ku dengar seperti itu."
"Tapi ku tak percaya lah, mana mungkin mereka bangkrut, secara setiap tahunnya Transportasi akan berjalan"
"Haha, biarkan lah saja dia, dia hanya mendengar rumornya,"
"Ini neng" Olla menoleh, dan menerima uang berwarna kuning
"Makasi, Bu," Olla melengang pergi sambil menenteng kantung keresek hasil yang ia beli tadi, tentu isinya makanan
Sampai di rumah, ia langsung mengambil piring dan juga sendok, tadi sebenarnya ia malas keluar rumah, namun perutnya tidak berpihak dengan magernya.
Selesai makan, rencananya Olla akan mengecek beberapa tugasnya, rumahnya ini selalu rapi, setiap pagi selalu Olla bersihkan, jadi itu akan membuat Olla nyaman
Olla tipe anak yang benci dengan hal kotor, jorok dan lain sebagainya, apalagi ia seorang perempuan, masi gadis pula.
Yakali, kamar anak perawan seperti kapal pecah!Setelah mencuci piring, Olla berjalan ke arah meja belajarnya, mengambil beberapa buku catatan, dan juga laptopnya
Begini-gini Olla tidak bodoh banget, selama ia suka dan tertarik maka akan ia coba dan cari tahu lebih dalam, karna nyatanya orang pintar akan terasa lebih bawah jika dibandingkan dengan orang yang tahu. Jadi prinsip Olla ya berusaha ingin tahu, bukan salah.
Ingin tahu dalam hal yang penting, bukan ingin tahu soal masalah atau bahkan urusan orang lain, yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya, itu namanya bukan ingin tahu dalam pengetahuan, tapi ingin tahu dan dijadikan bahan ghibah, lebih tepatnya kepo dengan urusan orang lain, cih.
"Beberapa dari orang akan menganggap ini masalah besar, sebenarnya ini tidak, hanya saja orang-orang yang tidak tau apa-apa melebih-lebihkan." monolog Olla saat melihat layar laptop nya dan memperlihatkan data, yang mungkin akan sulit dipahamin, namun tidak bagi Olla
Suara ponsel berdering membuat fokus Olla teralihkan, terpampang pada layar ponsel, nomor tidak di kenal, hum malas.
Bagi Olla meladeni orang yang tidak dikenal adalah membuang buang waktu, apalagi ini juga sudah malam, jam menujukan pukul 9 malam, bukan malam banget, memang
Namun, kenapa tidak besok saja? jika berniat iseng, itu tidak akan berkali-kali seperti ini, dan itu membuat Olla tambah kesal
Dengan wajah yang tidak bersahabat Olla mengambil ponselnya dengan kasar, saat sambungan telepon tersambung Olla diam, ia tidak mau berbicara duluan hanya untuk bertanya-
Siapa? Ada apa?
Tidak. Ia tidak akan melakukan hal yang tidak penting
"Dimana dirimu?"
****
hahayy, upp jugaa akhirnyaa, lupa up ini, tadi di ingetin di gc, astaga, berdosahh
btww
krisar sabii nii
lufyuu
thank uu
💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen?
Teen Fiction[sebelumnya follow dulu] komen and vote ____________________________ Berubah drastis? Itu lah yang dialaminya, dengan menindas orang hobi baru baginya. Menyenangkan itu yang dia rasakan, rasa puas dia dapatkan. Tidak adanya keadilan yang ia dapatka...