🌠olla⚡

16 2 0
                                    

note: typo tandain

-thank you
19.54

Setelah membaca pesan itu, El membalasnya dengan, "Welcome" ia meninggalkan room chat dan masuk ke room status Whatsapp.

Dapat ia lihat, banyak sekali teman-temannya membuat story, itu sangat jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan oleh El.

Karna apa? karna El bukan tipe cewek yang apa-apa harus dipost, bahkan postingan Instagram-nya aja hanya ada satu postingan foto pemandangan, foto yang ia posting sudah ia arsipkan, jadi saat fotonya hilang, ia dengan mudah ss foto tersebut, dan juga tanpa banyak orang yang melihat foto-fotonya, dan jadi sampai tidak ada yang lihat..

yahh gitu, deh.

Puas berselancar dengan banyaknya story, ia keluar aplikasi, dan mematikan ponselnya.
Merebahkan tubuh lelahnya pada kasur, hari-hari ia lewati dengan banyak kegiatan, dari; sekolah, belajar, bahkan sampai membully.

Hah...capek juga lama-lama jadi El.

Yang ia butuhkan saat ini hanya kalimat permohonan dan tunduk padanya dari Olla.
Tapi, kenapa susah sekali!? Olla keras kepala sekali, jika saja Olla mau mengeluarkan kalimat tersebut, semua juga selesai.

"Tuhan...maafin aku, ya," El menghela nafas kasar, bahkan ia sampai rela mengacak-acak rambut halusnya

"Aku egois banget."

***

Mungkin jika ada yang melihat dirinya saat ini, maka orang akan berfikir jika dia banyak hutang.

Bagaimana tidak? Olla dari tadi mondar-mandir seakan-akan di luar rumahnya sedang dikepung oleh depkoleptor, arkhhh Olla ingin berenang dengan duit saja rasanya saking kesalnya.

"Tuhan...maafin aku, ya," Olla meraup wajahnya kesal, lalu dengan perasaan dan kaki yang pegal, ia langsung duduk pada sofa kesayangannya

Ponselnya berbunyi, membuat atensi Olla yang semula berada pada kedua kakinya, kini beralih menatap meja di sampingnya.

Nomor tidak dikenal lagi?

Namun, nomor ini berbeda dengan yang kemarin. Jika memang orang yang sama mengapa tidak telefon pakai nomor yang kemarin? nomor kemarin tidak Olla blokir, sengaja.

Ia tak mau menghafalkan nomor saja yang selalu menghubunginya, jika orangnya sama! Jadi intinya, alasan Olla tidak memblokir karna ia yakin, nomor itu akan menghubunginya lagi

Ini yang dimaksud merepotkan, jika ia memblokir nomor itu, dan sang pemilik ingin menghubunginya lagi, dia akan memakai nomor lain, dan itu membonggakan karna harus mengenali lagi sosok siapa yang sedang menghubunginya.

Olla ragu, ingin menjawab atau tidak, kepalang penasaran ia memencet tombol hijau.

"Lama amat angkat telfon aja!"

Olla terdiam, suara cowok? dan ia seperti mengenali suara tersebut, sesaat berfikir ia baru tersadar itu Raven Bramastia Ardelon!

Saat sudah sadar akan berfikir, Olla berdehem "Ada apa?" Olla bertanya-tanya dapat dari mana cowok itu nomornya, dan ia juga tidak menjawab mengapa ia mengangkat telfon lama, tidak penting juga.

Suara gemuruh terdengar dari sebrang, Olla tebak pasti cowok itu berada di luar "Gue mau kasih tau aja, untuk jawab penawaran gue gak usah terburu-buru,"

Ah..Olla teringat penawaran itu, ia sampai melupakannya karna terlalu fokus sama topik lain.

Olla mengangguk samar walau cowok di sebrang sana tidak mengetahuinya "Iya"

Olla juga dapat mendengar, ribut-ribut dari sebrang telefon, mungkin di sana sedang ramai

"Okay, jangan lupa save no gue."

Setelah mengatakan kalimat tersebut, sambungan telefon terputus, gadis itu menghela nafas mikir lagi, deh.




Ngeluh aja terus!

Seakan tersadar akan hal ngeluh, Olla langsung berdiri tegak, ia mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan pada meja

Menghubungi nomor yang sama, beberapa detik telefon belom diangkat, balas dendam apa gimana, sih!?

"Hey, apa?"

Hah, sepertinya memang benar, pemuda tersebut balas dendam dengan mengangkat telefon lama
"Gue terima penawarannya."

Hening, masing-masing terdiam, bahkan suara gemuruh yang tadi terdengar dalam sambungan telefon pertama, sekarang justru sepi

"Serius? gak terlalu cepat memang? santai aja, gue kasih waktu lo lama, kok"

"Atau bahkan gak ada jangka waktu, jadi santai aja,"

Olla berdecak, kalau tidak dikasih jangka waktu, kenapa pemuda tersebut menghubunginya dan mengingatkan topik yang sudah ia lupakan, andai saja dia tidak telefon, mungkin Olla sudah lupa, mungkin!

"Kalo lama-lama gue ditindas mulu, kalo elo yang ditindas gue, sih gak masalah,"

"Yee, songgong lo, gue di sini perannya bantuin lo, ya"

Kalimatnya memang begitu, namun nada dalam pengucapan juga biasa saja, jadi anak ini tidak ngegasan.

"Iya-iya, jadi intinya gue terima penawaran lo, tapi lo juga harus jamin gue gak akan ditindas lagi!"

"Kalau soal itu udah pasti, tujuannya, 'kan, memang itu."

Olla mengangguk singkat, ia sedikit malu saat sebuah pikiran terlintas pada otaknya; meminta perlindungan!

Tapi, harus gimana lagi? Olla juga sudah berusaha dengan berbagai cara, tetap saja ia tak akan bisa, karna saat uang berbicara, hukum pun buta akan keadilan.

Walaupun begitu, Olla tak akan melupakan kata "Thank you, ya."

"Okay, welcome"

Sambungan kembali terputus, Olla juga tak lupa menyimpan nomor pemuda tersebut, hah semoga sesuai rencana.

Beranjak menuju ke kasurnya, merebahkan tubuh lelah itu, menghela nafas terus Olla lakukan sampai-sampai ia berkata

"Why can?"

***

Yeyyy, uppp, kangen sama Olla ama Delon jugaaa, anjayyyy

welcome krisar, yaaaaaa
💙💙

Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang