note: typo tandain
Kepala Olla rasanya mau pecah saja, huh! Ia memikirkan kejadian pagi tadi. Kenapa di antara keduanya bisa seperti itu? Kenapa El mengucapkan kata-kata membingungkan?
"ASU!"
Umpat Olla tanpa sadar, lagi pula keadaan sepi, tidak masalah. Kenapa ia harus dibuat berpikir? Kenapa gak mereka saja? Kalau dianggap Olla ini korban (?) Tapi, kenapa juga harus dia yang berpikir?
Tenggelam akan pikiran, tiba-tiba ia merasakan ada sesosok orang duduk di depannya, siapa lagi kalau bukan Delon.
"Cantik gak boleh murung," Delon datang dengan senyum gaje seperti biasa.
Olla hanya diam, meneliti setiap gerak-gerik yang pemuda itu keluarkan. Sedangkan yang sedang ditatap, entah tidak peka atau memang pura-pura tidak peka, Olla tak tau, yang Olla dapat dari pengamatan sikap Delon berubah drastis (?)
"Gue nyerah!" Delon menaikan sebelah alisnya saat mendengar penuturan ambigu Olla
"Gue mau jawabanya secara instan, gue gak mau dikasih perjanjian macam ASU ini." jelas Olla dengan menekan kata hewan dengan bahasa kasar tersebut.
Delon refleks memasang wajah sekaan mengatakan "PEDE!"
"Delon!" Olla geram sekali dengan makhluk di depannya ini, pengen dia tempeleng
Wajah Delon yang awalnya senyum gaje kini berubah serius, "Erm...Gue baru sadar 1 hal," ia menggantungkan ucapannya seakan berpikir dahulu sebelum melanjutkan kalimat
Olla sendiri diam mendengarkan.
"Lo manggil gue dengan nama Delon. Kebanyakan orang manggil gue dengan sebutan Raven, atau jangan-jangan lo...
"Gue manggil Delon karna nama belakang lo itu." potong Olla malas
Matanya memincing menatap gadis di depannya curiga "Lo tau nama lengkap gue, dong," Olla menanggapinya dengan mengangguk saja
"Siapa?"
"Raven Delon ASU!"
***
"Delon kemana emang?" tanya Grady, sambil mencomot bakwan di atas piring
"Tadi pamit ada urusan," jawab Regan singkat. Memang, tadi saat mereka sudah duduk siap di bangku kantin, Grady memesan makanan, tiba-tiba Delon pamit katanya ada urusan, mereka yang tukang iya, iya aja, ya, udah.
"Urusan?"
"Gak tau njir, nanti tanya aja kalo orangnya udah balik," Regan menatap Grady kesal
"Iye, iye."
"Kalo kayak gini, gue rasa lo berdua belom denger sama gosip yang beredar," ucap Alka tiba-tiba, sedangkan Grady tersedak, raja gosip macam apa dia ini, sampai-sampai tertinggal gosip yang dimaksud temannya, dan bahkan dia tidak tau, parah!
"Sabar Ray," Regan menepuk pelan pundak Grady
"Emang gosip apaan?" tanya Regan di sela-sela menepuk pundak Grady, yang Grady-nya sendiri sibuk minum es teh.
"Delon pacaran sama target bully-an."
Uhuk
Grady yang asik minum es teh kembali tersedak, apa-apaan ini? Nasib sial memang!
"Ampun, deh, Ray pelan-pelan napa?" Regan beralih menepuk punggung Grady yang kini orangnya sedang tertekan, mata Grady berkaca-kaca dengan wajah memerah.
Alka terkekeh melihat itu, temannya ini memang baperan, bisa-bisanya tersedak cuma karna ucapan sepele, "Masa gitu doang kaget, sih?" Regan bertanya
Grady menatap malas Regan "Emang lo gak kaget?" kini ia bertanya balik
Regan yang asik memasang wajah meledek menjadi berubah "Iya juga, ya. Eh, ANJING! BENERAN PACARAN?!" tanyanya tak santai
Alka menutup telinganya, menatap malas pada manusia tukang teriak di depannya ini, kenapa gak bisa santai, sih? Sedangkan Grady yang sudah siap-siap tak akan makan dan minum, ia tak akan tersedak lagi, jadi aman.
"Heh, gue tanya serius!" ulang Regan ngegas, tanpa melihat raut wajah malas Alka
Alka yang memang gedeg dengan Regan hanya menganggukkan kepala.
"Kok bisa?!" masih saja ngegas
"Tanya aja nanti sama Delon kalo udah bal-nah, itu orangnya,"
Delon berjalan santai ke arah meja teman-temannya, banyak tatapan menuju ke arahnya, namun ia hiraukan. Lagian ia tau apa yang sedang mereka pikirkan.
Baru saja mendudukan pantas seksinya, ia sudah diserbu dengan pertanyaan yang sudah ia tebak sebelumnya
"Lo beneran pacaran sama target bully?"
"Kok bisa?"
"Gosip itu bener gak?"
Dua pertanyaan dilayangkan oleh Regan, dan satu oleh Grady. Memang mereka ini cocok jadi admin gosip!
Delon mencomot bakwan lalu melahapnya terlebih dahulu, teman-temannya dengan sabar menunggu ia menelan bakwan tersebut
"Sengaja banget ngunyah bakwannya lama," sindir Grady
"Jadi cowok gak boleh nyinyir." sahut Delon setelah menelan habis bakwan tersebut
"Yang lo lakuin barusan apaan?!"
Plak
Dengan sigap, Regan mengeplak tangan Delon yang ingin mencomot bakwan kembali "Gak usah mancing emosi, mas. Cepet jelasin!"
Delon bergidik ngeri saat Regan memanggilnya dengan sebutan "Mas"
"Ray aja sabar, kok lo enggak?" Delon menatap Regan usil
Merasa namanya disebut Grady yang tadinya menata siap duduknya agar bisa mendengar penjelasan dengan nyaman kini mendongak "Sabar your eyes!"
Delon tertawa meledek "Kelihatan banget lo ngulur waktu biar cepet bel," ujar Alka menatap malas ke arah Grady yang dari tadi tak bisa diam. Namun ucapan itu tidak bertujuan untuknya
"Maksud lo?" Delon menoleh, Alka berada di sampingnya
Alka tersenyum sinis "Biar gak jelasin sekarang. Karna nyatanya lo gak punya sama sekali penjelasan yang logis."
"Gak gitu, Ka, bisa aja Delon pacaran sama terget bully karna dia suka, yakan?" Regan menengahi, sambil meminta pendapat Grady
Grady mengangguk.
"Cih, suka? Lo egois, Delon."
Setelah mengatakan itu, Alka beranjak pergi, dan tak lupa mencomot bakwan yang masih satu di atas piring. Itu bakwan jatahnya.
***
Ngokeh, up lagii, kijshsuwjajaha
Alka gimana, ya? Andai aja bakwannya tadi jadi dicomot sama Delon, pasti dia sekrng di jalan g lagi makan bakwan.
Sedikit info, kalo konflik cerita ini udah aku susun, poin-poin sudah aku tulis, semuanya. Tinggal membenahi dan updet, ygy.
Makanya itu, kali-kali ini aku cepet updet, ygd
btw, ada yg tau sherlock holmes? yang versi anime. Nah, itu pacarku, fiks!
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen?
Teen Fiction[sebelumnya follow dulu] komen and vote ____________________________ Berubah drastis? Itu lah yang dialaminya, dengan menindas orang hobi baru baginya. Menyenangkan itu yang dia rasakan, rasa puas dia dapatkan. Tidak adanya keadilan yang ia dapatka...