note: typo tandain
Setelah acara perdebatan kecil tadi, Olla dan Delon berjalan berselisih. Olla berada di depan, berjalan dengan cepat sedangkan Delon terus bersuara dan berusaha meraih tanggan Olla
"Hey, berhenti dulu, lah" Delon berhenti karna Olla juga berhenti, tepat pada sisi mobilnya
Olla sendiri memasang wajah malas "Gue mau pulang,"
Delon mengeleng "Gak! enak aja, kita keliling dulu, lah." Olla melotot tajam
Delon menghela nafas "Iya, iya okay ayok!"
Mereka berdua memasuki mobil, Delon duduk di bangku pengemudi "Ayok cepet jalan!" Ngegas amat, neng.
Delon mengangguk saja "Jangan galak sayang," Olla langsung menoleh ke arah pemuda di sampingnya
"Apa? Ada yang salah?" Delon mematap Olla sekilas lalu kembali fokus pada jalan
"Salah!"
"Manggil pacar sendiri 'sayang' masa gak boleh?"
"Delon, perlu gue tekanin ya, sekali aja buat lo. Kalau kita pacaran itu karna perjanjian, bukan hal lain, ngerti?"
Delon menggeleng "Gue gak manfaatin lo,"
Olla berdecak kesal "Lo baru coba"
Memperlambat laju mobilnya, dan berhenti tepat di pinggir jalan yang sepi, Olla sendiri merasa waspada "Jangan macem-macem, lo"
Pemuda itu menatap Olla dalam, ia mencoba meraih tangan Olla agar bisa ia gengam, namun gadis itu selalu menepisnya
"Olla." Olla seakan terhipnotis saat mendengar suara Delon merendah dan sangat tajam
Delon mengelus pelan punggung tangan gadis itu "Aku gak ada manfaatin kamu sedikit pun, kenapa kamu mikir gitu?"
Olla sendiri blank kenapa jadi gini, sih!?
Punggung tangannya yang merasa tertarik baru ia sadar, dengan reflek yang bagus Olla langsung menarik kasar tanggannya yang mau dikecup oleh Delon sialan.
"Gak!"
Olla berujar ketus, dia berhadap ke depan dengan sempurna, mengabaikan Delon yang terus menatapnya dengan tatapan aneh
"Gue pengen tau apa yang ada di pikiran lo,"
Delon berkata tiba-tiba, ia juga menghadap ke depan tanpa ada niatan melajukan mobil kembali
"Lo gak ada berhak!"
"Tapi gue pac-
"Okay, gue batalin perjanjian gila ini! jadi lo gak ada hak ngatur atau bahkan ikut campur urusan gue." Ujar Olla final, kesal dia tuh
Delon sendiri merasa marah, rahangnya tampak mengeras "Gak bisa!"
"Bisa."
"Gak bisa!"
"Bisa."
"GUE BILANG GAK BISA YA GAK BISA! NGERTI LO!"
Olla terkejut saat suara Delon meninggi, ia sampai merapatkan tubuhnya pada jendela saat melihat Delon sedang mengatur emosi
Delon menatap Olla tajam, Olla yang ditatap seperti itu menciut, seberaninya dia, Olla akan tetap takut berhadapan dengan cowok yang sedang emosi, apalagi ini sedang di dalam mobil, dan di tempat yang sepi. Kacau!
Pemuda itu tampak mendekat, Olla berusaha mundur walau tak bisa, "Gue mau pulang" Olla berujar lirih, Delon dapat mendengar dengan jelas lirihan itu
"Gue anter lo pulang kalo lo gak batalin perjanjian kita."
Olla mengeleng "Gak, gue gak mau"
"Harus mau! gue gak nerima penolakan"
"Gue gak nerima pemaksaan"
"OLLA!"
Gadis itu kembali terkejut, ditambah lagi saat tubuh Delon semakin mendekat
Delon mengulurkan tangan untuk mengelus pipi Olla yang basah karena air mata, yang entah sejak kapan sudah keluar, sialan!
"Nurut aja apa kata gue" Delon menjauh dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu
Olla yang masih syok hanya terdiam diri "Gue gak mau, gue mau perjanjian kita batal!"
Delon tidak menjawab. Namun, Olla sadar kecepatan mobil yang mereka tumpangi semakin melesat cepat, bahkan menyalip pengendara lain
Entah, Olla tak tau apa yang ada di pikiran pemuda tersebut, Delon memang gila
2 menit berjalan dengan hening, kecepatan semakin ditambah oleh Delon, Olla yang awal mula cuma diam sambil berpegang kini menoleh ke arah Delon
"Lo gila!"
"Gue gak gila"
Olla semakin berpegangan erat pada pegangan mobil "Delon" gumam Olla pelan, karna demi apa pun ia takut, mobil terus menyalip pengendara lain, dan jangan lupakan suara klakson sana-sini semakin lengkap untuk membuat gadis itu merapat pada pintu mobil
"Gue gak mau mati konyol sama lo"
"Gak ada yang ajak lo mati"
"Delon!" Tekan Olla kesal, Delon tersenyum sinis
"Takut, kan, lo"
Demi apa pun Olla ingin memutilasi pemuda ini, anjir sekali
"Okay, gue gak batalin perjanjian itu, puas!" Olla masih sayang nyawa, maka dengan itu ia mengalah
Melihat respon Delon membuat Olla semakin bingung, sebenarnya tujuan apa pemuda ini?
Delon memperlambat laju mobilnya, dengan sekarang mobil melaju dengan kecepatan rata-rata, ia tersenyum senang menatap gadis itu
"Jangan diulangi lagi, ya" Olla dibuat terpaku saat melihat senyum Delon yang asing dan suara tersebut yang melembut
Suasana bagi Olla menjadi canggung, tidak bagi Delon "Rumah mu mana?"
Ah..Olla memandang sekitar, sialan! jalur ke rumahnya sudah terlewat jauh "Udah kelewat jauh tadi"
Delon mengangguk singkat "Jadi, jalan apa?"
"Jalan xxx"
Delon membelokkan arah mobil, dia fokus menyetir "Raven,"
Pemuda tersebut hanya diam, otaknya berkecamuk tidak karuan, menoleh sekilas, dan terpaku oleh ekspresi gadis tersebut
"Gue gak tau tujuan tepat lo apa, tapi gu-
Delon menaikan sebelah alisnya, menunggu lanjutan kalimat yang Olla sendiri belum susun sama sekali.
"Gue rasa, mending lo susun kalimat dulu, ya, biar gak bikin gue kepikiran."
Olla sendiri tercekat, sialan! Bisa-bisanya dia bikin malu diri sendiri, arkh!
Mobil berhenti tepat di depan kawasan perumahan, Delon tersenyum mengelus punggung tangan Olla yang entah sejak kapan sudah berada di genggaman pemuda tersebut
"Gue harap lo gak berpikir negatif. Btw, lo cantik, and good night."
Jangan sampai kalian berpikir Olla akan salting, apalagi sampai pingsan, tidak!
Justru sebaliknya, pikirannya morat-marit ra karuan!
***
awoksawoks, btw lagunya candu, enak banget, makanya aku tambahin situ.
oh iyaa, gimana chapter ini?
Madiun, Sabtu 16 april 2022
Megan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen?
Novela Juvenil[sebelumnya follow dulu] komen and vote ____________________________ Berubah drastis? Itu lah yang dialaminya, dengan menindas orang hobi baru baginya. Menyenangkan itu yang dia rasakan, rasa puas dia dapatkan. Tidak adanya keadilan yang ia dapatka...