note: typo tandain
Benar sudah, sesuai dugaan Alka, Delon benar-benar sulit menjelaskan gosip yang beredar. Mereka berempat kini sedang duduk manis di bangku masing-masing.
Jam pulang sudah terlaksanakan, namun mereka menunggu di kelas untuk mendengar penjelasan Delon. Bukan penjelasan yang mereka dapat, tapi hanya wajah plonga-plongo Delon
"Harusnya, sih, gue saran. Sebelum lo pacarin, atau bahkan rencanain keinginan lo, lo udah siapin jawaban yang mantep, biar kita, kita percaya, ya gais ya!" tutur Grady sambil menutup resleting tas miliknya
Regan mengangguk setuju "Baru bertindak. Eh, ini elo malah bertindak dulu, lucu!"
Alka hanya diam menyimak, sedangkan orang yang sedang dibicarakan kini menatap temannya dengan tatapan aneh, "Tau gue gak bisa jawab, kenapa gue di pojokin?!"
Alka mendengar itu tertawa sinis "Gak ada mojokkin lo, lo-nya aja yang bego!" pedas sekali
Delon menggeram mendengar itu, "Kita ini temen lo Delon, wajar lah kita nanya."
"Tapi kalo lo sendiri gak bisa jawab, kita mah fine-fine aja,"
Regan mengangguk setuju dengan ucapan Grady, "Yah, asalkan logis, dan gak kriminal aja."
"Tul, tuh, betul,"
"Ya udah pulang aja, kuy,"
Mereka semua mengangguk kecuali Delon, namun akan tetap beranjak pergi menuju parkiran untuk pulang.
***
Sendari pulang sekolah, Olla tetap duduk diam di meja belajarnya. Tatapannya terfokus pada laptop miliknya.
Tangannya dengan lihai mengetik susunan kalimat yang sudah tercetak apik pada otaknya. Jam menunjukan pukul 18.34 namun Olla masih stay, padahal ia belum makan dari tadi.
"Jika berminat hubungi saya.
Narahubung: Kyxxt (08xxxxxx)""Huh! Done!"
Olla merenggangkan tanggannya, pantatnya terasa keram karena kebanyakan duduk. Dan kini jari lentiknya dengan telaten memijat pantatnya yang terasa pegal sekali. Mandiri, gak ada tukang pijit, ia bisa pijit sendiri.
"Beli PS berapa, ya?" tanggannya masi setia memijat, otaknya berfikir. Gadis itu ada rencana membeli PS agar di rumah ia tak bosan
"Beli TV juga ternyata," Olla menyelesaikan pijitannya, kini tanggannya beralih menyangga kepala. Wajahnya terlihat murung, ia gabut! Di saat tugas selesai pasti ia gabut, ada yang sama?
Kadang gadis itu hanya diam, memandang langit kamarnya sampai tertidur, waktu bangun perutnya akan keroncongan. Rutinitas?
Ponsel-nya singkat berbunyi tanda ada pesan masuk, dan lagi-lagi nomor tidak terdaftar. Tapi, Olla tau, kok, itu siapa.
-Ayo
mati?-
-Lucu juga, ya
Olla hanya tertawa singkat, ia kembali meletakkan ponsel pada tempat semula "Eldora Brigth."
Spontan, nama itu keluar dari mulut Olla, pandangannya langsung tertuju pada ponsel dengan casing warna biru laut tersebut.
Senyumnya tercetak jelas di bibir, "Kirain acting."
15 menit Olla terus bersandar pada kursi, ia hanya duduk diam merenung tidak jelas sambil mendengarkan ringtone ponsel-nya yang terus berunyi tenang. Panggilan terus saja masuk, namun Olla hanya diam mendengarkan.
Mau ngapain lagi? Dia tidak ada kerjaan, pengennya mau cari. Salah satunya; bunuh kecoa mungkin, atau cari nyamuk.
G, berjanda.
Sudah puas mendengar alunan dari ponselnya; ringtone dengan suara gemuruh air laut. Olla memencet tombol hijau, kamarnya menjadi hening. Suara di sebrang telepon juga sama, hening.
"Jadi lo susah juga, ya. Serba salah," Olla dapat mendengar suara pecahan kaca di sana, ada apa?
"Oh..., Kaget," Olla mengangguk paham "Gue kasian, deh, sama lo. Dimanfaatin, ya? Uluulu, kasian." Olla terkekeh sinis, ia bisa menebak orang di sebrang sana pasti sangat sebal dengan dirinya
Tiba-tiba sambungan telepon terputus, Olla mengidikan bahu acuh. Lagian, itu bukan urusannya, mau dia; rugi, untung, tidak berpengaruh sama keadaan sekarang, jadi cukup diam menikmati.
Olla beranjak dari duduknya, ia mengerakan pinggang ke kanan dan ke kiri, "Gak pernah olahraga gini amat," decak sebal Olla
Sekarang sudah hampir jam 7 malam, maka ia memutuskan untuk makan malam. Kali ini ia akan memasak. Langkahnya berjalan menuju dapur, tanggannya dengan telaten mengeluarkan semua bahan masakan. Pilihannya terjatuh pada bakso instan, dengan sosis instan, ia akan memasak tumis bakso dan sosis dibalado, nanti akan dicampur dengan nasi putih anget. Resep tiktok!
Beberapa menit kemudian, masakan sudah matang, saat akan siap mengambil nasi, suara derap langkah membuatnya mendongak, keningnya berkerut bingung, "Siapa?" pikirnya
Namun, wajahnya berubah sebal saat melihat perempuan di depannya "Kak!"
***
Dikit, awokawoks, soalnya mau aku banyakin di part selanjutnya, yang ini selingan awal doang, ya.
Arigato, ayangku semuanya! sampai ketemu di part selanjutnya, wkwkwk💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen?
Novela Juvenil[sebelumnya follow dulu] komen and vote ____________________________ Berubah drastis? Itu lah yang dialaminya, dengan menindas orang hobi baru baginya. Menyenangkan itu yang dia rasakan, rasa puas dia dapatkan. Tidak adanya keadilan yang ia dapatka...