🌠delon⚡

22 3 0
                                    

note: typo tandain

Olla berjalan keluar kelas, menenteng ransel biru lautnya, sekolah sudah lumayan sepi, ia tadi memutuskan pulang telat seperti biasa, bukan tidak suka keramaian, namun ia tidak suka saja di keramaian.

Karna apa?

Karna di keramaian itu ia selalu jadi sorotan, ia tak suka em...lebih tepatnya risih, you know risih?

Ia merapal doa, semoga El dkk sudah pulang, males atau bahkan sudah muak dengan mereka, bukan mereka saja, tapi semua.
Semuanya. Dengan sekolah ini pun ia sangat-sangat muak!

Huh! Olla menghela nafas lega saat melintas parkiran, tidak ada kendaraan El maupun teman-temanya,
keberuntungan, mungkin.

Saat angkot melintas, Olla melambai tangan pertanda ia akan naik angkot, dan keberuntungan lagi di dalam angkot hanya ada ia dan satu remaja SMA sebelah, mungkin? Dan sang supir.

Mungkin Olla salah mengira jika angkotnya sepi ia akan nyaman, salah memang.

Buktinya remaja tersebut sesekali curi-curi pandang ke arah Olla, bukan geer, namun Olla sekali menangkap basah remaja tersebut memperhatikannya.

Risih!

Tentu, matanya itu loh dijaga dong!

Ingin Olla ngomong gitu di sini, namun ia mager, jadi merasa bodoamat saja, ya walapun risih tapi magernya lagi mendominasi

Angkot berhenti, Olla memberikan uang berwarna unggu pada supir, lalu beranjak keluar, tanpa mengucap terima kasih pada sang supir.

Sampai di rumah, Olla bersih-bersih diri, setelahnya ia merebahkan tubuhnya pada kasur, menatap atap rumah sambil memikirkan omongan seseorang yang populer di sekolahnya, siapa lagi kalau bukan Raven Bramastia Ardelon

Olla hafal? Tentu

Ya, walapun ia bodoamat persoalan begituan, bahkan gosip pun ia tak tertarik, menurutnya membuang waktu, namun untuk Delon ini ia tentu tau, kalau main jujur- jujuran, Olla pernah mencari tau soal Delon lebih dalam.

Namun, yang ia temukan hanya remaja biasa, tidak seperti apa yang ia pikirkan, sama saja seperti apa yang beredar

Anak tunggal pengusaha terkenal, dan bla-bla gitu, deh, menyesal Olla mencari tau saat itu.

Back to the topik, Olla angan-angan akan omongan Delon

*UKS

"Terserah lo peduli atau engga, tapi gue dateng kesini mau ngasi penawaran?"

Olla yang tadinya tidak begitu tertarik akan topik pembicaraan, sekarang ia menatap Delon sepenuhnya

Penawaran?

Apa menguntungkan? Itu yang ada di pikiran Olla

"Tentu. Tentu menguntungkan bagi lo, sangat." seakan tau isi kepala Olla, Delon manjawab dengan percaya diri

Kali ini Olla benar-benar tertarik, jika sebuah keuntungan besar, kenapa ia tidak mau?

Menatap sepenuhnya pada Delon "Apa?" tanya Olla

Delon tersenyum manis "Lo gamau, kan, ditindas terus?" tanya Delon memastikan? sebenernya tak perlu dipastikan, pikir aja deh siapa sih orang yang mau ditindas? enggk ada, kan? kalau adapun itu orang rasa kena mental, duh😳😟

Olla menganguk ragu? Olla bisa menebak El tidak bisa berhenti dengan sendirinya jika tidak Olla sendiri yang memberhentikan

Iya benar, tapi belum waktunya

"Jangan ragu, penawaran ini enggak ada ruginya kalo lo coba" suara Delon membuat Olla sadar dari lamunan singkatnya

"Terus untungnya di lo apa ngasi tau ini?" tanya Olla, wajib.
Pertama-tama ia harus tau tujuan dan keuntungan masing-masing, ia tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan

Delon terkekeh singkat "Kalo buat gue lo gak perlu tau" jawabnya jelas

Olla berdecih, tidak setuju tentu saja "Kalau gitu, lo bisa keluar pintu sebelah sana." Olla tanpa repot-repot menunjuk arah pintu, ia hanya ber lisan saja

Bukan apa-apa juga ia menolak, sudah dibilang, kan, Olla tidak mau gegabah, ia juga harus tau tujuan masing-masing dan juga keuntungan masing-masing, okay jelas!?

Delon tampak tidak suka akan pengusiran halus? atau kasar? entah lah Delon tidak peduli kasar atau halusnya, intinya ia diusir, kan? dan jangan lupa ditolak!

"Dengerin, lo masi mau ditindas terus?" tanya Delon, mencoba negosiasi

Olla berdecak "Peduli apa lo?" tanya Olla sarkas

Delon menghela nafas dengan kasar "Okay, tujuan gue gak ada, keuntungan juga gak ada, intinya gue kasian aja sama lo yang terus ditindas" jelas Delon

Olla kembali berdecak akan penjelasan Delon ini, kasihan? dia tidak butuh itu

"Gue tulus kali, kapan lagi coba seorang kek gue ngelakuin kek gini, lagian penawaran ini engga ada ruginya di lo," Delon kembali bersuara

"Mustahil"

Delon langsung memasang wajah seakan berbicara "Loh loh sok tau"

"Iya, mustahil, lo relain dateng kesini, ngasih penawaran ke gue dan untung di gue eh lonya gak untung apa-apa, mustahil." paham akan raut Delon, Olla berbicara

Delon seperti habis kesabaran "Ck, terserah deh mau apa enggk" ia berdiri, sepertinya ia harus putar otak kembali

Olla memasang senyum akan kepuasan atau bahkan ketidaksukaan?
"Penawaran apa yang lo kasih?" tanya Olla, setelah sekitar 7 detik ia berpikir, dan 7 detik itu juga ia mengambil keputusan, gegabah? Semoga tidak.
Untuk sementara ini saja, ia ingin lepas dari kata tindas

Delon yang hampir keluar ruangan pun memasang senyum akan kemenangan, lalu berbalik kembali mendekat ke arah Olla

"Lo pacaran sama gue."

***

piww tolelettt piw piw mwehehehe ahayyy upp juga

votemen

krisar💙

Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang