note: typo tandain
"Apa ini?" tanya Olla, saat seorang guru muda memberikan ia 2 lembar uang berwarna unggu
"Saya minta tolong belikan bubur sama teh anget buat Melani." jawabnya
Olla menaikan sebelah alisnya, ini bukan tugasnya, dia bukan anak KKR, kenapa jadi dirinya?
"Anak KKR sudah saya suruh tadi ambil kompres, tapi belom kembali juga, mumpung kamu lewat, jadi kamu saja." seakan paham dengan raut wajah Olla, guru muda yang bernama Bu Roro itu menjelaskan
Olla mengaguk ringan, menerima uang itu, niat ke UKS adalah untuk mengambil handuk kecil, untuk mengompres luka baru di tubuhnya.
Eh, justru disuruh
tapi enggk papa juga, bagi OllaMemasuki kantin, suasana kantin sepi, Olla berjalan ke arah tukang bubur "Bubur mang 1" ujar Olla, mamang-nya menatap Olla prihatin
Kondisi Olla saat ini sedang tidak baik-baik saja, lebam di seluruh wajahnya dan rambut yang lumayan acak-acakan. Namun itu sudah biasa bagi mereka yang melihat Olla
Kerena, baginya "Tidak ada luka yang terlewat di setiap harinya"
Olla sudah biasa? tentuSeakan sadar terus ditatap, Olla menegur "Mang,"
Mamangnya reflek mengangguk membuatkan satu porsi bubur untuk Olla "Sekalian teh angetnya satu, Mang" Olla kembali bersuara
Olla memperhatikan keadaan sekitar, sampai pupil matanya tertuju pada bangku kantin pojok, di sana ia kenal em...Tau siapa mereka
"Olla daizi"
Olla memiringkan kepalanya seperti anak kecil yang sedang bingung, untuk apa mereka menyebut namanya?
Ah..Olla sepertinya tau, ia kena ghibah? Atau apa gais?Sebenarnya Olla malas, tapi mereka membawa namanya, berjalan ke arah mereka "Kenapa?" tanya Olla dengan suara khas nya
Mereka berempat menoleh ke sumber suara, raut kaget terlihat di beberapa wajah dari mereka, terutama cowok yang menyebut namanya tadi, Olla lupa siapa namanya.
"Eh, anak prik," itu cowok yang menyebut namanya tadi berbicara, seolah-olah ia tenggah menyapa Olla.
Olla menaikan sebelah alisnya, prik? Kenapa jadi dia?
"Iya lo anak prik" memperjelas sapaanya
Delon memukul pelan lengan Grady "Enggak usah cari gara-gara"
"Ya, kalo cari gara-gara pun, dia yang dibully nantinya, kita mah enggk akan." enteng sekali Grady berbicara, ia seperti sedang kesal pada Olla, Olla dibuat bingung sendiri, padahal ia hanya tanya kenapa mereka memanggil namanya
"Oh" Olla mengangguk ringan, tak ingin ambil pusing saja, menyesal ia menghampiri mereka.
Berjalan melengang pergi menuju stand bubur "Ini, Mang." Olla memberikan dua lembar uang tadi
Menerima bubur dan teh angetnya, setelahnya Olla melengang pergi tak lupa mengucapkan terima kasih
"Sok cuek banget tu anak," Grady tumbuh, deh, tuh bibit julidnya
"Lo kenapa, sih? Kek kesel banget gitu ma dia" tanya Delon
Grady membuang nafas kasar "Ya, enggak kesel gimana? Orang yang gue temuin kemaren, yang gue bilang beda itu Olla, dan lo tau, dia ngeselin parah anjir" mulai deh bibit ghibahnya
"Ya, dia ngapain lo?" tanya Alka
"Masa ni ya, dia tanya soal sekolah kita di mana, terus tanya soal Eldora juga, lah dia kan tau El siapa, sekolahnya di mana, eh pas gue jawab, apa adanya, dia langsung siram gue pakek air fanta yang dia pegang. Anjir, kan."
"Wih, berani banget dia anjir, di sekolah mana berani dia gitu." Regan bersorak
"Makanya gue bilang, beda ya itu, mana ngomongnya angkuh banget lagi, dia di sekolah gitu, auto dibully terus sama El," dengan wajah yang kesal, Grady menyeruput tehnya
"Lo ketemu Olla di mana emang?" tanya Delon, jengah dia tuh dengerin Grady julid, cowok kok julid!
"Di deketnya pusat perbelanjaan, gue liat dia sama temennya, ada cewe ada cowo" jawab Grady
"Dia punya temen?" pertanyaan itu reflek keluar dari mulut Alka, ya ampun Alka, kamu ini berdosa banget
"Ye, anjir, dia manusia, ya kali enggak ada temen" Delon menyahut, tapi dia juga lagi mikir "Si Olla ada temen?"
"Heleh, palingan lo pada juga lagi mikir, Olla ada temen beneran atau enggak" sindir Alka, yang tentu tepat
"Y-yaa mikir aja gini deh, di sekolah dia kek apa, dibully terus setiap hari, masa kemaren dia ada temen, mana temenya keren-keren lagi" Grady masi saja menyanggah
"Ya, berarti temenya enggak pandang materi tomlol" ini Delon manyahut
"Memang lo tau, Olla kaya apa miskin? Orang dia dibully di sini itu tanpa sebab" tanya Alka
Delon diam sebentar "Hum, iya sih,"
"Dia dibully bukan karna anak beasiswa" imbuh Regan
"Jadi dia masuk sini enggak pakek beasiswa, dia orang berada bambang, secara nih ya, sekolah kita bukan sekolah kaleng-kaleng yang bisa masuk hanya orang-orang berada kalo emang ada ya anak beasiswa, bukan maksud merendahkan, tapi, kan, memang gitu" sepertinya kali ini, pikiran Regan lancar ya bunda
"Dia nerd? Enggak tuh, dia bahkan cantik kalo dilihat-lihat, dia juga bukan anak baru, kan? Udah dari awal masuk kelas 10 barengan sama kita-kita juga" terang Regan, secara di sini dia baru sadar akan sesuatu, sesuatu yang menganjal.
Mereka diam, mencerna omongan Regan barusan "Terus dia dibully karna apa?"
***
haduh, akhinyaa, setalah otaknya mobal mikirin PAS sekarang dah lanjutin lagi, hahay
telat sih, harusnya hari minggu kemarin, tapi akuu lagi mobal😭
ya udah, makasii
votmen nya
and krisar sabi
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen?
Teen Fiction[sebelumnya follow dulu] komen and vote ____________________________ Berubah drastis? Itu lah yang dialaminya, dengan menindas orang hobi baru baginya. Menyenangkan itu yang dia rasakan, rasa puas dia dapatkan. Tidak adanya keadilan yang ia dapatka...