Menggombal

5.2K 1K 316
                                    

Jam istirahat.
Ada kios baru yang sangat ramai di depan gerbang SMA.

Kios tersebut sangat ramai dengan alasan yang belum diketahui. Bumjae dan Vasko mencoba untuk membeli sesuatu di kios tersebut. Nampaknya, kios itu menjual makanan.

Vasko tidak jadi ikut mengantri. Pasalnya, banyak siswi yang berkerumun mendekati penjualnya. Dia iri.

Bumjae mengantri dengan sabar karena penasaran.

Tiba gilirannya, Bumjae sedikit terkejut. Ternyata yang memasak dan menjual makanan disini adalah siswa SMA PTJ itu sendiri.

Bumjae membeli menu yang tersedia, yaitu nasi goreng rasa melon dan nasi uduk rasa semangka.

"Vasko, anterin ke kelas X IPA yuk!" Ujar Bumjae sambil menggait tangan Vasko. "Jangan pundung gitu ... nih ada nasi goreng varian baru. Gua beliin, gratis!"

Raut muka Vasko berubah senang. "Makasih, Bumjae! Tapi ngapain kita ke kelas anak IPA?"

"Ada urusan bentar," jawab Bumjae. Dua sejoli itu berjalan memasuki sekolah, menuju ke kelas IPA.

"Permisi."

Bumjae memasuki kelas dan langsung mencari Jay. Dia duduk di dekat jendela. Angin sedang sangat kuat tapi rambut Jay tetap tidak tergoyahkan. Sementara itu, Vasko mengambil kursi dan duduk untuk memakan nasi gorengnya.

"Hong Jay?" Tanya Bumjae begitu menemukan Jay.

Jay menjawab dalam hatinya, "Iya, ada apa, Bumjae?"

"Park Hyungseok jualan nasi uduk," jawab Bumjae.

"Cakep," kata Jay dalam hati.

"Gua gak lagi pantun anjir," lanjut Bumjae, "dia beneran jualan nasi uduk. Di depan sekolah, noh, sama anak kelas 11 gatau siapa namanya. Kayaknya namanya Jungoo. Hyungseok jadi kasir doang, yang masak si kakel itu."

Jay mencerna kata-kata Bumjae. Vasko tidak mengerti kenapa Bumjae berbicara sendiri, atau mungkin berbicara menggunakan mulut batin. Maksudnya, mata batin. Tapi kita berbicara menggunakan mulut. Ya sudah lah.

Tiba-tiba Jay berdiri dan berlari keluar kelas. Entah apa yang akan dia lakukan.

"Vasko, balik ke kelas, yuk?" Ajak Bumjae pada Vasko yang masih memakan nasi gorengnya dengan lahap.

"Hanhi huwu! Hahi hoengha heum hahis! (Nanti dulu! Nasi gorengnya belum habis!)" Seru Vasko senang. Jika Vasko sudah senang seperti itu, berarti makanannya memang benar-benar enak.

Bumjae duduk di kursi Jay dan mulai memakan nasi uduk miliknya.

Kembali ke kios depan.

Mijin dan Zin juga ikut mengantri, tapi mereka tidak lapar. Mereka berniat untuk membeli jus alpukat yang terpampang di menu. Sialnya, kios itu kini benar-benar ramai. Zin menyuruh Mijin mundur sementara ia akan tetap mengantri.

Setelah menunggu beberapa lama, Zin muncul dari kerumunan dengan membawa dua cup jus alpukat-coklat yang terlihat lezat. Zin memberikan satu pada Mijin.

"Wah," ucap Zin, sedikit terkejut akan rasanya. "Rasa Mijin!"

Mijin mengerutkan dahi, bingung. "Rasa aku? Maksudnya bagaimana?"

"Iya, rasa Mijin. Manis banget." Zin tersenyum memperlihatkan giginya.

Mijin salah tingkah.

Sialan. Gimyung dan Jonggun yang mendengar gombalan itu, ikut senyum-senyum.

Gimyung tidak memiliki bakat gombal pada seseorang. Jika dia memiliki bakat pun, tidak ada orang yang bisa dia rayu.

Pernah suatu waktu, Gimyung mencoba menggombal pada Seongeun sebagai uji coba. Dan hasilnya ...

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang