Mengstres

5.1K 1.1K 192
                                    

PART PENDEK




























Kembali lagi ke kelas XI IPA. Kelas yang selalu tentram dan bersih. Kelas yang merupakan kebanggaan guru dan kepala sekolah.

Mengapa? Karena ada Han Sinwoo. Yakali karena ada Seongeun dan Gimyung.

Pagi hari ini disambut dengan sukacita oleh seluruh penghuni kelas. Ada Sinwoo yang sedang menyetel lagu 'Akad' ciptaan Payung Teduh, ada Gimyung yang sedang menyontek tugas milik Sinwoo, dan ada Seongeun yang goyang pargoy diatas meja guru.

"Oasu," umpat Gimyung, "banyak banget sih tugasnya anjir?"

Gimyung terus-menerus menggerutu. Padahal dia hanya menyalin, tidak pakai berpikir. Gimyung memang tidak modal.

"Permisi, ada Kak Gimyung?" Ucap seseorang dari pintu.

"Ada. Silakan, masuk," jawab Sinwoo.

Gimyung tidak melihat siapa yang memanggilnya. Dia sedang fokus. Yang memanggilnya itu, suaranya sangat lembut, Gimyung pikir itu pasti salah satu perempuan yang menjadi fansnya. Pasti dia adik kelas.

"Kak Gimyung?" Panggil seseorang itu.

"Iya, sayang?" Pede Gimyung.

Gimyung mendongak.

Ternyata, yang dia ajak bicara itu ...

"JANGHYUN?"

Bila nanti saatnya telah tiba~
Kuingin kau menjadi milikku~
Berjalan bersamamu, dalam terik dan hujan~
Berlarian kesana kemari dan tertawa~

Wah, suasana sedang sangat mendukung.

Janghyun menendang keras meja Gimyung. Tapi ternyata keras, kaki Hyun jadi sakit. Hyun lari secepat mungkin menghindari kesalahpahaman. Gimyung ingin mengejar, tapi tugasnya belum selesai.

"Wah anjay." Seongeun yang sedang gelantungan di LCD angkat bicara. "Bener-bener gila ya, Gimyung. Udah kemarin ga sengaja nyium, nyamperin anaknya, sekarang ada panggilan spesial juga?"

"Sialan," umpat Gimyung. Suara Seongeun terlalu keras. Semua orang jadi salah tanggap.

Han Sinwoo melotot. Seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. "Ternyata, seleramu itu duda cantik, ya, Gimyung?" tanya Sinwoo jujur.

"BUKAN GITU, SINWOO-"

"Udah lah. Jujur aja, gapapa," sangkal Sinwoo sambil ketawa-ketiwi.

"AH TAU DEH, Seongeun, kerjain tugas gua, gua mau ngejar si janda bentar!" Perintah Gimyung sambil beranjak dari kursinya.

Seongeun melepaskan tangannya dari LCD. Ya, tak ada salahnya sekali-kali membantu teman.

Gimyung sampai di kelas X IPA.

Wajah Janghyun sudah mengisyaratkan semuanya. Gimyung yakin jika ia mendekat maka khodam macan kumbang dalam diri Janghyun akan melahap seluruh tubuhnya.

"Permisi, ada Zin nggak?" tanya Gimyung.

Janghyun melirik Gimyung dengan sejuta kerinduan–maksudku, sejuta api kemarahan.

"Zin, tuh kamu dicariin Kak Gimyung," ucap Hyungseok sambil menggoyang-goyangkan badan Zin, membangunkannya.

Zin terbangun dari mimpi buruknya. Sial, lagi-lagi dia memimpikan tampang seram Seongeun. Dimimpinya, Seongeun mengejar Zin dengan sangat cepat. Namun, kecepatan lari Zin terasa amat lambat.
Benar-benar menakutkan.

Zin beranjak dari kursi setelah berterima kasih pada Park Hyungseok.

Gimyung membisikkan sesuatu ke telinga Zin.
"Zin, tolong bilang ke Janghyun, yang tadi cuma salah paham. Gua kira dia ciwi-ciwi fans gue."

Zin yang masih setengah sadar tidak memahaminya. "Hah? Tentang apa, Bang?"

Gimyung mendecih. "Udah bilang aja dulu, ntar gua lolosin masuk OSIS deh, biar bisa sama gebetan lu terus."

Zin mengangguk-angguk. Tawaran yang bagus. Dengan begitu ia tak perlu wawancara lagi dengan Seongeun.

Zin mendekat dan mengatakannya pada Janghyun.

Janghyun menjadi semakin malu saja. Ternyata dia ke-geer-an. Tidak seharusnya Janghyun bersikap begitu pada ketua MPK. Bisa-bisa, beasiswanya dicabut nanti.

"Bilangin ke Bang Gimyung, gua minta maaf karena udah salah tangkap, makasih ye," bisik Janghyun ke telinga Zin.

Hyungseok memandangi mereka dengan tatapan bingung. Wajahnya sangat lucu. Jay ingin memakan pipi Hyungseok saat itu juga, tapi tidak mungkin.

Jay yang sangat gemas menaikkan alisnya. Dagunya berkerut, menahan keimutan yang ada di hadapannya.
Bagi semua orang, wajah Jay tetap datar. Tak ada yang bisa melihat keningnya.

Zin melakukan sesuai instruksi Janghyun. Gimyung berterima kasih pada Zin dan pergi kembali ke kelas.

"Pokoknya ntar Janghyun harus gua samperin. Kalo gak gitu bisa berabe," gumam Gimyung di perjalanannya menuju kelas.

Saat sampai di kelas, Gimyung melihat Seongeun kayang di atas buku tugasnya.

"Seongeun? Lu ngapain? Udah lu kerjain belum, tugas gue?" tagihnya.

"Dih," ejek Seongeun sambil menyudahi aksi sirkusnya, "gatau nih, tugas lo. Katanya suruh ngerjain, tapi dia gak ketawa-ketawa dari tadi. Gimana, sih, caranya?"

Gimyung berpikir sejenak.

Gimyung memakan kertas yang ada di meja.
"MAKSUD GUA, TUGAS GUA KERJAIN! TULISIN! BUKANNYA 'DIJAHILIN', BANGSAT!"

"YEE GAK BERTERIMA KASIH LU, APA SALAHNYA GUA? LU JUGA GAK BILANG GITU, TADI?!"

Sinwoo tertawa terjungkal terguling terslepet terslebew terkayang termeletoy.

Gimyung lelah, sangat lelah.

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang