Mengberpikir

3.6K 763 315
                                    

Han Sinwoo duduk diam di kantin asrama. Sendirian, sambil menopang dagu dengan tangan kirinya. Pandangannya kosong, melantur kemana-mana. Jari-jari tangan kirinya mengaduk soda gembira yang baru ia pesan. Kantin cukup ramai, dan Sinwoo masih melamun.

Hari ini adalah hari rehat sementara sebelum melanjutkan lomba, karena pertunjukan kemarin banyak memakan tumbal. Harusnya Sinwoo beristirahat, namun pikiran Sinwoo sedang tidak mau beristirahat.

Tidak, dia tidak memikirkan tentang drama kemarin. Dia juga tidak sedang memikirkan tentang lomba-lomba lain, karena sudah ada siswa yang mau mewakili di setiap bidang lomba nanti.

Justru pemenang lomba drama itulah yang sedang Sinwoo pikirkan. Yap, Jonggun dan Jungoo.

"YHA NGAPAIN TUH BENGONG!!!!!" Seongeun tiba-tiba berteriak di samping Han Sinwoo.

Han Sinwoo merasa jiwanya copot dari badan.

"Seongeun ...  jangan ngagetin gitu ..." Han Sinwoo mengelus dada. "Sini, duduk, aku mau cerita."

"Gosip baru?" Tanya Seongeun sembari menduduki kursi di samping kanan Han Sinwoo.

"Bukan gosip sih, cuma kepikiran aja," jujur Sinwoo.

"Heh," Gimyung tiba-tiba menyela obrolan, "kok gua gak diajak? Tungguin, gua mau denger juga!"

Sinwoo tersenyum. Dia memang sangat sabar. "Yaudah, sini."

"Mau ngomongin apa?" Tanya Gimyung sembari mengambil tempat di sisi kiri Sinwoo.

"Duo JJ," jawab Sinwoo, "mereka itu satu-satunya anak kelas 11 yang dapet kamar isi dua kan?"

"Iya, bener," angguk Seongeun.

"Katanya dulu mereka musuhan." Sinwoo memulai ceritanya. "Aku denger dari Jihoon sih, dulu Jonggun benci banget sama Jungoo. Yaa, iri gitu. Tapi sekarang kok nempel terus ya kaya' perangko?"

"Oh kalo itu gua tau," Seongeun sebagai sumber gosip terpercaya angkat bicara, "mereka jadi akrab dua minggu semenjak satu kamar di asrama. Ternyata cuma salah paham, Jungoo juga udah baikan sama Jonggun."

"Oh gitu? Bagus dong!" Senang Sinwoo.

"Terus tadi lu ngelamunin apa?" Bingung Gimyung.

Sinwoo menarik napas. "Mereka kalau lagi di kamar ngapain aja, ya?"

Gimyung dan Seongeun berpandangan.

"Euh, mungkin sama aja kaya' kita kalo di kamar. Ya bedanya kamar kita isinya empat," ujar Gimyung.

"Tapi kamar kita rame," Sinwoo melanjutkan, "ada aku, kamu, Seongeun, Jihoon. Kalau mereka berdua? Kan sepi kalau cuma berdua gitu?"

Gimyung dan Seongeun menopang dagu. Benar juga yang dikatakan Sinwoo, apa mereka tidak bosan berdua terus?

"Sinwoo nambahin beban pikiran gua woi," Gimyung mengusap wajahnya dengan kasar, "mau gak mau, gua harus tahu keseharian mereka. Bukannya kepo, cuma pengen tau aja."

"Ikut/ikut," ucap Seongeun dan Sinwoo bersamaan.




Kebetulan, Jonggun juga sedang duduk di pojok kantin. Trio kwek-kwek (Sinwoo, Gimyung, Seongeun) akan memulai pengintaian dari sini.

"Jonggun! Jonggun!"

Rambut kuning berkacamata berlari ke arah sahabatnya yang bermata hitam.

"Lihat! Gua nemu kodok!"

Yang dipanggil langsung lari sekencang mungkin.
"AAAAAAA!!!"

Jungoo si pembawa kodok berhenti berlari. "LHO JONGGUN, LU TAKUT SAMA KODOK?!"

Jungoo tersenyum iseng dan kembali berlari mengejar sahabatnya sambil membawa-bawa kodok.

Detektif Gimyung menyimpulkan hal pertama, Jungoo itu iseng.





Selanjutnya, di taman sekolah.

Jonggun dan Jungoo duduk di bangku taman, Trio kwek-kwek mengintip dari balik beringin dekat bangku mereka, menguping.

"Jungoo," panggil Gun.

"Apaan?" malas Goo.

"Katanya tadi pusing." Jonggun bergeser hingga ke tepi bangku. Dia menepuk-nepuk pahanya pelan. "Tiduran aja sini. Ntar gua bangunin."

"Yha, tau aja lu." Goo menaikkan kakinya ke atas bangku panjang dan merebahkan badan. Ia meletakkan kepala di paha Jonggun. Gun memijat kepala Goo perlahan.

"Apa? Kok sweet banget cuk?" Bisik Seongeun pada kedua temannya.

"Iya cug, apa-apaan ini," setuju Gimyung.

Seongeun memantau keadaan Jungoo yang sepertinya tengah tertidur.

"Duh~" Jonggun mengeluh. "Dasar wibu. Kok bisa ya gua punya temen sengklek tapi lucu gini?"

Jonggun menoel-noel pipi Goo. "Wibu goblok," ujarnya kemudian.

Detektif Gimyung menyimpulkan hal kedua, yaitu bahwa Jonggun suka gemas pada Jungoo.






Gimyung menyenderkan punggungnya ke pohon beringin "Dari hasil penyelidikan kita, kayaknya gua gak bisa nyimpulin apa-apa."

"Iya, mereka aneh," lanjut Sinwoo.

"Tapi kalo dilihat-lihat, mereka gak bakalan bosen berteman sih," simpul Seongeun, "yang satu galak tapi hobi gemes, yang satunya lagi jahil tapi gemesin."

"Lucu banget," Sinwoo tersenyum, "kalian sekali-kali yang rukun gitu loh. Contoh Gun sama Goo. Jangan hobi berantem sama ngegoblok terus."

"Dih, amit-amit," oceh Gimyung, "gua ogah banget deket-deket sama Seongeun, ntar yang ada sawan lagi! Mana tingkahnya ada-ada aja, cape gua!"

Han Sinwoo menghela napas dan pergi. "Bentar, gua cuci tangan dulu."

Seongeun menatap Gimyung dengan tatapan lurus dan sayu.

Merasa aneh, yang ditatap segera bicara. "Apaan sih?"

"Bener juga. Harusnya dari dulu lu gak deket-deket gua. Gua ngrepotin, ya, selama ini? Maafin ya," Seongeun mengalihkan pandangan.

Gimyung menelan ludah. Sialan, sepertinya dia salah bicara.
"Maksud gua bukan gitu Seo, gua–"

"Gapapa anjir," Seongeun menyela, "emang gua yang aneh. Ya, gua gak sadar diri sih, dari dulu ngintilin elu mulu."

"Ntar gak lagi deh," lanjut Seongeun sambil beranjak pergi.

Gimyung mengumpati dirinya sendiri. Harusnya dia berpikir dahulu sebelum bicara.

Han Sinwoo kembali dengan tangan basah. "Seongeun mana?"

"Anu, kayaknya sih balik ke kamar duluan," jawab Gimyung.

"Oh yaudah, ayo balik juga. Udah sore ini, kita bersih-bersih badan dulu," saran Sinwoo.

Gimyung mengangguk lemas. Dia tidak tahu harus berkata apa pada Seongeun di kamar nanti.

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang