Mengsadar

3.3K 681 220
                                    

Kepala sekolah kita tercinta menunjukkan dedikasinya dengan mencoba berkeliling asrama di malam hari. Dengan membawa-bawa catatan kematian yang paling ia sayangi, Yoojin mengelilingi asrama putra dengan percaya diri. Ia sampai di depan kamar Gimyung.

Pintu dibuka lebar.

"Lho adik, kamu kesasar?"

Yoojin menatap kaget.

Lee Jihoon berdiri sambil menenteng gayung berisi sabun, sikat gigi, odol, dan bebek mainan kecil. "Kok kamu bisa ada di sini? Kamu anaknya siapa?"

Gimyung melirik dari dalam kamar, penasaran.

"LEE JIHOON, ITU KEPALA SEKOLAH ELU!" Teriak Gimyung kemudian. "Emang tadi gak keliatan pas di podium?"

"Lah? Gimana mau keliatan, orang tinggian podiumya daripada pak kepsek. Ya gak pak, anjay," ucap Jihoon.

"GUOBLOK!" Seongeun menjambak Jihoon ke belakang. "Pak, mohon maaf ya, teman saya itu kalo ngomong emang suka bener!"

"Aargh rambut pink-ku yang menawan! Dasar anak kang AC! Bukannya membawa sejuk malah bikin panas!" Amuk Jihoon.

"Ya, gua emang hot! Hyungseok aja mau ama gua! Apelu? Ngode Jungoo aja gak berhasil-berhasil! Tcih!" Balas Seongeun. Mereka bergelud dengan estetik.

Han Sinwoo tidak percaya dengan apa yang terjadi di hadapannya. Dia berjalan ke arah Yoojin dan menundukkan kepala.
"Pak, maaf ya. Mereka memang begini. Saya sendiri heran kenapa bisa punya teman seperti mereka. Saya memohon maaf atas nama mereka, pak."

Yoojin melihat Sinwoo dengan tatapan lega. Spesies satu ini susah ditemukan. Setidaknya ada satu orang yang waras di kamar itu.
"Ah gapapa. Saya sudah sering diejek. Kalian lagi apa?"

"Ini pak, waktunya bersih-bersih badan," jawab Sinwoo dengan senyum lebarnya. "Setelah itu belajar, lalu bisa tidur pak."

"Ya sudah, bagus. Tolong dijaga teman-temannya, ya! Mulutnya busuk banget," jujur Yoojin, "saya duluan, ya. Selamat malam. Semoga hidup teman-temanmu tidak tenang."

"Siap, pak! Malam pak!" Jawab Sinwoo sembari melihat punggung Yoojin yang semakin menjauh. Sinwoo menutup pintu kamar.

Yoojin selesai berkeliling di asrama putra dan pergi ke ruangan pribadinya. Ia juga butuh beristirahat di malam hari.

Yoojin membersihkan badan dan mengganti pakaiannya dengan piyama biru bergaris kuning. Ruangan pribadinya yang terletak di lantai paling atas dari asrama selalu membuatnya nyaman. Yoojin merasa senang telah membangun sekolah ini.

Malam semakin larut, pak kepsek belum bisa tidur. Mungkin merasa bosan.

Ia menyibakkan jendela yang langsung berhadapan dengan lapangan belakang asrama jika melihat ke bawah. Yoojin melihat keluar dengan bahagia.

Hingga akhirnya Yoojin melihat sebuah cahaya, seperti cahaya api.

Yoojin berpikir keras. "Itu apaan? Lihat gak ya?"

"Aduh kok penasaran. Tapi males! Tapi, penasaran!"
Yoojin berjalan bolak-balik.

"Ah yaudahlah, ke bawah aja bentar," final Yoojin.

Yoojin turun menggunakan lift dan berjalan pelan, berusaha mengintip cahaya yang tadi dilihatnya.
Ada beberapa siswa di sana. Yoojin sangat hafal. Mereka adalah Seongeun, Gimyung, Jihoon dan Sinwoo yang sedang berdiri mengelilingi cahaya api tersebut.

Gimyung menginstruksikan teman-temannya untuk duduk melingkar. "Kita mulai?"

"Ya," jawab mereka kompak.

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang