Mengetes - 2

1.9K 452 67
                                    

"Masa' gitu aja gabisa?"

Siswi cantik bernama Park Serim berdiri dengan kedua tangan dilipat.

Kelompok Hyungseok mendapat soal yang sulit, yaitu 1+1.

Dari tadi Yohan dan Ochun sudah berusaha menjawab dengan segenap tenaga, bahwa jawabannya adalah 2. Namun, kata Crystal, jawabannya salah.

Hyungseok dan Jay sudah melihat kertas hadiah yang berisi kunci jawaban, namun mereka tak mengerti. Karena kertas itu terlihat seperti ini :

POS 1 : YANG PALING LAMA.
POS 2 :
POS 3 : TEMAN.

"Harusnya kita tadi ke pos 3 dulu cok," gumam Seongeun pada Jungoo.

Jay dan Hyungseok yang notabene dua orang paling pintar seangkatan kini dibuat bingung. Ini benar-benar matematika dasar dan mereka salah. Sungguh diluar dugaan.

Jungoo meneliti kembali. 1+1. 1+1.

"Satu tambah satu. Oh!"
Jungoo pergi ke arah Haneul dan membisikkan sesuatu.

"Yap, benar! Silakan lanjut ke pos berikutnya!" ujar Haneul. Goo meledek seluruh temannya di belakang dan lari duluan, nampaknya menuju pos 3 di taman sekolah.

"Ga setia kawan amat si babi," Seo menggumam. Beberapa siswa yang lain juga benar, mereka pergi dahulu mengikuti langkah Jungoo.

Jay dan Hyungseok melihat rombongan kelompok lawan.
"Jiah, masih disini aja? Cepetan, gantian!" seru Gimyung.

"Bacot. Lu pake kunci jawaban punya Zin ama Sinwoo, kan?! Ngaku lu!" tuduh Seongeun.

"Engga yee, iri amat lu, bang!" teriak Zin.

Jay menemukan jawaban. Hyungseok langsung membisiki ke teman-teman yang lain saat perhatian para siswi tersita dengan kehadiran kelompok 1.

Satu-persatu dari mereka membisikkan jawaban pada para siswi. Kelompok 2 yang sudah lolos seluruhnya, berlari ke pos 3.

Jawaban 1+1 adalah : tidak ada. Ya, karena tidak ada kata 'sama dengan' di pertanyaan tersebut, jadi mereka tidak harus menjawabnya.

Hanya pos 1 yang belum tersentuh siapapun. Sophia yakin mereka akan bertemu di sana. Itulah yang akan menentukan pemenang dari pertandingan ini.

Kelompok Gimyung menjawab pertanyaan 1+1 dengan mudah, karena (jujur) dia tadi sempat mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Park Hyungseok.

"Ez win sih kita," ujar Jonggun. "Yok ke pos 1!"

Pos 3 juga dilalui dengan mudah oleh kelompok Park Hyungseok. Karena Jay meminta seluruh anggota kelompok melihat kunci jawaban. Apa alasan Jay melakukannya?

"Jay ingin permainan ini cepat selesai dan  menyuruhku, oh maksudnya menyuruh kita cepat beristirahat," ujar Hyungseok.

Kedua kelompok bertemu di pos 1 yang terletak di aula sekolah, tempat mereka melakukan drama dulu.

Gimyung berdiri paling depan, berhadapan dengan Seongeun. Mereka bertatapan dengan sengit.

"Heh, ini orang yang nguji kita mana?" Bisik Jonggun pada Janghyun.

"Ngga tau. Tuh si dua orang gajelas malah tatap-tatapan," sinis Janghyun.

Gimyung melihat kertas kunci jawaban yang didapatkannya dari Sinwoo.
"Pos satu, yang paling lama. Kita harus bertarung. Siapa yang paling lama bertahan, dia yang menang."

Jungoo memahami semua ini. Tidak ada penguji, dua orang sedang beratatapan di depan para siswa.

"Yang kedip duluan, kalah!" teriak Hyungseok yang sudah mengetahui tentang pos satu dari Sophia.

"Tiga, dua, satu!"

Semua hening, menyisakan Seongeun dan Gimyung yang sedang bertatapan tajam. Jay duduk di tengah sambil memperhatikan mereka, sebagai saksi yang paling adil.

Seongeun berulang kali mengucap dalam batin ajian dan mantra yang dia kutip dari Ochun tadi.
"Bawang merah bawang putih cabe rawit cabe besar, Kim Gabryong wangy wangy, mata Gimyung perihlah."

Jay bisa mendengar mantra yang diucapkan Seongeun melalui mata kaki–maksudku, mata batinnya. Jay menatap Seongeun, berbicara melalui batinnya. Menegur Seongeun yang bertindak curang.

"...."

Seongeun mendengar Jay yang menyampaikan teguran melalui mata batinnya. Bunyinya seperti ini : "Jangan curang. Siapa tahu Sophia punya indra ke-sepuluh, nanti kamu bisa dikepret lagi."

Seongeun menghentikan mantranya. Tapi terlambat, Gimyung sudah menangis seperti sedang mengiris bawang. Ochun tersenyum licik, sepertinya mantra yang dia ajarkan pada Seo berhasil.

Gimyung berkedip.

Kelompok Hyungseok menang. Mereka bersorak. Jay mengangkat tangan kiri Seongeun, menandakan kemenangan seperti orang baru menang tinju.

"Mata gua kayak kemasukan kulkas! Sial!" umpat Gimyung menangis sejadi-jadinya.

Ya, inilah yang dimaksud Sophia dengan orang-orang kuat. Kelompok Hyungseok, yang memiliki kekuatan dari tiga dukun, satu wibu, satu reog dan satu bocil epep. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Perkiraan Sophia benar.

Ya, meski kelompok Gimyung memiliki satu korban prenjon dan satu tukang ghosting, mereka tidak akan bisa menandingi kekuatan kelompok Hyungseok.

"EZ WIN DEK! KELOMPOK SATU NANDAYO KOITSE KUDARANE NINGEN! MANUSIA HANYALAH ALAT!!!" teriak Jungoo berbangga.

Kelompok 1 sedang menahan malu atas kekalahan mereka. Semua siswa sekarang pergi keluar, menuju lapangan belakang asrama. Mereka akan kembali berkumpul.

Sophia dan para penguji lainnya sudah menunggu. Melihat ekspresi para siswa, sudah jelas terlihat siapa yang menang.

Para siswa langsung duduk dengan teratur tanpa instruksi.

"Sekarang sudah jam 11 lewat 45. Saya senang kalian kembali sebelum tengah malam. Kelompok 2, kalian pemenangnya?" tanya Sophia.

"Benar, kak! Game yang sangat easy kak! Kelompok 1 sombong sih makanya kalah! Wuu!" ujar Goo, kembali berbangga.

Sophia tertawa kecil. "Selamat untuk kelompok 2 yang sudah memanangkan permainan kali ini. Pukul 12 malam nanti adalah hari Senin, besok pagi saya akan meninggalkan sekolah ini. Akan ada hadiah untuk kelompok pemenang, dan tidak ada hukuman untuk kelompok yang kalah. Jadi, kalian jangan risau. Tidak ada yang dirugikan."

"Halah palingan cuma permen," bisik Jonggun pada Wonseok.

"Paling cuma chiki twist," ujar Jihoon yang sebenarnya gengsi atas kekalahannya, apalagi dia kalah di depan Ma Taesoo.

Tanpa diduga, wakil kepala sekolah muncul dari balik punggung Sophia. Sedari tadi dia tidak kelihatan karena terlalu pen-

"Ya, anak-anak, terima kasih sudah mengikuti program ini dengan baik. Saya sangat terkesan," ucap Yoojin menengok ke arah kelompok pemenang.

"Atas usul bapak Hong Kyung Yeong, maka hadiah dari seluruh permainan ini adalah..."

Zin sedang turu. Dia nampaknya lelah selepas dikejar setan.

"...nilai matematika, fisika dan kimia untuk kelompok pemenang akan selalu diatas KKM selama satu semester."

Zin tiba-tiba membelalakkan mata.
"HAHHHHHH?! TIDAAAAAAAK!"

Gimyung dan Jonggun shock berat. Jika tahu hadiahnya sefantastis ini, mereka tadi akan lebih keras berusaha.

Seongeun, Yohan, dan Jungoo berbahagia. Kini mereka tidak perlu khawatir akan tiga mapel gila itu selama setengah semester kedepan. Hitung-hitung, sebentar lagi mereka akan naik kelas.

Yohan sampai menangis. Jujur, dulu dia bisa diterima di SMA PTJ karena prestasinya bermain FF yang mendapat juara 1 antar provinsi. Yohan sempat khawatir soal nilainya, namun kini ia bisa sedikit lega.

"Besok tidak ada upacara, saya tahu kalian semua lelah. Lebih baik kalian istirahat setelah ini, besok pembelajaran dimulai jam 9," jelas Yoojin.

Jay dan Hyungseok turut senang. Mereka kembali menang.

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang