Mengingat : Sebuah Rasa

3.3K 650 344
                                    

🔴Chapter sedikit lebih panjang🔴



Kondisi ruang makan malam ini ... tepat seperti yang kalian tebak. Begitu berantakan, ramai, Penuh dengan siswa yang makan dengan cepat karena terlihat lapar. Ada juga yang nampaknya sedang malas, tidak ingin makan. Mereka yang malas makan, biasanya datang ke kantin atas ajakan teman.

Jonggun dan Jihoon mengantri bersama. Saling menatap dengan tajam, seakan ingin melemparkan garpu ke mata masing-masing. Jungoo sendiri sudah mengantri terlebih dahulu, karena tidak mungkin dia menunda makan hanya karena melihat dua temannya berkejaran seperti anak kecil.

".....?"

Hyungseok meneguk airnya, lalu berusaha memahami apa yang Jay katakan.

"Oh, Kak Seongeun? Kau mencarinya? Entah kemana dia tadi."

Hong Jay melanjutkan makannya, senang karena Seongeun tidak ada untuk mengganggu mereka saat ini.

Justru, Han Sinwoo yang merasa panik.
"Biasanya dia selalu dateng duluan lho kalau soal makanan," ucapnya di meja makan, segera setelah menghabiskan makanannya.

"Lah iya juga. Kemana ya si Seongeun?" Tanya Ochun, sambil menggigit potongan melonnya.

Kim Gimyung sudah selesai dengan makanannya. Dia beranjak dari meja makan dan meletakkan baki berisi piring kotor ke tempat yang sudah tersedia. Gimyung kembali ke bangku, duduk bersama teman-temannya yang lain.

Gimyung nampaknya sedang banyak pikiran. Ia bertopang dagu dan melamun. Tidak seperti Gimyung yang biasanya.

Janghyun menatapnya. "Bang? Kesambet kah?"

Gimyung menggeleng, tetap dengan bertopang dagu.
"Gapapa, santai aja."

Jihoon muncul di samping Jungoo dengan membawa nampan makanan yang masih penuh, duduk tepat di sebelahnya. Ia meletakkan sekotak susu rasa pisang di depan Jungoo.
"Kesukaan elu, kan?"

Raut wajah Jungoo terlihat senang. Susu rasa pisang memang kesukaannya. "Makasih ye!"

Jonggun yang baru datang, melihat tempat yang tersisa hanya ada di depan Jungoo. Dia berdecih. "Dih. Harusnya gua yang duduk di situ, dasar!"

Jihoon malas meladeni, memilih untuk melanjutkan makan. Jungoo menyesap sekotak susu yang diberikan Jihoon.

Pikiran Gimyung melayang, hingga dia teringat sesuatu.
"Bangsat. Seongeun?!"

Gimyung menyahut tangan Ochun. "Gua mohon, ayo ikut gua! Jihoon, Wonseok, ayo ikut gua! Sebentar doang!"

Jihoon sebenarnya masih lapar. Ia melihat wajah Gimyung yang sepertinya sangat membutuhkan bantuan dan akhirnya setuju untuk membantu.

Gimyung pergi dari kantin bersama Jihoon, Wonseok, dan Ochun, meninggalkan teman-temannya yang sedikit kebingungan.














































Seo Seongeun duduk di dalam kamar mandi depan koperasi sekolah.
Tempat ini sangat sepi, karena sedikit terpisah dengan gedung asrama. Orang terakhir yang dilihatnya hanyalah penjaga koperasi, yang sudah menutup pintu koperasi dan pergi. Sudah malam, dan sudah waktunya tutup.

Ia duduk terpaku. Tanpa suara. Suasana hatinya sedang benar-benar tidak baik. Dia merasa lelah, merasa gundah, gelisah, tanpa alasan yang jelas.

Sebenarnya ... bukan tanpa alasan.

Alasan kenapa selama ini dia tersenyum, adalah agar air mata yang selama ini ia tahan tidak jatuh. Agar semua orang bisa ikut tertawa bersamanya. Tak apalah dibilang bodoh, karena kenyataannya memang begitu.

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang