Seo Seongeun memikirkan hal-hal yang dia lewati selama seminggu.
Fisika, gosip, kimia, MIPA, gosip, peminatan, prakarya, gosip, ambigu, gosip, biologi, insiden baju maid, gosip, cosplay jadi oksigen, gosip, MIPA, gosip.
Tidak ada kata 'cinta', 'jalan-jalan bareng doi', dan sebagainya.
Seongeun termenung di kamar asrama, bersama Gimyung yang baru saja kembali dari memberikan cokelat pada Janghyun. Dan Han Sinwoo yang sedang bertelepon ria dengan pacarnya yang cantik. Jihoon sedang main ke kamar duo JJ, katanya ingin mengantar kue untuk Jungoo.
Anak halu bapak Gabryong membuka ponselnya. Tidak ada notifikasi.
Lelah menjadi jomblo. Dia berjalan keluar dengan murung.
Gimyung melihat Seongeun sekilas, dan beranjak ke lemarinya untuk mencari ponsel. Ia menanyakan pada Janghyun bagaimana rasa cokelatnya.
Gimyung tenggelam dalam serunya chat dengan Janghyun, sehingga tidak menyadari apa yang sedang terjadi.
Seongeun ... murung.
"SINWOO!" Teriak Gimyung tiba-tiba. "Seongeun murung! Dia murung!"
Han Sinwoo menaikkan sebelah alisnya. "Terus kenapa gitu?"
"Dia murung! Dan sekarang malem Sabtu!" Seru Gimyung. Han Sinwoo segera bangkit dari kasurnya. Berlari keluar bersama Gimyung, mencari keberadaan teman mereka.
Mereka bersekolah di hari Senin sampai Jum'at. Sabtu dan minggu adalah hari libur. Siswa lebih banyak memanfaatkan malam Sabtu untuk main, keluar dengan sahabat, dan tentu lebih banyak berpacaran. Sementara malam minggu mereka habiskan untuk beristirahat sebelum menghadapi Senin.
Sinwoo dan Gimyung terus berjalan. Perlahan mereka merasakan desiran angin yang cukup kuat.
"Sialan," umpat Gimyung, "kita terlambat."
Seongeun duduk bersila di tengah lapangan belakang asrama sambil memejamkan mata. Angin berkumpul melingkar di sekitarnya, mulai membentuk tornado kecil. Tornado itu merupakan hasil semua umpatan kaum jomblo pada para kaum bucin maupun antek-antek cinta yang sedang PDKT. Seongeun mengumpulkan semua energi itu dan mengolahnya menjadi kekuatan yang semakin membesar.
Banyak siswa yang segera keluar dari ruangan, melihat apa yang sedang terjadi.
"Seongeun, maafin gua!" Gimyung berteriak, namun tidak digubris oleh Seongeun. Dia sedang fokus menggagalkan rencana pacaran para siswa bucin.
Angin berhembus di sekitarnya semakin kuat. Kini mulai menarik kerikil-kerikil dan benda kecil lainnya.
Siswa kelas 10 juga ikut kepo, mereka pergi ke lapangan belakang dan berakhir kelilipan.
"Seongeun!!! Jangan gini!!!" Sinwoo berteriak sambil menyenderkan badannya ke tembok, takut terbawa angin. "Gua yakin lu pasti bisa dapet pasangan nanti! Plis stop!"
Janghyun yang baru saja keluar langsung terkena debu di matanya. Badannya hampir terseret angin tornado. Namun, dia segera berpegangan pada tubuh Gimyung, mencoba memeluknya.
"Eh, Janda!" Gimyung berusaha berbicara pada Hyun di tengah badai. "Janghyun, berdiri di belakang gua!"
Janghyun menurut dan memeluk Gimyung dari belakang di tengah badai. Nyawanya bisa menjadi taruhan.
Sementara Jonggun, Jungoo dan Lee Jihoon tetap berada di dalam asrama, mencari aman.
"Si Seo kenapa sih?" Tanya Jonggun kesal."Iri sama perbucinan," jawab Jihoon sebagai teman sekamar Seongeun. "Dia pernah bilang mau ngeratain satu sekolah karena iri. Gua gak tau kalau dia bener-bener bisa begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA PTJ (SlowUp)
Fanfiction"Aku suka makan bakpia ... karena BApak aKu maPIA hehehe!" - Seo Seongeun Karakter milik Park Taejoon. Judul Manhwa : Lookism -> Warning : Mengandung kata kasar, kata tidak baku, kekerasan, bromance, romance, bau duit Jay dan kebodohan Seo Seongeun...