Hyungseok berdiri di depan kamar barunya, bersama Jay, Janghyun dan Zin.
Ia membuka gagang pintu, melihat keadaan kamarnya. Bersih. Mereka berempat memasuki kamar itu. Nampaknya pemilik kamar ini sebelumnya merupakan seseorang yang menyukai kebersihan.
"Kasurnya tetep aja, ya?" Saran Hyun.
Semua mengangguk setuju. Hyungseok menutup pintu dan menguncinya. Seok menyalakan kipas angin dengan kecepatan kecil.
Zin meletakkan tas dan kopernya begitu saja, lalu menghempaskan dirinya di kasur bagian kanan bawah. "Bentar lagi gua tata barang gua di lemari. Asli, cape banget!"
Jay sendiri sudah mulai menata pakaiannya di lemari miliknya sendiri. Suasana di sekitar kamar mereka sedikit sepi, karena memang letak kamar mereka yang tergolong terpencil. Di lorong tempat kamar mereka, hanya ada sepuluh kamar, yaitu nomor 80 sampai 90. Jendela kamar mereka menghadap langsung ke lapangan belakang asrama.
Hyungseok duduk di kasurnya, kasur sebelah kiri bawah. Di sebelah Zin. Janghyun tetap di kanan atas, dan Jay di kiri atas.
"Kayaknya sih di sini bakal tenang," ujar Janghyun berpendapat. "Dulu kita satu lorong kamar 30, rasanya rusuh banget. Sekarang, satu lorong cuma 10 kamar."
Hyungseok beranjak dari ranjangnya, ikut menata pakaian di lemari miliknya. "Iya. Semoga si sini bisa tenang."
Zin dan Janghyun ikut menata pakaian mereka. Ya, lebih cepat lebih baik. Zin ingin segera beristirahat.
Mereka lelah. Sepulang sekolah mereka harus berberes dan berkemas, lalu mandi dan mencari letak kamar. Kini mereka harus menata pakaian, buku, dan barang-barang yang lain. Setelah itu baru mereka bisa tidur maupun bersantai.
30 menita lamanya mereka habiskan untuk menata pakaian. Jay sudah selesai lebih dulu, naik ke ranjangnya yang berada di atas ranjang Hyungseok. Merebahkan badan, lalu bermain ponsel.
Tiga temannya yang lain menyusul untuk beristirahat. Janghyun teringat bahwa dia harus meletakkan beberapa perabot kamar mandi. Janghyun menata gayung, sikat gigi, sabun cair, dan barang lain yang ia bawa dari kamar sebelumnya. Setelahnya, dia keluar dan mengecas ponselnya yang sekarat.
Hyungseok mendengar suara aneh, sayup-sayup memasuki telinganya.
Lima detik.
Sepuluh detik.
Suara itu semakin kuat didengarnya. Seperti ... lagu?
Zin yang sedang berusaha tidur, segera membuka mata dan mengumpat. "Ini siapa sih nyetel lagu kenceng-kenceng jam segini? Ganggu amat!"
"Gak elit banget," ujar Janghyun sambil beranjak naik ke kasurnya, "jam segini kok nyetel DJ Remix Lingsir Wengi. Ngundang setan sambil joget?"
Tok tok tok
Tok tok tok
TOK TOK TOKHyungseok beranjak lagi dari kasurnya, membuka pintu.
Han Sinwoo?
"Hyungseok, kamu tahu saya, kan? Saya Han Sinwoo," ucap Sinwoo sopan. "Mohon maaf kalo ganggu kamu. Tadinya saya cuma mau ngasih ini."
Han Sinwoo menunjukkan satu kantong plastik yang entah apa isinya."Aduh gapapa bang, sini masuk dulu!" Tawar Hyungseok. Han Sinwoo memasuki ruangan, disambut teman-teman Hyungseok yang lain. Sinwoo meletakkan barang bawaannya di meja.
Sinwoo duduk di ranjang Hyungseok. Zin menatapnya heran. "Ada tugas apa bang? Atau cuma mampir aja?"
"Iya nih Zin," Sinwoo menjawab, "saya mau minta maaf kalau kalian berempat terganggu. Seongeun sama Gimyung lagi joget sambil nyalain speaker kenceng-kenceng di depan. Makanya saya lari ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA PTJ (SlowUp)
Fanfiction"Aku suka makan bakpia ... karena BApak aKu maPIA hehehe!" - Seo Seongeun Karakter milik Park Taejoon. Judul Manhwa : Lookism -> Warning : Mengandung kata kasar, kata tidak baku, kekerasan, bromance, romance, bau duit Jay dan kebodohan Seo Seongeun...