Mengetes - 1

2.4K 434 39
                                    

Rombongan Hyungseok (kelompok 2) memilih untuk pergi ke pos 3 di lantai atas, sementara rombongan Gimyung (kelompok 1) langsung berlari ke arah pos 2 di taman sekolah.

Di pos 2, seluruh anggota kelompok 1 dikejutkan dengan adanya dua orang pria berbadan besar yang sedang berdiri menghadang.

Ada Lee Dogyu dan... Ma Taesoo.

Lee Jihoon tahu, kak Dogyu itu satu kampus dengan kak Sophia. Dan Ma Taesoo sendiri saat ini adalah mahasiswa universitas Ansan.
Ma Taesoo adalah masa lalu Lee Jihoon.

"Kalian kelompok berapa?" tanya Dogyu pada gerombolan itu.

"Kelompok satu," yakin Sinwoo, "kami harus apa sekarang, kak?"

"Taesoo, tolong jelasin ke mereka," pinta Dogyu.

Yang diajak bicara justru sedang asyik bengong, memperhatikan salah satu siswa berambut pink yang memiliki gaya bertarung paling cantik. Adik kelas yang dulu selalu ia puji.

"Taesoo? Kok bengong? Hayo otaknya cabul ya," tegur Dogyu. Taesoo yang sadar dari lamunannya segera mengalihkan pandangan.

"Hah? Oh, enggak," gugup Taesoo.

Lee Jihoon sama sekali tidak ingin menatap kakak kelasnya itu. Kenangannya kelam bersama Taesoo.

"Wah, kalian bener-bener gak bawa apa-apa, ya," ujar Taesoo setelah memperhatikan para siswa SMA yang aneh itu.

Taesoo tersenyum. "Bakalan seru nih. Di pos ini kalian harus nyari sesuatu. Saya akan kasih kalian beberapa clue yang harus kalian tebak. Yang bisa jawab, langsung bisikin ke saya atau rekan saya, dan boleh lanjut ke pos berikutnya."

Zin dan Sinwoo membelaklakkan mata. Kertas yang tadi diberikan Sophia, itulah kunci kesuksesan mereka.

"Gim, ini kita ngapain, sih?" tanya Jonggun berbisik-bisik pada Gimyung.

"Nggak tahu, udah dengerin aja dulu," sewot Gimyung.

"Dengar baik-baik pernyataan dari saya," Dogyu mengawali.
"Saat ini, yang paling penting. Ia sangat penting, dan berada di dekat kamu."

Wonseok mengerutkan dahi. "Clue macam apa itu sialan?"

Jonggun ikut bingung. "Tahu tuh, gajelas!"

Zin dan Sinwoo langsung membuka kertas kunci jawaban yang diberi oleh Sophia. Mereka berpandangan dan saling menganggukkan kepala. Dua orang yang beruntung ini maju dan membisikkan sesuatu pada Taesoo dan Dogyu.

"Ya, benar! Kalian bisa langsung ke pos selanjutnya!" seru Dogyu tersenyum. Langsung saja Zin dan Sinwoo melangkah terlebih dahulu setelah melambai pada teman-temannya yang lain.

"Kita gak dikasih tahu. Harusnya elu ketangkep juga, Hyun!" seru Jonggun.

"Dih apaan sih," sewot Janghyun.

Gimyung yang sedang memikirkan jawaban dengan menggunakan 1% otaknya, melihat ke arah Janghyun yang juga sedang berpikir.

Gimyung sedang mengagumi sesuatu.
Rambut kuning dengan sampo sunsilk hijab. Pipi yang halus dan terlihat lembut. Alisnya yang sempurna, turut bergerak ketika mata indahnya melirik kesana-kemari.

"Bang, waras lu?" tegur Janghyun singkat, takut kakak kelasnya yang satu ini terkena arwah nyasar atau semacamnya.

"Waras lah," jawab Gimyung, masih tetap memperhatikan Hyun.

"Ngeliatin gua sampe segitunya, kan takut," jujur Hyun. "Kayak mau makan orang."

"Dih pede." Gimyung membalas pernyataan Hyun dengan gelak tawa. Sebenarnya dia hanya memikirkan satu hal, yaitu bahwa...
Duda, duda yang satu ini sangat cantik.

Tak mau berpanjang-lebar, Gimyung menggandeng telapak tangan Janghyun dan mengangkatnya ke atas, seperti baru menang tinju.
"Ini kak, yang paling penting buat saya!"

Jelas, Janghyun terkejut bukan main.

Taesoo dan Dogyu menaikkan alis. "Ada alasannya?"

"Ya karena nggak ada lagi," jawab Gimyung sambil menurunkan lengan Janghyun. "yang saya anggap paling penting sekarang ya dia. Kan dia teman saya. Saat ini kerjasama-lah yang paling penting, jadi saya anggap jawabannya adalah dia. Teman saya."

"Teman hidup. Hehe," bisik Gimyung pada Janghyun. Sialan, Janghyun merinding.

"Benar! Jawabannya adalah teman. Tapi harusnya tadi kamu bisik-bisik lho. Tapi ya sudah, gapapa," jelas Taesoo. "Kalian semua lolos!"

Wonseok mengucapkan ribuan terima kasih pada Gimyung. Gimyung yang berbangga diri, langsung memimpin jalannya kelompok setelah berpamitan pada Dogyu dan Taesoo.

Sementara itu, Jihoon dan Taesoo saling menatap tajam. Sepertinya diantara mereka ada dendam yang terselip.

Di sisi lain, kelompok Hyungseok masih kebingungan di lantai tiga.

































special thanks to bijinyagimyung for the idea, hope you like it <3

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang