Bukan Cerita Biasa

3.7K 787 328
                                    

Kini giliran kelas XI IPA, kelas Han Sinwoo untuk menampilkan hasil drama yang sudah mereka susun. Masing-masing dari mereka sudah menghafal peran dan teks yang ditentukan.

Judul drama mereka adalah 'Bawang Bombai, Wibu Bau Bawang'.
Disusun oleh Gimyung dan Seongeun.
Jika drama sebelumnya hanya diperankan oleh Jonggun dan Jungoo, drama kali ini diperankan oleh :

Han Sinwoo sebagai Ibu Tiri
Seo Seongeun sebagai Bawang Bombai
Kim Gimyung sebagai Wibu Bau Bawang
Lee Jihoon sebagai Kuda Wrwrwrwr
Chae Wonseok sebagai Pangeran Kadal
Wang Ochun sebagai Pohon Bambu

Kisah ini akan sangat menarik. Mari kita simak.






















































"Wibu, apakah kamu melihat pangeran tampan di dekat sini? Tadi aku mencium aromanya! Pangeran tampan hmm wangy-wangy!" Seo Seongeun berjalan memasuki panggung dengan memakai kostum Elsa Frozen.

"Tidak, wahai Bombai yang burik. Apakah kadal baunya wangy? Kalo kata aku sih enggak," sahut Gimyung yang berpakaian kebaya berpura-pura mencuci kain serbet di sisi lain panggung. "Apakah kamu melihat ibunda kita, Bombai?"

"Ape lu panggil-panggil?" Han Sinwoo mulai mendominasi panggung. "Mau by one? Ayo!"

Gimyung melempar kain serbet gaib yang sedang dia cuci ke wajah Sinwoo. "Ah bisa aja ibundaku ini, kita lagi membicarakan pangeran kadal."

"ANAK KURANG AJAR!" Teriak Han Sinwoo sambil memukul Seo Seongeun menggunakan satu buah lidi. Padahal, Gimyung yang salah.

Sialan, Han Sinwoo sekarang sedang terlalu in-character. Nampaknya, dia kesurupan ibu tiri asli.

"TYDACK! AKU SUDAH TYDACK KUAD DI SYKSA SEPERTI INIEH!" Seongeun mengibaskan rambut gaibnya. "AKU MAU MINGGAT!"

"MINGGAT AJA!!!" Ucap Han Sinwoo sambil mengusir Seongeun layaknya kecoa.

Seongeun memasang wajah sedih, terlihat akan pergi dari panggung. Namun, belum lima langkah dia berjalan, dia sudah berbalik arah.

"Ngapain balik?" Emosi Sinwoo.

"Aku belum makan," jawab Seongeun.

Juri sudah hampir emosi di awal drama.

"NGIIKK GUK GUK MOO MOO MBEK MBEK MEONG!!"

Terdengar suara hewan aneh dari sisi lain panggung.

Ternyata itu adalah kuda wrwrwrwr milik pangeran kadal. Sebenarnya tidak bisa dibilang kuda, karena Chae Wonseok tidak menaiki punggung Lee Jihoon melainkan berjalan di sampingnya. Lee Jihoon mengenakan kostum kupu-kupu karena kostum kudanya tidak berwarna pink. Jihoon tidak suka.

Wonseok mengenakan kostum terbaik, yaitu kaos dan celana boxer.

"Ibunda! Ada spesies langka!" Kim Gimyung berjalan ke arah Wonseok. "Ini hewan apa? Kok lucu?"

"Heh goblog," tegur Seongeun, "kudanya itu yang satunya, yang rambut pink!"

"-WAHAI (GADIS) CANTIK, SIAPAKAH (NAMAMU)?"
Wonseok berlutut di depan Seongeun sambil mengulurkan tangannya. Bicaranya memang begitu, setengah-setengah.

Wang Ochun menempel di tembok aula dan berkeliling. Katanya, orang suka warna hijau-hijau daun. Menyegarkan mata. Sayangnya, Ochun sendiri tidak sadar bahwa kostum bambu miliknya tidak berwarna hijau melainkan kuning tai.

"Aku Bawang Bombai, dan kamueh?" Seongeun menyerahkan tangan kanannya pada Wonseok.

"Aku adalah (pangeran) kadal. Aku terpana (padamu) karena kamu (bisa membedakan aku dengan) kuda. Apakah kamu mau menjadi (istri sekaligus) babuku?"

Seongeun menampol Wonseok dengan kuku jempolnya. "Kamu mau jadiin saya babu?! TCH, SEMUA KADAL SAMA SAJA!" Seongeun yang sok dramatis berlari berkeliling kursi penonton.

"Tydack!" Wonseok berusaha mengejar Seongeun menggunakan kuda wrwrwrwr miliknya. Tapi tidak jadi. Kudanya kelamaan.

"Bombai! Aku (tidak) bermaksud begitu!" Wonseok mengejar-ngejar Seongeun layaknya drama India. "Jangan (lari)!"

Seongeun tak sengaja menginjak roknya sendiri dan jatuh menimpa Wang Ochun. Wonseok menolong bambu malang itu terlebih dahulu dan membiarkan Seongeun berdiri sendiri.

"Awas jatuh," ucap Gimyung.

"WIBU, LU GUA TAMPOL YH ANJENK," ucap Seongeun sambil pergi ke arah Lee Jihoon, meninggalkan pangeran kadal dan wibu bau bawang yang sedang berdebat tentang warna kostum Ochun itu kuning kunyit atau kuning telur.

Ya, benar, kuning tai.

"Aku mau sama kuda wrwrwrwr aja deh, gantenk," jujur Seongeun menggait lengan Lee Jihoon dengan manja.

"Gak bisa," sela Sinwoo tiba-tiba, "kuda ini akan menjadi papah tirimu!"

"AAAA PAPAKU KUDAAA, HARUSNYA BAPAK AKU MAPIA CUG!!!!!!!" Teriak Seongeun. Sinwoo tertawa sekencang-kencangnya. Gimyung dan Wonseok masih berdebat perkara kuning-kuning. Wang Ochun masih menempel di tembok. Sementara kuda kita Lee Jihoon sedang mengeong.

Bagaimana keadaan penonton?

Bisa dipastikan hampir semua mimisan kronis. Hyungseok kejang-kejang. Zin matanya putih, hampir pingsan. Vasko menangis sesegukan. Jonggun dan Jungoo mengeluh gangguan pengelihatan. Yohan sedang beli insto. Bumjae sudah terguling dari kursinya.

"HIKSROT!" Vasko mengelap ingusnya. "Sedih banget, ya, Bumjae? Kasihan pohonnya ..."

Bumjae bisa. Bisa gila.

"SUDAH CUKUP, SAYA MAU KELUAR!" Teriak juri utama.

"SAYA MAU NUNGGU ANAK KELAS 10 SAJA! TERSERAH! KALIAN BIKIN SAYA CAPE! CAPE DENGAN PERBAWANGAN INI!"

Semua siswa keluar dari aula, menyisakan para pemain drama kita yang baru saja selesai.

"Lah, udah?" Tanya Sinwoo, "kok sepi?"

Han Sinwoo seperti baru sadar dari apa yang sudah dia lakukan.

Sepertinya, dia harus mengecek hasil rekaman drama itu.





















































































INI BUKU GENRENYA APA SIH

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang