Mengsakit

4.4K 931 118
                                    

Park Jonggun berlari menerjang siswa-siswi di koridor. Wajahnya terlihat sangat kebingungan, seperti terburu-buru mencari sesuatu.

"MINGGIR! MINGGIR SEMUA!" Jonggun terus berlari hingga sampai di depan pintu UKS.

"Dimana Goo?!" Tanya Gun pada siswa-siswa di UKS.

"Goo itu apa? Makanan? Makhluk astral?" Tanya Wang Ochun, anggota PMR yang kebetulan sedang berjaga.

"Temen gua, Jungoo!" Seru Gun marah-marah.

"Ya lu cari sendiri lah, goblok! Ranjang cuma empat doang kok ga mau ngecek satu-satu, males amat jadi siswa!" Wang Ochun yang sedang kesal menjadi semakin kesal karena ada Jonggun.

Jonggun memasuki ruang UKS.

BUAK! Ochun melempar Gun dengan buku daftar hadir.

"LU NGAPAIN, SIH?!" Jonggun semakin stres.

"SEPATUNYA LEPAS DULU! GUA BARU NGEPEL! KAKI LU ITU NAJIS SENAJIS-NAJISNYA!" Ujar Ochun semakin ngegas semakin didepan.

Jonggun melepas sepatunya dan melemparnya keluar. Ia lanjut mencari Goo.

Ketemu. Jungoo sedang berbaring di atas kasur UKS yang empuk.

"Jungoo! Lu kenapa, anjir? Siapa yang jahilin lo? Ayo ngaku!" Tanya Jungoo beruntun.

"Gua kesenggol gerobak eskrim, terus jatuh meletoy ke semak-semak," jawab Goo tanpa rasa berdosa, "untung gak tajem. Kalau semak-semaknya setajam omongan lu, mungkin gua udah modar." Jungoo sebenarnya tidak begitu merasakan sakit, hanya saja dia ingin tetap tidur di UKS untuk menghindari pelajaran.

Jonggun heran. "Apaan? Ketabrak gerobak eskrim? Aduh, kenapa sih lu gak bisa banget jaga diri sendiri? Minggir kek, apa kek, ini malah masuk semak? Lu tau gak–"

"Ehm. Orang lagi sakit, bukannya didoain malah marah-marah," potong seseorang.

Jonggun baru sadar, ada seseorang di samping ranjang Jungoo.

"DG? Lu ngapain?" Sinis Jonggun.

"Gua anggota PMR," jawab DG mengejek. "Ga terima lu?"

"Ya kan bisa diluar? Gak usah sok akrab sama Jungoo," ujar Gun.

DG menaikkan alis. "Hah? Suka-suka gua, dong! Gua disini jagain temen gua, kok!"

"Kalian ribut mulu, berisik banget. Ada orang sakit malah bikin tambah pusing. Berguna dikit kek. Pijitin kek, atau beliin minum kek," keluh Jungoo yang lelah mendengar pertengkaran Gun dan DG.

"Lu mau minum apa? Gua beliin," sahut Gun.

"Yaa, yang murah aja. Es krim panas. Dah sana cepet beliin," perintah Goo.

Gun dan DG saling bertatapan dengan sinis. Mereka seperti mau saling mencabik satu sama lain. Bagi mereka berdua, ini adalah soal harga diri. Jika Jungoo menginginkan es krim panas, maka dia harus mendapatkannya.

Dua ekor manusia beda warna rambut itu langsung lari keluar mengenakan sepatu secepat kilat. Gun berlari ke arah kantin, sementara DG berlari entah kemana.

Gun langsung menyerobot antrian dan bertanya pada ibu kantin. "Bu, ada es krim panas?"

Ibu kantin tiba-tiba sedih. Hari yang dia lalui hari ini sangat berat. "Ya Gusti, hari ini ada apa ya? Tadi ada siswa ngutang sepuluh kali buat beli mi instan, ada yang minta nasi goreng lapis emas, sekarang malah minta es krim panas?"

"Kamu pergi aja ya, gak usah beli di kantin saya lagi," ucap Ibu kantin sambil menatap Gun dengan pedas.

Jonggun tidak bisa berkata-kata. Iya juga, mana ada es krim panas?

Jonggun kembali ke UKS dengan tangan kosong.

Gun pergi ke ranjang Goo dengan sedikit rasa bersalah.

"Wah, enak banget! Beli di mana? Ntar beliin gua lagi, ya!" Jungoo sedang memakan es krim goreng pemberian DG dengan lahap.

"Di depan sekolah kan ada," jawab DG yang senang melihat Goo makan dengan lahap. DG langsung membelikan 5 es krim goreng untuk dimakan oleh Goo.

Gun mengerutkan dahi. Kenapa dia tidak kepikiram bahwa es krim panas itu adalah es krim goreng?

DG menatap Gun dengan tatapan menghina.

"Ya, bagus," ujar Ochun tiba-tiba, berdiri di depan Gun dan DG. "Sekarang, kalian ngepel. Masuk UKS pake sepatu, udah kaya raja aja. Inget, kalian bukan tuan muda Jay."

Gun mengepel dengan penuh rasa kesal, sementara DG mengepel dengan penuh rasa kemenangan.

Babak pertama,
DG 1-0 Jonggun.

SMA PTJ (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang