BRUAKK!
Gimyung jatuh bersamaan dengan satu sisi pintu lemari yang lepas.
Jihoon dan Jonggun melongo.
"Kok elu ga pake baju, Gim?" Tanya Jihoon, mengintimidasi.
"Anu, soalnya panas nih cuacanya!" Jawab Gimyung.
Janghyun muncul dari balik sisi pintu lemari yang lain, dengan wajah penuh keringat dan rambut berantakan.
"Bang Gimyung tega banget, padahal di dalem panas masih aja gerak!""Ya maap." Gimyung berdiri perlahan. Dia menatap Janghyun yang tengah kesakitan, sepertinya tangannya sedikit terluka karena tergores kayu.
"Lagian tolol amat, ngapain di dalem lemari berduaan?" Tanya Jonggun.
"Gua gak tega kalau Janghyun kalah," jujur Gimyung. "Tapi malah ketahuan. Mana pintunya lepas, lagi! Bakalan diomelin Ochun, nih, gua!"
Jihoon mengambil obat merah dan plester di etalase kaca. "Elu sih, ada-ada aja. Udah nemu tumbal bukannya dibawa keluar malah disembunyiin!"
"Bilang aja mau modus, Udah lah, apal gua kalo sama Gimyung mah," sela Jonggun.
"Dih, kaya' situ nggak modus ke Jungoo aja," sindir Gimyung berbisik. Ia mengambil obat merah dan plester dari tangan Jihoon dan memerintahkan pada Janghyun untuk duduk di matras.
"Sini, gua obatin. Tadi lu kegores gara-gara gua juga, kan?" Jelas Gimyung.
Janghyun meringis. Lukanya sedikit tapi entah mengapa rasanya perih sekali. "Aduh gapapa bang, biar gua obatin sendiri aja!"
Gimyung menggeleng, menunjukkan ekspresi penolakan. "Udah, duduk aja sono."
Jihoon dan Jonggun kini tengah menyaksikan adegan tolol antara seorang anak mafia (asli) dan duda kembang. Ah, mereka lupa, mungkin Janghyun tidak peduli pada Gimyung. Namun, dengan tekad Gimyung yang kuat, mungkin suatu hari nanti Janghyun akan luluh juga.
"Eh, kalian lanjut aja deh. Gua mau nyari tumbal yang lain dulu," ucap Jonggun singkat lalu segera keluar dari ruang UKS.
"Yaudah sana. Semoga nemu ya," ujar Gimyung. Dia lalu lanjut berbicara dengan Jihoon dan Janghyun.
Sisa mereka bertiga, yang sedang berbincang tanpa ada keinginan untuk keluar ruangan.
Kini mari kita lihat keadaan Seong Yohan di kantin sekolah. Ah, rupanya dia sudah tidak ada di sana.
"Game asu, tolol banget, mending gua sembunyi di game epep daripada sembunyi beneran gini," bisik Yohan. Ya, karena dia memang benar-benar tidak ingin tertangkap, kini Yohan tengah bersembunyi di dalam tempat sampah besar. Lokasinya, tepat di samping kantin.
Sejujurnya, tadi Yohan hampir ketahuan di awal permainan oleh Han Sinwoo, hanya saja sepertinya Zin memanggilnya. Yohan jadi selamat. Sadar bahwa tempatnya bersembunyi tidak aman, Yohan segera berpindah ke tempat sampah.
"BA"
Yohan terkejut setengah mati ketika ada yang membuka tempat sampah. Dia ketahuan?
"Jay, Yohan disini! Tapi kok bau?"
Ya. Yohan tertangkap oleh Park Hyungseok dan Hong Jay. Pasrah dengan keadaan, Yohan dibawa kembali ke asrama sebagai tumbal yang kalah.
"Mending gua main epep," umpat Yohan sepanjang jalan.Kim Jungoo sudah berpindah dari gudang ke ruang laboratorium biologi.
"Gua nyamar jadi tengkorak aja kali, ya? Jadi Kaori. Huh Kaori sayangku wangy wangy. Untung mayat, kalo bukan mayat kunikahin kamu sayang," racaunya tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA PTJ (SlowUp)
Fanfiction"Aku suka makan bakpia ... karena BApak aKu maPIA hehehe!" - Seo Seongeun Karakter milik Park Taejoon. Judul Manhwa : Lookism -> Warning : Mengandung kata kasar, kata tidak baku, kekerasan, bromance, romance, bau duit Jay dan kebodohan Seo Seongeun...