......
Selly menuju ruangan Rangga
"tok tok tok" Selly mengetuk pelan pintu itu
"silahkan masuk"gumam seseorang dari dalam ruangan
Selly membuka pintu dan berjalan menuju meja Rangga.
"selamat siang suamiku" Selly menyapa Rangga terlebih dahulu
"siang sayaang" jawab Rangga
"kalau kamu masih ada pekerjaan, sebaiknya kamu selesaikan dulu" sela Selly ketika Rangga hendak berdiri dari kursinya
"hanya sedikit biar nanti sekretaris aku yang urus"
Rangga beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke sofa tempat Selly duduk. Rangga merasa bahwa Selly tidak menghiraukannya, akan tetqpi dia lebih tertarik dengan sekeliling. Bagaimana tidak, ini menjadi oemandangan langka bagi Selly.
Selly menelusuri setiap sudut ruangan itu, rapi dan sangat elegan karena baru pertama kalinya masuk ke ruangan tersebut. Tidak banyak benda di ruangan itu, hanya ada jam dan sebuah lukisan di dinding. Lukisan yang sangat tidak asing bagi Selly. Benar sekali... Itu adalah lukisan Rangga dan Selly saat masih sekolah dulu. Terukir indah senyum diwajah keduanya saat itu.
Rangga membiarkan Selly berkeliling melihat - lihat ruangannya. Mungkin akan banyak pertanyaan yang harus Rangga jawab. Namun siapa sangka, Selly hanya mengamati dan melihat semuanya tanpa mengeluarkan sepatah kata.
Dalam hatinya, Selly merasa sangat bersalah karena keputusan di masa lalu yang memilih untuk meninggalkan Rangga. Namun apa daya, semua sudah terjadi dan tidak mungkin baginya untuk mengulangnya. Kini selly hanya bisa kagum dan terus kuat karena semua yang dia jalani selama ini tidak mudah baginya.
Rangga yang nerasa ada perubahan dengan raut wajah Selly langsung menghampiri dan memeluknya dari belakang.
"kamu kenapa?" tanya Rangga
"tidak, aku baik - baik saja"
"aku masih menyimpan semua kenangan kita di masa lalu, aku mohon jangan pernah meninggalkan aku lagi"
Selly mulai meneteskan air mata..
"tidak akan, aku tidak akan meninggalkan kamu sampai ajal menjemput"
"terima kasih sayaang" rangga mencium kening Selly dan mengusap air matanya.
Mereka berpelukan tanpa berkata sepatah katapun. Seolah pelukan itu sudah cukup untuk dijadikan sebuah jawaban. Terkadang mereka masih seperti hari sebelum kejadian yang dijnginkan terjadi.
Rangga perlahan melepas pelukannya dan menatap Selly. Menghapus air matanya.
"Sayaaang, bagaimana kalau kita ke kantin?" Ucap Rangga
"Hhhhmmmm, ayooo"
"ayo kita ke kantin" mereka berdua berjalan keluar ruangan dan menuju ke kantin.
Ini jam makan siang, beberapa karyawan sudab mulai berjalan kesana kemari untuk mencari teman ke kantin. Dan tidak sedikit dari mereka yang bersenda gurau membicarakan hal yang menyenangkan.
"Mari pak"
" mari pak"
"Mari bu"
"Mari buuu"
Sapaan untuk mereka tiada henti. Karyawan disini berbeda dengan karyawan lainnya. Mereka dengan semangat bekerja tanpa memandang jabatan. Karena seperti itulah cara Rangga membuat peraturan di kantornya.
Mereka berjalan menuju ke kantin perusahaan. Tak sedikit dari karyawan yang iri dan kagum melihat mereka berdua yang terlihat sangat serasi.
Mereka duduk di tempat yang dekat dengan jendela luar. Karena itu memang tempat favorit mereka saat makan. Rangga berjalan menuju ke tempat pemesanan dan memesan beberapa makanan.
Rangga terus mencuri melihat wajah Selly yang masih sangat sulit dipercaya kalau kini benar"ada dihadapannya.
Kini teringat kembali semua masa lalu yang kjni sudah jadi kenangan. Bagaimana tidak, Rangga sempat kehilangan Selly. Sembari menunggu makanan mereka saling memandang, berusaha untuk mencurahkan segala isi hatinya.
Tak butuh lama, makanan yang mereka pesan datang. Makanan yang sangat sederhana dan sama dengan semua karyawannya. Selly dan Rangga sangat menikmati hidangan makan siang. Sesekali terdengar bisik - bisik dari karyawan. Yang sebenarnya mereka dengar tetapi pura-pura tidak mendengar.
Makanan kantin yang disediakan sangat beragam. Mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa. Ada juga beberapa jajanan masa sekolah yang memang sengaja di undang ke kantin untuk bergabung bersama.
Rangga sangat lahap makan siang karena memang dia sangat suka dengan menu makanan yang dia pesan. Akan tetapi lain halnya selly, selly merasa dirinya sedikit tidak enak badan. Tapi berusaha untuk baik - baik saja.
"huek, huek...." selly berusaha menahannya
"kamu kenapa?" Rangga mulai panik
"aku mual, dii.. Dimanaa toilet"
"ayo biar aku antar"
Semua mata tertuju pada mereka, semua orang juga ikut panik lantaran itu bos mereka sendiri.
Rangga mengantar Selly ke toilet, seakan tidak peduli itu toilet wanita. Rangga langsung menerobos dan membantu Selly. Benar saja, Selly muntah namun tak ada yang keluar dari mulutnya. Setelah beberapa saat, Selly merasa sudah sedikit baikan. Namun kepalanya sangat pusing, bayangannya juga kabur...
"Selly, Seeellyy....."
"siapkan mobil sekarang!!!"
Entah tidak tahu Rangga memerintah siapa, tapi yang pasti salah satu dari mereka sigap keluar kantin dan secepat kilat berlari ke arah tempat parkiran.
Benaaaaar....
Siapa lagi kalau bukan sekretarisnya, dimanapun Rangga pasti ada sekretarisnya yang siap dan sigap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk
RomanceSebagian cerita di private Untuk membaca silahkan follow Jangan lupa vote dan komennya