Beberapa minggu setelah mereka resmi menikah rangga mulai melakukan tugasnya sebagai seorang ayah, seperti membawa anaknya ke taman hiburan, mulai mengantar ke sekolah paud dan lain lain.
"keluar dari rumah ini"
Rangga yang kaget langsung berdiri dari kursi dimana dia baru saja menonton film. Dia kaget karena merasa tak melakukan kesalahan apapun.
"kamu nggak lihat? Di depan bunga mawar kesayanganku ketutupan rumput, tolong di bersihkan"
"kan ada pak didit (tukang kebun)" jawab rangga
"kamu nggak inget sama perjanjian di kertas ini yang no 1?"
Dikertas itu tertulis bahwa rangga akan melakukan apapun yang disukai oleh selly apapun itu
"lalu hubungannya?"
"ya aku lebih seneng kalo kamu yang bersiin rumput rumput itu, daripada pak didit"
Rangga menganga mendengar alasan tak masuk akal itu
"nggak mau? Kamu ingin segera diusir dari rumah ini?"
Dengan lemas dan sabar rangga langsug bergegas sambil membawa beberapa gunting rumput. Melihat itu selly benar benar senang karena sukses mengerjai laki laki bodoh itu.
Dari bawah rangga kecil terlihat memerhatikan ayahnya dari sela jendela
"ma ayah ngapain bersiin rumput?"
Selly segera menggendong anaknya "itu contohnya papa yang baik, rajin bersiin rumah, meskipun punya pembantu di rumah kita tetep nggak boleh males malesan" terangnya pada anaknya
Sementara di luar rangga berulangkali nampak memukul mukul tanah karena kesal, dia memang tak punya pilihan untuk menolak.
Baru saja selesai mengerjakan tugasnya selly lagi lagi memberikannya tugas untuk membawa rangga kecil ke taman di dekat rumah.
"bukankah kemaren udah kesana sayang?" ucap rangga pada anaknya
"namanya juga anak pengen main.. kenapa? Nggak mau?" ucap selly lagi
Dengan terpaksa rangga yang belum sempat mandi setelah berkeringat langsung membawa anaknya bermain hingga sore hari.
Jam 5 sore dia datang dengan kondisi memprihatinkan yaitu rambut penuh lumpur.
"Kamu kenapa?" Tanya selly
"Dia ini melempariku dengan tanah liat" sambil menunjuk anaknya.
Selly segera mengambil anaknya dari gendongan rangga.
"Sana mandi.. udah itu beliin sabun sama sikat gigi dan perlengkapan lainnya di swalayan."
Sontak rangga semakin kesal. tangannya meremas erat handuk yang dia pegang dengan erat. Ingin sekali dirinya mengatakan tidak, namun janji tetaplah janji. Setelah mandi dengan cepat dia berlari kearah swalayan terdekat agar bisa segera beristirahat.
Namun niatnya untuk segera istirahat gugur saat dia berkeliling di area swalayan yang luas dan tak menemukan jenis sabun yang tertulis di kertas catatannya.
Cukup lama berkeliling seperti orang baru saja kerampokan akhirnya seorang gadis cantik mendekatinya.
"Cari apa kak?" Tanya gadis itu
Itulah satu satunya kesempatan untuk meminta bantuan.
"Bisa beritahu aku dimana letak sabun ini?" Sambil memperlihatkan kertasnya.
Gadis itu tertawa tentu saja rangga merasa heran akan hal itu.
"Ini bukan sabun badan kak.. ini cream wajah.. adanya di tempat kosmetik" sambil tersenyum
Rangga menghela nafas pelan, selly benar benar mengerjainya. Dia sangat sangat putus asa bagaimana dia bisa ke tempat kosmetik perempuan seorang diri?
"Atau kakak mau aku temenin?" Ucap gadis itu sambil memegang bahu rangga
Dengan sopan rangga melepas tangan itu "nggak paapa aku bisa sendiri"
"Emm aku juga mau ketempat itu.. biar sekalian.. oh iya kamu belum punya cewek kan?" Sambil berusaha menggoda
"Maaf saya udah punya istri" sembari antri di tempat kasir.
Sesudah selesai membayar dia langsung mencari taksi untuk tempat kosmetic terdekat sambil tetap membawa beberapa belanjaannya. Tanpa rasa malu dia memberikan kertas itu ke pihak pelayan toko. Dan semua usahanya berhasil dia bisa pulang dengan membawa semua yang di pesan oleh istrinya.
"Gimana? Lengkap?" Tanya selly
Rangga mengangguk
"Mana sabunnya? Aku harus mastiin dulu"
Dengan sabar rangga memberikannya selly mengangguk amggukkan kepalanya
"Kamu pasti tau kan kalo itu bukan sabun tapi cream wajah?"
"Iya aku tau.. cuman aku dah biasa nyebutnya sabun"
Rangga mengangguk menahan emosinya yang membara. Selly tau itu laki laki di hadapannya pasti sangat marah.
Selly maju mendekati rangga "makasih.. ini bayaran atas usahamu" dia langsung mencium laki laki di jadapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk
Любовные романыSebagian cerita di private Untuk membaca silahkan follow Jangan lupa vote dan komennya