Aku menikmati angin malam yang kini mulai menusuk tulang rusukku.
Hari yang berat buat aku, karena dari pagi hingga tengah malam seperti ini aku masih berkelut dengan pekerjaan. Pekerjaan yang tiada henti dan tak kunjung selesai.
"Ngga, kamu istirahat aja dulu. Biar aku yang urus" suara Reyhan berhasil menyadarkan Rangga dari lamunannya.
"Kita selesaikan secepatnya, dan urus sisanya besok" perintah Rangga
Rangga berkeliling area pembangunan yang kini akan menjadi miliknya.
Perusahaan yang akan dia jadikan untuk buah hatinya kelak dewasa nanti sebagai bentuk rasa syukurnya karena masih di beri kesempatan.
Rangga sendiri memang turun langsung ke lapangan guna mendapatkan hasil yang terbaik untuk putranya nanti.
.....
Dering hp Rangga berbunyi"hallo" ucap Rangga
"Ngga kapan kamu pulang? Anak kita demam" suara Selly melemah
"demam??? Kenapa anakku??? Dia baik - baik saja kan???" Rangga mulai panik
" tolong kamu pulang sekarang yaa..." pinta Selly
"aku pulang sekarang, kamu jaga Rangga ya" Rangga berjalan menuju ke tempat parkir
Selly sebenarnya sudah memanggil dokter pribadi keluarga mereka namun demam Rangga tak kunjung turun.
-------
15 menit kemudianRangga berlari keluar mobil dengan tergesa - gesa menuju ke kamar Rangga.
Dia mengelus wajah pucat dan mungil yang kini menggigil.
"sayaaang, papa disini" ucap pelan Rangga di telinga Rangga kecil.
Sesekali mencium kening putranya itu dengan lembut.
....
Di sekolahKetika jam istirahat, semua anak mengeluarkan bekal makan siangnya. Menu istimewa terlihat di masing - masing tempat bekal mereka.
Rangga mulai menyantap menunya namun ditengah - tengah suapan makannya.
"kamu mau ini?" ucap teman perempuan di sebelah Rangga kecil sambil mengarahkan telur ke arah Rangga
Rangga tak memberi jawaban, dia hanya menggelengkan kepalanya pertanda menolak halus.
Namun siapa sangka, ketika perempuan itu tak sengaja menjatuhkan telur tersebut tepat mengenai pakaian seragam Rangga.
"maaf akuuu
" tuuh liat bajuku kotol, nakal" Rangga kecil dengan nada tinggi bernajak dari duduknya
Anak perempuan itu mulai merasa bersalah dan siap menangis karena bentakan Rangga
"huaaaaaa, huaaaaaaa... Atu indak nakaaaaal..." tangisnya menggema di seluruh sudut ruangan
Namun anak yang lain bukannya menolong dia justru menyalahkan Rangga.
"Rangga jahat, Rangga jahaaaat, Rangga jahaaaat.. " suara sorak anak lainnya
Sejak kejadian itu Rangga menjadi lebih diam dari biasaanya. Bahkan dia tidak memperhatikan ke arah papan tulis. Dia terus menutup telinga dengan kedua tangannya.
Akhirnya pihak sekolah memulangkan Rangga kecil terlebih dahulu dengan menelfon Selly. Guru yang mendampingi sudah menjelaskan semuanya ke Selly.
.....
Setelah menjelaskan ke Rangga tentang kejadiannya. Selly merasa lega"sebaiknya besok kita bawa ke psikolog..." tiba - tiba Rangga berbicara
"kita lihat besok saja yaa, semoga besok sudah baikan Ngga..." cela Selly
Mereka berdua mendampingi Rangga kecil, terlihat wajah khawatir diantara mereka berdua.
" sayaaang sebaiknya kamu istirahat... Kamu paati lelah kaaan... " Rangga nenatap wajah Selly yang memang sudah sangat lelah.
Selly hanya menganggukan kepalanya. Tak butuh waktu lama mata Selly mulai terpejam.
------
Hari esok, demamnya sudah mulai turun. Dia melihat sekeliling tak ada siapapun disana."anak mama udah bangun?" suara Selly berhasil membuat Rangga kecil kaget.
"gimana demam kamu???" Selly mengecek demam putranya
Tiba - tiba Rangga kecil memeluk Selly sangat erat, Selly menepuk pelan bahunya dan berusaha menenangkannya.
Selly merasakan bajunya mulai basah, dan terdengar tangisan kecil di balik pelukan hangat itu.
"sayaaang, anak mama... Kamu kenapa??" mengelus punggung Rangga kecil
Selly merasa Rangga kecil semakin terisak menahan tangisannya sambil menggelengkan kepalanya. Berharap Selly mengganggap semuanya baik - baik saja.
Namun apa daya, Rangga kecil terus memeluk Selly hingga tak mau melepaskannya.
Selly merasakan ada sesuatu dari anaknya. Dia mengendong anaknya ke dapur tempat Rangga sedang membantu Selly menyiapkan sarapan.
"gimana ini?" suara selly berhasil membuat Rangga berbaalik mentapnya
"jagoan papa, ayo turuuuun... Sini biar gendong papa... " rayu sang papah
Namun sang anak justru mengeratkan pelukannya ke Selly.
Selly duduk dengan tetap mengendong Rangga. Mereka berdua berusaha untuk mengambil perhatian Rangga.
Namun usaha mereka sia - sia, Rangga kecil sama sekali tak bergerak dari posisinya.
"Kasian mama sayaaang" bujuk Rangga kembali
.......
Rangga kembali bekerja karena memang kondisi putranya sudah lebih baik. Akan tetapi Rangga kecil belum mau berangkat ke sekolah.Buntuuuuuuuu
Ngga tau nih mau ke arah mana....
Mungkin nda mereka punya anak lagi??
Atau mungkin ada masukan dari kaliaaaan.......????
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk
RomanceSebagian cerita di private Untuk membaca silahkan follow Jangan lupa vote dan komennya