Cahaya matahari mulai terlihat di sela sela jendela.
Mata selly terbuka, sesekali dia mengucek mata dab melihat sekelilingnya.
Rangga juga mulai terbangun dari tidurnya mata mereka berdua beradu
"Aaaàaaaaaaaaaa" seketika mereka berteriak setelah melihat mereka tidur seranjang tanpa baju. Selly segera memukul rangga dengan bantalnya membuat laki laki itu terjatuh dari kasur, untungnya dia sudah mengenakan celana.
Dia segera berlari keluar dari kamar. Dia masih ingat tentang apa yang terjadi semalam walaupun samar.
Lalu kenapa aku harus keluar? Ini kan rumahku ucapnya tersadar. Dengan berani ia kembali ke kamar, Gadis itu sudah memasang kemejanya dan celana pendeknya.
"Apa yang kamu lakuin sama aku?" Gertak selli "bagaimana aku bisa ada di rumahmu?"
"Se seharusnya kamu tanya dirimu sendiri.. kamu semabuk itu.. pasti menggodaku lebih dulu" sambil terbata bata
Selli mengerutkan dahinya "gue? Mustahil... kamu kan gak mabuk"
"Gue juga lumayan mabuk" tak terima disalahkan.
"Mustahill gue duluan... dan kamu juga nganiaya aku?"
Rangga membelalakkan matanya. "Menganiaya?"
Kemudian selly memberlihatkan bahunya "ini disini, disini juga.. kamu memukulku?" menunjuk lehernya yang tampak memerah seperti lebam.
"I... itu... bukan dipukul..." ucapnya yang tak menyangka bahwa gadis itu tidak mengerti tentang bekas cupang.
"Lalu apa? Nyubit??"
"Bu bukan... ahhh... bingung aku jelasinnya."
Selli yang masih sangat mencurigai laki laki dibadapannya itu tak mau mengalah "terserah apa yang penting kamu udah nyulik orang mabuk kesini"
"Nyulik???? Yang bener aja.. mending gue nyulik artis daripada lo..."
"Jadi maksudmu aku dengan senang hati gitu dateng ke rumahllmu?"
Melihat kondisi gadis itu dengan rambut berantakan rangga mulai sadar akan lebih baik jika percekcokan dihentikan dulu.
"Udah udah kita omongin nanti.. sekarang mending kamu mandi dan ganti baju dulu"
Selli menengok dirinya di kaca. Dirinya tampak seperti orang habis kesurupan. Karena benci melihat kamar yang ia tempati sekarang dia memilih mandi dan berganti baju di kamar lain. Sementara rangga tetap dikamarnya.
Saat mau merapikan sprei ia melihat noda merah di sana. Dia kembali menarik nafas berat mengetahui gadis itu masih perawan, rasa bersalah lagi lagi menderanya.
Di kamar lantai atas selli membuka beberapa lemari yang berisi beberapa pakaian wanita ia mengambil salah satu karena tidak mungkin dia menggunakan lagi bajunya. Cukup aneh untuk seorang laki laki yang tinggal sendirian.
Pasti sudah banyak wanita yang ia tiduri sambil menghela nafas pelan.
Dilaci ia menemukan ada banyak tumpukan surat cinta dari anak2 dikampusnya. Se playboy apapun rangga tak membuat gadis gadis menjauhinya.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian dia langsung turun ke ruang tengah, dimana rangga sudah menunggu.
Belum sempat berbicara terdengar bunyi pintu terbuka, Seorang gadis terlihat masuk membuat selly kaget. Ia tau gadis itu kekasih rangga ucapnya dalam hati.
Gadis itu juga tercengang melihat selli "siapa dia?" Tanyanya pada rangga, dia tak mengenal selli walaupun rangga dan selli sudah lama berteman namun mereka tidak pernah tau urusan pribadi masing masing.
"Masuk seharusnya ketuk pintu dulu" ucap rangga
"Siapa dia?" Gadis itu memaksa bertanya
Selli hanya diam dan tetap duduk dikursinya.
"Bukan urusanmu" ucap rangga sambil kembali melihat layar hanponenya.
Mendengar itu Gladis (namanya) langsung berjalan mendekati selli dan langsung menariknya bangun "siapa lo" ucapnya dengan kasar
Rangga langsung melepas tangan Gladis dari selli
"gladis" gertaknya
"Harus berapa kali aku mergokinmu sama perempuan lain dirumah?" Ucapnya emosi.
"Ini bukan urusanmu" tegas rangga
"Jadi kamu anggap apa aku selama ini? Dari awal kamu deketin aku.. tidur denganku.. jalan bareng aku"
Rangga mendengus kesal "bukannya kita udah sepakat semuanya hanya untuk bersenang senang?"
Ekspresi gladis seketika berubah "bersenang senang? Nggak... ini nggak nyenengin sama sekali" dia langsung pergi setelah mendorong Rangga.
Mendengar perdebatan itu membuat selli semakin sadar dan yakin. rangga bukan laki laki yang tepat dan bertanggung jawab, walai dia tau sahabatnya itu selalu membantunya sejak dulu.
"Kamu kasar banget ya sama cewekmu"
"Dia bukan cewek gue, kita nggak pernah jadian" tegasnya lagi. "Jadi gimana? Tentang kejadian semalam"
Selli menarik nafas "mau gimana lagi, kita sama sama gak sadar, kamu gak ada rasa apapun sama aku.. akupun sama.. jadi kita lupain aja.." ucapnya dengan berat.
Ranggapun hanya diam tak tau harus menjawab apa. Setelah itu dia mengantar gadis itu pulang.
----
Malam cukup sunyi rangga dan teman temannya berniat ke tempat karaoke . Dia memilih memarkir mobilnya sementara temannya memesan ruangan husus terlebih dahulu.Dia segera memasuki ruangan yang diberitahu kasir padanya. Tepat dilantai 2 dia kebingungan ada 2 ruangan disana. Dia tidak yakin yang manakah ruangan yang dipesannya. Akhirnya dia mencoba membuka salah satu pintu dan betapa kagetnya dia melihat 2 orang tengah berciuman. Ketika sinar lampu mengarah pada merek samar samar rangga mengenali perempuan itu. Selli ucapnya
BAGAIMANAKAH KELANJUTANNYA? JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTENYA...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk
RomanceSebagian cerita di private Untuk membaca silahkan follow Jangan lupa vote dan komennya