Ini bukan cerita cinta.. bukan cerita sedih.. ini hanya tentangku.. tentang bagaimana aku merusak hubunganku dengannya
"tuan.. ayahmu sudah menunggu di ruang tunggu"
Rangga langsung berdiri dari kursinya menuju ruang tamu disana ayahnya sudah duduk
"bagaimana kerja sama dengan perusaan Sindo?"
"semuanya sudah lancar, aku sudah membuat kesepakatan dengan mereka"
Ayahnya mengangguk sambil meminum minuman yang sudah tersedia di mejanya
"bagus, tingkatkan lagi, aku akan memberikanmu hak penuh atas perusahaan ini"
Rangga menunduk sambil memainkan pulpennya
"kamu tau nisvi? Anak dari pak herman pemilik perusahaan elektrik?"
Rangga mengangguk karena dia sudah pernah bertemu dengan gadis itu di sebuah acara peresmian cabang perusahaannya
"dia masih belum menikah, akan baik untuk perusahaan ini jika kamu bisa bersamanya"
"aku tidak akan menikah.. aku sudah mengikuti kemauan ayah sejauh ini"
Ayahnya kembali meneguk kopi di cangkirnya "kamu masih muda, tak harus langsung menikah bisa bertunangan dulu"
Rangga berdiri dari kursinya "aku tidak akan menikah, bertunangan atau menjalin hubungan apapun dengan gadis lain, jika tidak ada yang ingin ayah katakan lagi,, aku permisi" dia langsung melangkah pergi dari ruangan itu.
Dia kembali duduk di kursinya masih ada banyak berkas yang harus dia selesaikan sebelum langit semakin malam.
"tok tok" sistennya kembali masuk
"ada tamu tuan perwakilan dari cabang di surabaya"
"laki laki atau perempuan"
"perempuan tuan"
Rangga berhenti menulis "kamu saja yang menemuinya"
Ini adalah hal wajar saat rangga menolak bertemu dengan wanita manapun, ini wajar karena ini bukan pertama kalinya. Ada larangan larangan aneh yang di berlakukan di perusaannya
Salah satunya adalah larangan seorang wanita ke dalam ruangannya, oleh sebab itu semua posisi tinggi yang berada disampingnya semuanya adalah laki laki.
Tentu saja banyak rumor yang beredar di perusahaannya, salah satunya adalah rumor bahwa dia seorang gay, ada juga dia alergi terhadap wanita. Walaupun begitu keanehan pada dirinya tidak membuat orang orang kagum padanya.
Dia ramah, baik dan lebih lagi dia sering menyumbangkan hartanya untuk yayasan anak yatim. Jadi dia tetaplah menjadi idola banyak wanita dimanapun.
Tanpa terasa hari sudah semakin malam, tepat jam 10 dia pulang dari kantornya menempuh jarak sekita 10 kilo menuju rumahnya.
"berhenti"
Rangga menyuruh sopirnya berhenti sebelum memasuki pagar rumahnya. Dia melihat seorang gadis tengah berdiri di depan pagar rumahnya, dengan santai dia mendekati gadis itu.
"hai kak, lama nggak ketemu" eniie tersenyum
Rangga hanya mengangguk "ada apa kesini?"
Setelah sekilan lama tidak bertemu rangga hanya memberikan sapaan datar padanya, hal itu cukup membuat ennie kecewa.
"aku sudah lama berdiri disini.. mereka tidak membiarkanku masuk, katanya tak ada seorang wanitapun boleh masuk kerumah ini"
"maaf" dengan jawaban singkat.
Rangga tetap menaruh tangannya di dalam sakunya untuk menghindari berkontak langsung dengan ennie.
"aku disuruh ayah mengantar ini.." memberikan beberapa kertas
Rangga segeramengambilnya sambil memerhatikan jam "ini sudah malam supirku akan mengantarmu ke rumah, pulanglah"
Rangga dengan cepat masuk kerumahnya, tepat dikamarnya dia langsung melempar berkas itu, mengambil vas bunga dan membantingnya.
"Aaaaaaah" teriaknya sambil mengacak acak rambutnya
Melihat ennie membuatnya teringat dengan apa yang sudah dia lakukan, membuatnya teringat saat selly menangis, membuatnya teringat saat selly menatap tajam kearahnya
Bayangan selly terus terbayang
KAMU MENYAKITIKU suara selly saat mengatakannya terus menghantuinya
Rangga segera mengambil pecahan kaca kanvas itu dan langsung menyayat tangannya
"tidak tuan" suara asistennya terdengar
Dia langsung menutup luka di tangan rangga dengan saputangan, setelah itu dia menelfon seseorang di jam yang sudah larut malam.
Rangga hanya duduk dengn tangan menyanggah kepalanya, dia benar benar merasa lemas dan pusing.
Seorang gadis dengan seragam putih duduk dihadapannya dan mengambil tangannya
"aku bukan dokter umum, aku hanya bisa mengobati luka luka kecil.. jika kamu membuat luka lebih besar dari ini aku akan membawamu ke rumah sakit jiwa" ucap gadis itu
"maaf"
"akhir akhir ini kamu sudah baikan, ada apa lagi ini?"
Rangga memijat mijat kepalanya sendiri "aku bertemu seseorang"
Gadis itu mengangkat kedua alisnya "gadis yang kamu cari?"
Rangga menggeleng "dia gadis yang akan mengingatkanku akan semua keburukanku"
Gadis itu mengangguk angguk "ini tak baik, kamu harus mencari seseorang yang bisa menenangkanmu
"enggak ada" rangga menjawab dengan cepat
"kalau kamu nggak pernah buka hatimu agaimana bisa menemukan penggantinya?"
"cukup berikan aku obat penenang"
Gadis itu semakin kesal "kamu ini masih muda.. sampai kapan kamu mau obat yang mengendalikanmu???"
Rangga kembali menatap gadis itu "kali ini saja, bantu aku"
Tatapan sedih laki laki itu membuat gadis itu tak tega, sebelum pulang dia memberikan obat tidur agar rangga bisa beristirahat
"supir akan mengantarmu nona" ucap asisten rangga sambil menunduk sopan "dan saya harap nona mearahsiakan hal ini dari siapapun"
Gadis itu mengangguk mengerti.
Namanya nisvi profsinya adalah dokter psikology yang dari awal sudah membantu rangga untuk menangani emosinya. Semenjak selly pergi rangga benar benar merasa hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk
RomanceSebagian cerita di private Untuk membaca silahkan follow Jangan lupa vote dan komennya