Lika - liku

438 25 3
                                    

Rangga saat ini masih berada di kantor untuk menyelesaikan seluruh pekerjaannya.

"bagaimana bisa sebanyak ini"
Gumam Rangga sambil melihat laporan ditangannya

"ada adik lu bro di luar"

"ada apa dia kesini? Bukannya ini udah sangat malam?"

"aku ngga tau, mau ku suruh ke sini atau nunggu di luar?"

"suruh masuk aja"

Sekretaris Rangga berjalan keluar ruangan  menuju perempuan cantik yang kini berada di ruangannya.

"Masuk aja ke ruangannya"

"apa boleh?"

" boleh, tadi dia yang bilang sendiri"

Perempuan itu adalah adik angkat Rangga, Ennie namanya. Mereka memang keluarga tapi mereka sangat jarang bertemu. Hanya waktu dan  pekerjaan yang bisa menemukan mereka.

Ennie mengetuk pintu pelan

"bolehkah aku masuk???"

"silahkan"

Ennie berjalan ke arah dimana dia harus duduk.

Rangga beranjak dari tempat duduk kerjanya dan langsung menuju ke Ennie.

"ada apa?" tanya Rangga

"ngga ada, aku hanya mampir aja. Kebetulan tadi liat mobilmu masih terparkir depan kantor".

" hhhmmm...hmmmm.. Gimana perusahanmu?"

"seperti biasa, aku berhasil memenangkan seluruh proyek"

"kamu masih saja menggunakan cara itu ternyata"

"mau gimana lagi, ituuu bisa dibilang keahlianku"

"boleh deh...."
" mau minum apa?? Biar aku buatin"

"biar aku saja, kamu tunjukan dimana dapur minumnya"

"depan belok kiri" Rangga memberitahu arah menuju dapur

Ennie berjalan menuju dapur, suara sepatu yang dipakai menggema di seluruh sudut ruangan.

Terlihat satu - persatu karyawannya keluar kantor karena memang tugas mereka sudah selesai.

Ennie membuat minuman untuk dirinya dan Rangga.

"nih minum" ucap Ennie

"thank' ya"

Mereka berdua menyesap kopi yang sangat harum di indra penciuman mereka.

"gimana keluargamu?"

" keluargku baik - baik saja namun saat ini kita berencana untuk program lagi.. Biar lebih rame gitu".

"waaaah kedengeran bagus itu"

"iyaa semoga berhasil..."

" harus lah mana ada kamu gagal"

Mereka tertawa, seakan mereka tak ada beban sama sekali.

Setelah cukup berbincang - bincang Rangga memutuskan untuk pulang. Dan karena Ennie tidak bawa mobil maka Rangga harus mengantarnya pulang.

"ayo biar aku antar pulang"

"tidak perlu, aku bisa naik taksi. Lagian baru jam segini" sambil melirik jam ditangannya

"udah ayoooo, mumpung kakakmu lagi baik ini" sambil merangkul Ennie

Mereka menuju parkiran dan melaju menuju rumah Ennie.

Diperjalanan Ennie berusaha untuk menyembunyikan semuanya. rasa yang selama ini dia pendam ke Rangga masih belum pudar. Seolah masih teringat kejadian masa lalu seperti baru kemarin.

Memang benar Ennie masih mencintai Rangga, namun dia hanya menyimpannya. Dia sudah cukup bahagia melihat Rangga sudah kembali ke jati dirinya.

"sudah sampai, kamu mau mampir dulu??"

"tidak, sudah larut malam. Kapan - kapan aku akan main ke sini sama keluargaku"

"oke aku tunggu, hati hati yaa"
Ennie melambaikan tangan dan melangkah mundur ke belakang

"baiklah"

Rangga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Entah apa yang dirasakan Rangga saat ini. Hanya dia yang tau.


                             **********

Dari kejauhan terlihat pagar rumahnya, di buru - buru menekan klakson mobil dan memakirkan mobilnya sembarang.

"parkirkan mobilnya"
Suruh Rangga kepada salah satu pegawai dirumahnya

Rangga berjalan tergesa -gesa memasuki rumahnya. Berteriak memanggil - manggil nama istrinya. Namun apa daya istrinya yang sudah terlelap di kamarnya anknya masih nyaman fengan posisinya.

"bangun, ayo bangun"

"kamu sudah pulang?? Maaf aku ketiduran" Selly berusaha bangun dan mengendalikan kesadarannya.

Namun apa daya, sebelum kesadarannya kembali penuh. Dia merasa tubuhnya melayang karena Rangga dengan cepat menggendong Selly.

Berjalan menuju kamarnya hingga di depan pintu dia bersusah payah memutar knop pintu dan akhirnya terbuka.

Seperti bukan Rangga
Rangga langsung menuju tempat tidur mereka dan melemparkan Selly. Terbilang sedikit kasar tapi itulah Rangga saat ini.

"bangun lah sayaaang, aku membutuhkanmu sekarang"

"tapi aku mengantuk sekali"

Memang lelah jadi Selly, dia mengurus semua kebutuhan keluarganya dari setiap hari seorang diri.

Selly bisa melihat dengan jelas wajah Rangga yang menyeringai, sosok Rangga yang Selly kenal dulu semasa sekolah.
Dia bergumam tidak jelas dan langsung melumat bibir Selly dengan ganas.

Aku mencengkram kuat sprei yang sudah dibawahku. Jujur aku sudah tidak merasa ngantuk sedikitpun. Hanya rasa gugup, takut, dan bingung. Semua sudah sangat campur aduk didadaku.

Rangga kembali berdiri, dia membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan saat ini. Melemparnya ke sembarang arah. Dia meraih dahuku, mencengkram sedikit lebih kuat, mengankat hingga mendongak menatap lekat wajahnya. Tanpa aba - aba Selly menitikkan air mata.

Seakan tak menghiraukan Selly, Rangga menciumnya kembali dengan rakus.

Aku memekik dalam bungkamannya ketika aku merasakan dia menggigit kecil bibirku.

"kau sangat manis sayaaang, aku udah tak tahan lagi"

Ada apa gerangan???
Kira - kira apa yang selanjutnya akan terjadi???
Ditunggu yaaa...




The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang