4 tahun setelahnya
Ini bukan cerita bahagia, cerita sedih ataupun cerita panas..
Ini hanya tentangku.. yang kehilangan akibat nafsu dan kesenangan sesaatku.Rangga duduk lemas dengan tubuhnya yang semakin kurus.
"Tuan.. ayahmu sudah menunggu di ruang tunggu"
Rangga segera berdiri dari mejanya dengan jas rapi yang menempel ditubuhnya.
"Bagaimana kerjasama dengan perusahaan Jaya?"
"Baik seperti yang kau tau.. aku sudah membuat kesepakatan bersama mereka" dengan nada formal
"Kerjamu bagus.. tingkatkan lagi.. ayah akan memberimu hak penuh atas perusahaan ini" ucap ayahnya
Mereka tetap canggung sampai rangga lulus dari kuliahnya.
"Kamu tau anak pak herman pemilik perusahaan elektronik yang namanya Alya bukan?"
Rangga mengangguk mereka pernah bertemu di sebuah acara peresmian anak perusahaannya
"Dia masih belum menikah, dan katanya dia juga tertarik denganmu, jika kamu bisa bersamanya itu akan sangat baik untuk perusahaan ini"
"Aku tidak akan menikah.. aku sudah mengikuti keinginan ayah untuk menjadi penerus perusahaan ini, jadi jangan memaksaku untuk melakukan hal lain lagi"
"Kamu masih muda ayah hanya memberitahumu, siapa tau kalian jodoh, kalian bisa mulai berpacaran dulu atau bertunangan"
"Aku tidak akan berpacaran bertunangan ataupun menikah ayah.. jika tidak ada yang ingin ayah katakan lagi.. aku permisi"
Rangga langsung melangkah pergi menjauhi ayahnya yang sudah semakin tua itu.
Dia menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan untuk menjaga emosinya "dia masih teringat dengan selly gadis yang kini entah ada dimana.. satu satunya kata terkahir yang pernah dia katakan pada gadis itu adalah kata kata yang selalu dia sesali dalam hidupnya"
Siapapun yang berani menyentuhmu.. aku akan membunuhnya.. ya itu kata kata terakhirnya untuk selly karena setelah hari itu selly tak lagi terlihat.
Kemanapun dia mencari dia tak bisa menemukannya, kabar terakhir yang dia terima gadis itu pergi keluar negeri.
"Tok tok"
Asistennya masuk sambil membungkuk.
"Tuan perawakilan dari anak perusahaan cabang surabaya sudah menunggu di luar" ucapnya
"Laki laki atau perempuan?"
"Perempuan tuan"
"Kau saja yang menemuinya"
Ini bukan pertama kalinya, dia memberlakukan peraturan aneh dalam perusahaannya salahsatunya adalah
Tak ada seorangpun wanita yang boleh memasuki ruangannya itu juga berlaku di rumahnya dimana seluruh pekerja di runahnya adalah seorang laki laki.
Peraturan peraturan itu menumbuhkan beberapa rumor, mulai dari rumor dia penyuka sesama jenis ada juga rumor bahwa dia menyimpan wanita dalam ruangannya ada juga yang menyebuh bahwa dia alergi terhadap wanita namun diatas semua itu hampir semua pegawai menyukainya.
Dia ramah, dia sopan, dia baik, dan selalu menyumbangkan sebagian hartanya untuk yayasan anak anak yatim
Dia selalu pulang larut malam ke rumahnya. Tepat di depan pagar rumahnya seorang gadis tengah berdiri sambil membawa beberapa kertas.
Rangga turun dari mobilnya, gadis itu berbalik.
"Hai kak lama kita nggak ketemu"
Ya gadis itu adalah ennie.. mereka sudah lama tidak bertemu semenjak transfer kuliah ke luar negeri
Rangga tak menjawab "aku sudah lama menunggu.. mereka tidak memperbolehkanku masuk.. katanya wanita tidak boleh masuk" ucapnya berusaha mencairkan suasana
"Maaf.." jawaban singkat rangga
"Aku ingin memberikan ini.. ayah menyuruhku..ini data data penting lainnya" sambil menyodorkan berkas itu.
Rangga mengambilnya "ini susah malam pulanglah sopir itu akan mengantarmu sampai dirumah"
Rangga langsung masuk kedalam rumahnya dengan cepat tanpa menyuruh ennie masuk.
Nafasnya memburu setiap melihat wajah ennie, rasa bersalahnya semakin menggebu.. bayangan selly membencinya semakin teringat jelas di matanya
"Aaaaaahh" dia berteriak sambil membanting sesuatu kemejanya.
Kamu menyakitiku kata kata selky terus terdengar dikepalanya. Bayangan gadis itu menangis terus menghantuinya.
Rangga langsung melempar vas bunga yang ada di dekatnya melempar semua buku yang ada di mejanya.
Beberapa pembantu di rumahnya mendengar itu. Mereka hanya diam ini sudah kesekian kalinya mereka melihat tuannya berteriak menangis.
Air matanya mengalir, dia mengambil pecahan kaca vas bunga itu. Dia siap menggoreskannya ke tangannya.
"Tidak tuannn" asistennya itu segera menutup luka di tangan rangga dengan sapu tangan.
Dan langsung menelfon seseorang di jam yang sangat malam itu.
Rangga hanya duduk di sofanya dengan tangan menyanggah kepalanya.
Seorang gadis dengan baju putihnya datang dan langsung duduk di hadapannya.
Gadis itu mengambil tangan rangga dan membuka balutan di tangannya.
"Aku bukan dokter umum, aku hanya bisa mengobati luka luka kecil.. jika kamu membuat luka yang lebih besar dari ini lain kali aku akan membawamu ke rumah sakit"
"Obati saja sebisamu" ucap rangga
Namanua alice pekerjaannya adalah dokter psikolog, dia adalah tempat rangga mengeluarkan semua perasaannya saat stres.
"Kemarin kamu baik baik saja kenapa sekarang seperti ini lagi?"
"Aku bertemu dengan seseorang" jawab rangga.
"Orang yang kamu cari?"
Rangga menggeleng "orang yang akan mengingatkanku akan keburukanku"
"Ini tak akan berhasil, kamu harus mencari seseorang yang bisa membuatmu tenang"
"Gak ada" jawabnya singkat.
"Kalo kamu nggak buka hatimu gimana caranya orang bisa masuk?"
"Nggak akan ada yang bisa"
Rangga tetap pada pendiriannya. "Jangan konsultasi padaku lagi jika kamu nggak mau mendengarkan saranku"
"Berikan aku obat penenang saja"
"Umurmu masih muda, sampai kapan kamu ingin obat yang mengendalikanmu"
"Setidaknya kali ini saja bantu aku" dengan ekspresi sedihnya
Alice mendengus sekaligus tak tega, sebelum pulang dia tak lupa memberikan obat tidur untuk angga
"Supir akan mengantarmu" asisten rangga membungkuk sopan "dan tolong untuk merahasiakan ini dari siapapun"
Alice mengangguk mengerti

KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk
RomanceSebagian cerita di private Untuk membaca silahkan follow Jangan lupa vote dan komennya