Extra

706 38 0
                                    

1 tahun kemudian……..

Rangga kecil kini berusia 5 tahun dan mulai menginjakkan kakinya di sekolah TK. Setiap hari Selly harus mengantar Rangga setiap harinya.

Selly menunggu Rangga kecil di taman dekat ruangan anaknya sedang belajar.

“Selly, kamu Selly kan?” ucap seorang ibu

“maaf, saya???” jawab Selly sambil menunjuk dirinya sendiri

“iya bener kamu Selly kan?” ibu itu kembali bicara girang

“iya aku Selly, kamu Adelia bukan?
Iya dia Adelia, dokter Rangga selama Rangga mengalami masa sulit.

Mereka saling bercerita satu sama lain sambil menunggu anak- anak mereka selesai. Adelia juga memiliki seorang anak perempuan yang usianya sama dengan anak Selly.

“ mamiiiih….” Teriak anak kecil perempuan

“hai sayaaaang…. Salam dulu sama tante Selly. Tante ini teman mamah” ucap Adelia ke anaknya.

Tangan yang kecil mungil itu menggapai tangan Selly untuk bersalaman. Tak butuh waktu lama ada anak laki – laki memeluk kaki Selly. Siapa lagi kalau bukan Rangga kecil.

Rangga kecil terlihat bingung dengan keadaan sekitar karena mamanya sedang bersama dengan orang asing. Rangga kecil tipe anak yang hiperaktif dan mudah bergaul.

“ Rangga, kenalkan ini tante Adelia. Temen mama…” ucap Selly sambil membantu mengulurkan tangan Rangga.

Setelah mereka selesai, mereka pulang ke rumah masing – masing. Selly berniat untuk ke swalayan terlebih dahulu membeli beberapa perlengkapan rumah. Namun, Selly sesekali melihat wajah mungil Rangga yang menatap kearah jendela.

“sayaaaang, kamu kenapa?” gumam Selly memecah lamunan Rangga

“mama, aku mau sepeda” celoteh Rangga kecil

“tapi sayaaaang……” Selly mencoba memberi penjelasan.

“aku mau sepeda, pokoknya mau sepedaaaa….. aku mau sepeda mamaaaah….” Air mata yang tidak disadari akhirnya mengali deras di pipi Rangga.

“iya sayaang, nanti mama bilang sama papa dulu ya…” Selly menenangkan Rangga

“ Ngga mauuuuu, maunyaaaaa sekalaaaaaaaaaang…..” dengan nada cadelnya si kecil tetep menangis.

“iya sayaang, kita beli sekarang yaaa. Tapi Rangga harus diam dulu, jagoan ngga boleh  nangis” Selly masih membujuk Rangga.

Selly memutar arah mobilnya untuk menuju tempat jual sepeda. Dia masih melihat anaknya yang sesekali masih sesenggukan dan berusaha menahan tangisnya.

Lucu, satu kata terlintas dalam benak Selly yang melihat anaknya sekarang.

“ayo sayang, kita turun dulu” Selly turun dari mobil dan mengajak anaknya masuk ke toko
sepeda.

-------

Mereka melihat - lihat sekeliling, ada banyak model dan warna yang bermacam – macam. Si kecil terlihat bingung. Setelah berkeliling akhirnya mereka menemukan model yang sekiranya cocok untuk anaknya.

Sepeda sudah dipilih dan dimasukan ke bagasi. Mereka pulang ke rumah…

………
Sore hari, Rangga baru saja pulang dari kantornya. Dia membersihkan diri dan mencari keberadaan istri dan anaknya. Karena baru hari ini tidak ada yang menyambutnya pulang.

Di dapur …..
Selly sedang memasak untuk makan malam, dia sangat sibuk hingga tak sadar kalau dibelakangnya sudah berdiri sang suami.

“sayaaaang… sibuk sekali kamuu sampai aku di biarkan” Rangga memeluk Selly dari belakang dengan mesra.

“maaf  Nggaa, aku nggak tau kalau kamu pulang” Selly mencoba melepas tangan Rangga.

“bentar ajaaaa, aku kangeeeen sama kamu. Teruskan saja memasaknya sayang…” Rangga makin erat memeluk Selly.

“Rangga lepas (sambil mencoba melepas pelukan yang makin erat) lepas atau aku masukkin tangan kamu ke penggorengan” Selly mulai kesal

Bukan Rangga kalau mau nurut begitu saja. Rangga melepas pelukannya namun tangannya mengarah ke atas. Hingga ia mendapatkan gundukan indah yang pas ditangannya.

“Nggaaaa, kita lagi di dapur” Selly tiba-tiba melemah

“iya sayaaaang aku tau kita sedang di dapur, terus kenapaaa?” ucap Rangga
Si Rangga kecil berteriak dan menangis sangat kencang. Dia berlari menuju dapur

“papaaaaaaaaaaaa maamaaaaaa” teriak Rangga sambil menangis

Mereka berdua bingung ingin menjelaskan apa ke anaknya. Entah apa yang ada di pikirannya yang sekarang. Rangga berusaha menenangkan si kecil.

“kamu kenapa nangis sayang?” gumam Rangga sambil mengusap air mata si kecil.

“sepedaaakuu nggak bisa belok papaaaaa” celoteh Rangga kecil yang masih menangis.

“sepeda siapa sayang? terus dimana sepedanya sekarang? Ini kenapa?” Rangga terlihat panik ketika melihat luka gores di lutu si kecil.

“sepedanya aku buang, gala – gala sepeda aku jatuh” ocehnya kembali

“udah – udah sini mama obatin dulu lukanya” bujuk Selly

“Apaaa” dengan sedikit suara tinggi selly

“sepedanya kamu buang sayang?? tanya Selly ke Rangga untuk memastikan kembali.

“iya maaaa, aku nggak mau sepeda yang itu. Aku mau sepeda yang ngga jatuh dan bisa belok” ocehan ajaib kembali muncul
Selly hanya bisa menepuk jidatnya, berharap tidak ada piring yang bakal melayang.

Setelah semuanya selesai mereka makan malam bersama. Rangga kecil semakin manja, dia yang biasanya makan sendiri sekarang minta di suapin. Selly sangat sabar menghadapi Rangga kecil.
Rangga kecil tidak bisa tidur, dia selalu merengek sakit karena lukanya yang jatuh dari sepeda. Selly menemani tidur Rangga kecil.

Namun tak disangka Rangga sedikit kesal karena Rangga kecil tak kunjung tidur. Hingga mereka berdua harus menunggu lebih lama. Selly yang memang sudah Lelah pun akhirnya ketiduran di samping Rangga Kecil.

“Sayaaang, bangun duluu… kamu pindah ke kamar kita yaaa” bujuk Rangga pelan.

Namun tak ada pergerakan dari Selly, Selly semakin memeluk erat anaknya. Rangga yang melihat pemandangan itu merasa sangat bahagia.

Penantian dan pengorbanan yang selama ini dia lakukan memperoleh hasil yang seharusnya. Dia sangat berterima kasih ke Selly karena sudah merawat Rangga kecil seorang diri dan menjaganya dengan baik.

“Selamat tidur istriku, semoga kita bahagia selalu” bisik Rangga di telinga Selly dan lanjut mencium kening Selly serta anaknya.

“Terima kasih Tuhan” dalam hati Rangga

The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang