6. Chapter six

1.8K 245 25
                                    

🧸🐱

Jam pelajaran sudah di mulai kembali, semua murid sudah memasuki kelasnya. Tapi tidak dengan Lisa, gadis berponi itu tak menampakkan diri di ruangan.

Jennie terlihat gelisah, matanya tak berhenti menatap pintu kelas. Berharap gadis berponi itu ada, namun nihil, lagi-lagi yang masuk bukanlah Lisa.

Entahlah, perasaannya nampak khawatir, setelah kejadian di ruang kesehatan tadi. Jennie jelas masih merasa terkejut. Jika ia ada di posisi Lisa, mungkin ia akan menangis.

Mendesah pelan, Jennie melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Mungkin sebentar lagi guru akan masuk kelas, tapi tanda-tanda Lisa akan mengikuti pelajaran masih belum terlihat.

Jennie menoleh ke belakang, dimana para sahabat Lisa sudah duduk di tempatnya masih-masing.

" Jinhwan-ssi "

Jinhwan yang tengah mencari buku di dalam tas sontak menoleh saat Jennie memanggilnya. " nde ? "

" Kau tahu Lisa dimana ? Kenapa dia belum masuk ? " Tanya Jennie.

" Dia pasti ada di atap sekolah. Lisa tak akan mengikuti pelajaran jika suasana hatinya memburuk " Jawab Jinhwan.

Benar. Jika sudah seperti ini, gadis berponi itu akan bolos pelajaran. Ia tak akan memperdulikan apapun. Bagi Lisa. Sendiri itu adalah cara terbaik untuk menenangkan dirinya.

Jangan tanya bagaimana pendapat guru-guru disana. Yang jelas mereka tak akan berani mengusik Lisa.

Jennie mengangguk mengerti, ia kembali menghadap ke depan. Namun perasaannya masih terlihat gelisah.

Dengan kaki yang masih terasa sakit, gadis berpipi mandu itu beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan kelas yang belum memulai pelajaran.

***

Jennie telah sampai di atap. Tujuannya memang menghampiri Lisa. Jennie pun tak tahu kenapa ia melakukan itu, yang jelas ia hanya mengikuti kata hatinya.

Tersenyum tipis, Jennie kini melihat Lisa tengah berada di pembatas gedung menatap kosong ke depan dengan sebatang rokok yang ada di tangannya.

Terdiam beberapa menit. Jennie hanya memperhatikan gerak Lisa. Angin siang ini cukup kencang, menerpa rambut gadis berponi itu.

Cukup lama memperhatikan Lisa, kini Jennie melangkah mendekati gadis berponi itu.

" Untuk apa kau disini ? " Lisa berucap tanpa mengalihkan pandangannya.

Jennie terkesiap, sejak kapan Lisa mengetahui ia ada disana. Yang Jennie lihat sedari tadi Lisa terus menatap ke depan, akan sangat tidak mungkin jika gadis dingin itu mengetahui keberadaan Jennie.

" mm.. aku--euh " Jennie gugup. Ia meremas tangannya sendiri. Dalam hati mengumpat. Kenapa dia bisa menghampiri gadis dingin itu.

Lisa kini menoleh ke belakang, menatap Jennie yang berjarak tiga langkah darinya. Dengan menatap datar gadis berpipi mandu itu, Lisa menghampiri Jennie yang kini tengah menunduk.

Kini jarak Lisa dan Jennie hanya tersisa beberapa centi saja. Lisa terdiam. Ia menghisap rokoknya kemudian menghembuskannya kasar.

LISA ( Jenlisa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang