🧸🐱
Jennie berjalan cepat keluar dari kelasnya. Wajahnya menunjukan kemarahan. Di belakangnya, Mino berusaha mengejar langkah gadis berpipi mandu itu.
" Jennie. Berhenti. " Teriak Mino di lorong sekolah.
Jennie tak menghiraukannya. Sampai akhirnya, pergelangan tangan Jennie berhasil di cekal oleh pria itu.
" YA! Kenapa tak mendengarku huh. ? " Mino sedikit meninggikan suaranya, pria itu menatap beberapa siswa yang melihat mereka.
" Lepaskan.! " Jennie mencoba memberontak. Menghempaskan lenganya, namun tenaga Mino jauh lebih kuat.
" Ikut aku. " Mino merendahkan suaranya. Menatap tajam pada gadis itu.
" Aku ingin pulang. Lepaskan Mino. ! " Jennie terus memberontak. Meskipun tak di dengan oleh pria yang kini sudah menyeretnya.
Mino membawa Jennie ke lorong dekat perpustakaan yang kini sudah sepi. Mencengkram dengan kuat lengan gadis yang terus memberontak itu.
" Mino sakit. " Jennie sedikit memohon. Pergelangan tangannya terasa sangat sakit sekarang.
Mino menghela nafas kasar, melepaskan cengkraman tangan Jennie yang sudah sangat memerah.
Jennie meringis, mengusap lengannya yang terasa sangat panas dan sakit.
" Bisakah kau mendengarku.? " Mino membentak Jennie.
Jennie mendongak. Menatap tak suka pada pria dihadapannya itu. " Apalagi yang akan kau bicarakan. ? Mino aku sudah bosan mendengarnya. "
" Dia hanya temanku. "
Jennie berdecak pelan. " Itu yang selalu kau ucapkan jika setiap aku mengetahui kau pergi berasama wanita itu. "
Mino menggeram kesal, mencengkram pipi Jennie dengan sebelah tangannya. " Kau menuduhku. "
" Lepaskan.! Aku lelah, kita akhiri saja. " Jennie menghempaskan tangan Mino, meringis ketika pipinya juga kini terasa sangat panas.
Mino terkekeh sinis. Kedua tangannya ia masukan kedalan kantung celananya. " Tidak semudah itu. Jennie. Aku tak akan pernah melepasmu. "
***
" Atas nama Mina. " Lisa sedikit berteriak pada pengunjung yang memesan.
Tak lama seorang gadis seusianya menghampiri Lisa di depan meja kasir.
" Pesanannya." Lisa menggeser nampan berisi dua mangkuk ramyeon dengan dua gelas minuman. " Totalnya empat ribu won. "
Gadis yang memiliki rambut hitam sebahu sama seperti Lisa itu mengeluarkan beberapa lembar uang. Lalu memberikannya pada Lisa.
Lisa menerima dengan senyuman manis. Menghitung jumlah, kemudian menyimpan uang itu di laci. Gadis berponi itu mengeliarkan struk pembayaran dan memberikannya pada pelanggannya tadi.
" Terimakasih. " Lisa membungkuk sopan.
Kedai milik Hae Sook memang benyak memiliki perubahan. Contohnya dalam hal pembayaran dan pemesanan. Pelanggan akan menerima pesanannya langsung di kasir, setelah membayar maka pelanggan bisa mengambil pesanannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/288028422-288-k67699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LISA ( Jenlisa )
FanfictionKetika menjadi seorang yang berbeda dengan yang sebenarnya. Sulit sekali. Hanya saja, waktu mengajarkan untuk menjadi terbiasa.