14. Chapter fourteen

1.4K 194 9
                                    

🐱🧸

Derasnya hujan mengguyur kota itu sejak pagi tadi. Kini jam sudah menunjukan waktu siangnya. Namun, jangan berharap panasnya matahari akan muncul.

Lisa duduk santai menatap jendela kamarnya, menikmati pemandangan air hujan yang turun secara teratur membasahi bumi.

Di temani dengan satu gelas kopi serta satu batang rokok yang sudah ia hisap hampir setengah. Tak lupa pakaian hangat yang ia kenakan.

Hari ini hari libur sekolah. Biasanya ia akan pergi kemanapun bersama ketiga sahabatnya, namun. Karna turun hujan sedari pagi. Lisa memutuskan untuk tetap tinggal di kamar hangatnya.

Tok tok tok

Lisa menoleh saat mendengar suara ketukan pintu. Terdiam beberapa detik membiarkan si pelaku mengetuk lagi. Lisa menyesap kopinya pelan, menyimpan satu batang rokok yang masih menyala sebelum beranjak.

Membukanya pelan. Lisa berdiri di pintu yang ia buka hanya sedikit. Tak membiarkan oranglain melihat keadaan kamarnya.

Terlihat Chaeyoung sudah berdiri disana. Tak lupa senyum khas yang di berikan si gadis blondé itu membuat suasana dingin itu menjadi lebih hangat.

Lisa diam saja. Tanpa bertanya, ia hanya menunggu apa yang akan di lakukan kakak kembarnya itu.

" Untukmu. " Chaeyoung memberikan piala serta piagam kejuaraan yang ia dapatkan saat olimpiade sains beberapa hari yang lalu. Tak terkalahkan, gadis blondé itu berhasil memenangkan kembali dengan posisi pertama.

Lisa mengerutkan keningnya, menatap piala itu dan Chaeyoung bergantian. Tanpa menerimanya.

Melihat Lisa yang diam saja. Chaeyoung tersenyum tipis. " Ini untukmu. Aku berterimakasih karna kau sudah menyempatkan waktumu untuk datang. "

" Tidak perlu. " Ucap Lisa dingin.

Chaeyoung menghela nafas, ia sedikit mendekat ke hadapan Lisa. Meraih tangannya dengan lembut. Chaeyoung memberikan piala itu.

" Aku akan terus menjadi kebanggaanmu. "

Lisa diam saja, tak menolak ataupun menerima. Ia mematung mendengar apa yang di ucapkan Chaeyoung padanya.

Gadis blondé itu pergi dari hadapan Lisa. Dengan senyum yang terpatri di wajahnya. Ia selalu dan akan terus membuat adiknya bangga. Meskipun tanggapan dari sang adik tetaplah datar.

**

Lisa menatap piala serta piagam yang di berikan Chaeyoung. Ia simpan di atas meja belajarnya dengan sangat rapih di dalam kotak kaca. Lisa tempatkan benda yang mungkin mulai sekarang menjadi berharga untuknya itu dengan se aman mungkin.

Meskipun awalnya ia memang menolak apa yang di berikan kakak kembarnya tersebut. Tak bisa bohong. Jika Lisa bahagia saat ini.

" Aku akan terus menjadi kebanggaanmu. "

Menghela nafas kasar. Lisa menunduk lesu, masih terasa jelas di telinganya ucapan Chaeyoung beberapa menit yang lalu. Ia mendekati kotak kaca itu. Mengusapnya dari luar.

" Kau masih menepati janjimu. Chaeyoung-ahh."

Lisa teringat. Sewaktu ia dan Chaeyoung masih kecil, Lisa pernah meminta Chaeyoung untuk menjadi kebanggaannya. Dan gadis blondé itu masih dan akan tetap menjadi kebanggaan Lisa. Meskipun keadaannya sudah berbeda dengan masa ia kecil.

LISA ( Jenlisa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang