34. Chapter thirty-four

1K 190 34
                                    

🧸🐱

Lisa bangun dari tidurnya. Tidak, Lisa tidak bisa tidur sama sekali malam tadi, dan hari ini ia harus bersiap untuk berangkat sekolah. Menunaikan kewajibannya sebagai seorang siswa.

Sepulang dari mengantar Jennie kemarin, Lisa kembali ke apartemennya. Ia segera membersihkan diri dengan air hangat karna tubuhnya sangat mengigil akibat hujan yang terus mengguyur tubuhnya. Kemudain Lisa juga pergi berangkat bekerja.

Alhasil kini tubuhnya terserang demam yang begitu parah. Mata dan kepalanya terasa sangat sakit, Bahkan tubuhnya terasa sangat panas. Wajar saja, ia pulang pukul tiga dini hari, dan tidak bisa tidur sama sekali. Pikirannya masih berkecamuk. Rasa sakit dan sesak itu masih hinggap di hatinya.

Bangkit dari tidurnya, Lisa berusaha untuk pergi ke toilet. Dengan jalan yang tertatih, gadis itu harus membersihkan dirinya, setidaknya mencuci wajah dan menyikat gigi karna ia harus pergi kesekolah hari ini.

***

Jennie menyelesaikan sarapannya. Meskipun nasi goreng buatan sang ibu ini sangat lezat, namun saat ini Jennie sangat tidak bernafsu untuk sarapan. Bahkan ia ingin sekali tak masuk sekolah hari ini jika bisa. Sialnya, sang ayah berada di rumah hari ini. Pria itu pasti banyak bertanya jika Jennie ingin membolos. Tak mungkin jika Jennie mengatakan alasannya yang tidak ingin bertemu Lisa.

Helaan nafas itu keluar dari mulutnya, menunduk lesu setelah meminum segelas air putih. Memikirkan Lisa, apakah gadis itu baik-baik saja. Pertanyaan itu terus berputar di otaknya. Semalam mereka berdua hujan-hujanan. Dan Lisa juga pergi bekerja. Jennie tahu karna ia menanyakannya pada Tae Rii.

" Kenapa tidak dihabiskan. ? " Tanya Yea-ji, sedari tadi ia memperhatikan gadis berpipi mandu itu.

Jisoo yang duduk disamping Jennie menghentikan suapan nasi goreng kemulutnya mendengar pertanyaan sang ibu. Menoleh, menatap nasi goreng di piring Jennie yang masih tersisa banyak, mungkin karna gadis itu hanya memakan sedikit.

" Aku sudah kenyang. ? "

Mendengar suara Jennie yang begitu pelan membuat Jisoo mengerutkan kening. Ada apa dengan adiknya itu, tak biasanya Jennie seperti ini. Nasi goreng buatan sang ibu bahkan menjadi favoritnya. Jennie selalu lahap walaupun dalam keadaan kenyang.

" Kau sakit. ? " Tanya Soo hyun menatap putrinya khawatir.

Jennie menggeleng cepat. Beralih menatap sang kakak yang ternyata tengah memperhatikannya juga. " Kau lama sekali. Cepat habiskan."

" Wae. ? " Jisoo bertanya dengan tatapan bingung.

" Aku ikut denganmu. "

***

Tiga puluh menit Lisa menghabiskan waktunya untuk bersiap-siap. Melirik jam dinding yang ada di apartemennya. Lisa menghela nafas panjang. Biasanya Jennie akan datang. Tersenyum manis sambil membawa sarapan pagi untuknya.

Namun kali ini Lisa yakin. Jennie tak akan menemuinya. Lisa menjadi takut jika Jennie menjauh, ahh.. kenapa Lisa menjadi gelisah. Seharusnya ia tak perduli.

Jennie menolaknya. Itu urusan gadis itu. Seharusnya Lisa lebih memikirkan dirinya sendiri sekarang. Tapi apa ia bisa bertemu Jennie dalam keadaan seperti ini sekarang.

Lisa masih berharap. Sejauh ini benar. Gadis berponi itu masih berharap. Bukankah hati manusia bisa berubah. Bisa saja Jennie kelak nanti akan mencintainya.

Untuk hari ini. Biarkan Lisa bersikap biasa saja. Seperti dirinya dulu. Yang bahkan tak perduli tentang apapun.

***

LISA ( Jenlisa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang