10. Chapter Ten

1.8K 230 25
                                    

🧸🐱

" Lisa ! "

Lisa menghentikan langkahnya saat akan menaiki tangga, ia menoleh dan mendapati sosok Seo Joon tengah berdiri tak jauh di tempatnya.

Gadis berponi itu menatap malas sang ayah, apalagi yang akan di lakukan pria itu kali ini. Sungguh hari ini Lisa merasa sangat lelah, ia pulang dari sekolah sore hari dan berlanjut untuk membantu Hae Sook berjualan.

Pluk

Lisa memejamkan mata terkejut saat Seo Joon melemparkan kertas-kertas yang semula di tangannya pada wajah Lisa.

" Kau lihat hasil dari sekolahmu itu Lisa. ! "

Lisa menatap kertas-kertas yang berserakan di lantai. Ia termangu, ternyata itu adalah nilai-nilai dari hasil ujiannya di sekolah.

" Sebenarnya apa yang kau lakukan di sekolah Park Lisa. ? Aku menyekolahkanmu bukan untuk bermalas-malasan. " Seo Joon menatap marah pada gadis berponi itu.

Lisa terdiam, tak ingin menanggapi. Ia masih menatap kertas-kertas yang ada di lantai itu.

" Kau pulang malam, dari mana ? Mabuk  ? Aigo.. kenapa kau selalu menyusahkanku huh! ? ". Park Seo Joon menatap geram pada anak gadisnya itu. Lisa selalu saja membuatnya marah.

Bagaimana tidak. Setelah pulang dari kantor, pria itu mendapatkan laporan dari pihak sekolah terkait kegiatan kedua anaknya. Tak ada yang aneh, hanya saja ia melihat laporan nilai Lisa yang turun. Dan itu membuatnya marah.

Seo Joon tak ingin ada kesalahan sekecil apapun pada Chaeyoung dan juga Lisa. Ia menginginkan anak-anaknya berprestasi. Meskipun ia adalah pemilik sekolah itu, namun prestasi lebih penting.

" Jika kau terus seperti ini. Appa akan blokir semua fasilitasmu. Termasuk sepeda motor kesayanganmu itu. ! " Setelah mengatakannya. Seo Joon berlalu dari hadapan Lisa.

Gadis berponi itu menghela nafasnya. Ia berjongkok, meraih kertas-kertas yang beserakan itu.

***

Lisa duduk di meja belajarnya, ia menatap kertas-kertas hasil ujian selama di sekolah. Menatap angka dari nilai ujiannya.

Tersenyum getir. Nilai yang ia hasilkan tidaklah buruk.  Bahkan tak mudah bagi oranglain mendapatkan nilai seperti itu. Hanya saja sang ayah tetap menginginkan kesempurnaan. Lisa dan Chaeyoung di tuntut untuk selalu berprestasi. Tak menginginkan kecacatan sedikitpun.

Lisa termenung. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Lisa sadar akhir-akhir ini nilainya turun. Entahlah. Lisa memang tak terlalu fokus pada pelajarannya. Ia merasa sedikit lelah.

***

Lisa keluar dari kamarnya pagi ini. Ia terlihat sangat buru-buru. Saat setelah memeriksa kembali isi tasnya, Lisa berjalan cepat menuruni tangga.

Gadis yang pagi ini memakai Hoodie berwarna abu-abu itu berjalan cepat. Mengabaikan teriakan sang Maid yang  memanggilnya untuk mengikuti sarapan.

Chaeyoung yang memang sudah selesai melakukan sarapan paginya sontak mengerutkan keningnya bingung. Tak biasanya Lisa mengabaikan perintah dari Bibi ahn.

" Bibi. Siapkan saja sarapannya untuk Lisa." Chaeyoung berkata, dengan cepat ia membantu Bibi Ahn menyiapkan sarapannya.

Dengan terburu-buru, Chaeyoung berlari berjalan keluar menenteng tas sekolahnya setelah Bibi Ahn menyiapkan satu kotak sarapan untuk gadis berponi itu.

LISA ( Jenlisa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang