🧸🐱
Lisa membuka pintu kamarnya. Membawa satu gelas kosong. Niatnya memang untuk pergi ke dapur, serta ingin mengisi perutnya yang sudah lapar.
Ceklek.
Lisa menoleh sekilas pada Chaeyoung yang baru saja membuka pintu kamarnya yang tepat berada di samping kamar Lisa. Mengabaikannya. Lisa kembali berjalan.
" Lisa-yaa. "
Langkahnya terhenti. Ia kembali menatap gadis blondé itu dengan malas. Menunggu Chaeyoung yang berjalan menghampirinya.
" Dari mana kau mendapatkan luka ini. ? " Jelas sekali. Raut wajah khawatir Chaeyoung melihat adiknya yang terluka.
Jujur saja, Chaeyoung merasa khawatir sejak di sekolah tadi. Ingin sekali ia bertanya sejak pagi, tapi itu tak akan bisa. Sebab Lisa selalu menghindarinya jika di sekolah.
" Bukan urusanmu. " Jawab Lisa. Ia hendak kembali melangkah. Namun gerakannya terhenti saat genggaman tangan Chaeyoung menahannya.
Lisa menatap Chaeyoung datar.
" Bisakah kita perbaiki hubungan kita. " Ucap Chaeyoung tulus.
Lisa terdiam. Ia menatap dalam mata Chaeyoung. Perbaiki ? Sejujurnya Lisa juga ingin berhubungan baik dengan kakak kembarnya itu. Namun rasa ego serta gengsi Lisa terlalu tinggi. Dan ia pun mempunyai alasan lain mengapa ia menghindari Chayeoung.
Lisa melepaskan cekalan tangan Chaeyoung dari lengannya. " Tidak ada yang harus di perbaiki. Kita memang lebih baik seperti ini. "
" Tap--"
Lisa berlalu begitu saja. Meninggalkan Chaeyoung yang menatapnya sendu. Bahkan mata gadis blondé itu sudah berkaca-kaca.
Chaeyoung mendongak. Mencegah airmatanya keluar. Ia menghela nafas kemudian berjalan menuruni tangga.
Setelah sampai di ruang makan. Chaeyoung berjalan menghampiri kedua orangtuanya yang sudah menunggu untuk makan malam.
Kebetulan malam ini kedua orangtua anak kembar itu berada di rumah lebih awal. Jadi mereka akan melakasanakan makan malam bersama.
Lisa yang memang sudah di dapur terlebih dahulu. Ia mengambil satu gelas airputih kemudian menghampiri meja makan. Bergabung dengan keluarganya.
" Chaeyoung-aah. Appa dengar minggu ini kau akan mengikuti olimpiade sains. ? " Ucap Seo Joon memecah keheningan.
" Nee Appa. " Jawab Chaeyoung seraya melahap makanannya.
Seo Joon mengangguk. Kemudian kini menatap Lisa. " Kau. Ada kegiatan apa di sekolah ? "
Lisa mengurungkan niatnya untuk mengambil nasi. Ia menjawab tanpa menatap sang ayah. " Tidak ada. "
Seo Joon menggelengkan kepalanya. " Selalu saja. Sebenarnya apa yang kau lakukan di sekolah ? "
Lisa menghela nafas. Ia menyimpan kembali sendok nasi pada tempatnya. Bisa ia tebak jika malam ini akan terjadi percekcokan lagi antara dirinya dan sang ayah.
" Aku belajar. Sama seperti Chaeyoung. "
" Hanya itu ? "
Park Min-young . Istri dari Park Seo Joon dan ibu dari Lisa dan Chaeyoung sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. Dengan lembut ia mengusap tangan suaminya.
" Kita bahas nanti. " Ucap Min-young. Ia mencoba menenangkan suaminya.
" Apa yang bisa di banggakan darimu. Merokok ? Mabuk ? Atau memenangkan balapan liar itu ? " Sepertinya. Park Seo Joon enggan mendengarkan ucapan sang istri. Terlihat sekarang ia menatap Lisa dengan tajam.

KAMU SEDANG MEMBACA
LISA ( Jenlisa )
FanfictionKetika menjadi seorang yang berbeda dengan yang sebenarnya. Sulit sekali. Hanya saja, waktu mengajarkan untuk menjadi terbiasa.