🐱🧸
" Aku pulang dulu. Kau jaga kesehatan, dan jangan terlalu lelah.. Mianhae, untuk saat ini aku pasti jarang menemuimu. " Lisa memeluk tubuh wanita paruh baya itu dengan erat.
Rasanya, Lisa tak ingin pergi. Ia butuh sosok Hae Sook. Karna bagi Lisa, Hae Sook sudah seperti neneknya sendiri. Wanita paruh baya itu selalu mengerti Lisa sedari dulu. Namun, ia harus segera pulang. Sebentar lagi Lisa harus bekerja.
" Kau juga. " Hae Sook melepaskan pelukan Lisa, ia mengelus kepala gadis berponi itu dengan lembut.
" Lisa-yaa.. bibi tahu kau gadis kuat. Bibi percaya kau bisa menyelesaikan masalahmu sendiri. Tapi... kau juga harus ingat. Ada saatnya kau harus bercerita, jangan terus menerus menyimpannya sendiri. Ada bibi disini yang sangat menyayangimu, kau bisa berkeluh kesah pada bibi. "
Ucapan panjang lebar yang keluar dari mulut Hae Sook membuat Lisa terdiam, tak sadar jika matanya kini sudah berkaca-kaca. Kenapa ucapan seperti itu keluar dari mulut wanita paruh baya yang tidak memiliki hubungan darah dengan Lisa. Seharusnya kata-kata menenangkan itu ia dengar dari mulut kedua orangtuanya.
Namun, Lisa bersyukur untuk itu. Ia bisa mengenal Hae Sook yang benar-benar sangat menyayanginya dengan tulus dan tanpa pamrih.
" Terimakasih bibi. " Lisa kembali memeluk Hae Sook.
" Noonaa. Jangan menangis. " Lirih Haruto yang melihat air mata Lisa keluar begitu saja. Pria kecil itu tak akan tega melihat wanita menangis. Terutama sang nenek dan Lisa.
Lisa melepaskan pelukannya. Kemudian berjongkok di hadapan Haruto. Dengan lembut gadis berponi itu mengusap kepala pria kecil itu. " Ruto-yaa.. terimakasih sudah hadir. Besar nanti, kau harus bisa menjaga nenekmu dengan baik. Eoh. ? "
Pria kecil itu mengangguk pasti. Kemudian memeluk Lisa. Dalam hati ia sudah bertekad, jika kelak besar nanti ia akan selalu menjaga Hae Sook dan kakak perempuannya itu.
" Aku harus pulang sekarang.. sampai nanti. "Lisa kembali berpamitan. Bangkit berdiri setelah melepaskan pelukannya.
Mendapat anggukan dari Hae Sook. Lisa melangkah pergi setelah mencium pipi Haruto. Mengabaikan Jennie yang melongo karna tingkahnya itu.
Jennie mengerutkan kening. Menatap kepergian Lisa. Ia menggelengkan kepalanya tak percaya. " Bibi. Aku pulang. "
Jennie membungkukkan badannya. Kemudian berlari mengejar Lisa yang sudah menjauh.
Hae Sook menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua gadis itu.
***
" Kenapa kau selalu meninggalkanku. " Kesal Jennie. Satu lagi kebiasaan Lisa yang Jennie ketahui adalah. Suka meninggalkannya tanpa rasa bersalah.
Lisa tak menanggapi. Ia terus berjalan mengabaikan Jennie yang terus menggerutu tak jelas. Jujur saja Lisa masih kesal dengan sikap Jennie tadi saat bersama Hae Sook.
" YA! Kenapa kau mendiamiku. Aishh.! " Jennie merenggut kesal.
Tak mendapat tanggapan dari gadis berponi itu. Jennie semakin kesal, dengan cepat ia menarik tangan Lisa. Membuat gadis berponi itu menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LISA ( Jenlisa )
FanficKetika menjadi seorang yang berbeda dengan yang sebenarnya. Sulit sekali. Hanya saja, waktu mengajarkan untuk menjadi terbiasa.