15. Chapter fifteen

1.5K 197 27
                                    

🧸🐱

Lisa masih berkutat dengan buku serta layar laptop dihapanmya. Setelah hampir dua jam lebih, akhirnya ia bisa menyelesaikan tugas-tugasnya.

Meregangkan otot yang terasa sangat kaku. Lisa menguap, melirik jam yang ada di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Perutnya terasa perih karna belum ia isi.

Menghela nafasnya, Lisa menoleh kearah samping. Dimana gadis berpipi mandu tengah tertidur dengan posisi duduk. Kepala yang beralaskan lengannya sendiri di atas meja menghadap kearah Lisa.

Saat sedang mengerjakan tugasnya. Jennie hanya diam memperhatikan Lisa menjelaskan. Sampai akhirnya ia beralasan lelah dan jenuh. Tanpa sadar gadis bermata kucing itu terlelap dalam sekejap.

Lisa tersenyum tipis, wajah damai Jennie saat terlelap begitu menggemaskan. Di tatapnya wajah itu, tanpa sedikitpun Lisa mengalihkannya.

Lisa tak tahu, kenapa gadis berpipi mandu itu selalu mengikutinya akhir-akhir ini. Lisa pikir Jennie akan menjauhinya setelah ia selalu bersikap kasar. Namun, Jennie masih terus bersamanya kemanapun.

Dan lagi, Lisa merasa dirinya pun berbeda. Jika dulu ia enggan sekali berteman dengan siapapun setelah ketiga sahabatnya, namun, kepada Jennie ia seolah memberi jalan tersendiri.

Lisa merasakan kenyamanan berada di sisi gadis itu. Meskipun terkadang ia merasa sedikit terganggu dengan sikap Jennie, namun tak sedikitpun ia berniat untuk menjauhi gadis berpipi mandu itu.

Lama menatap wajah Jennie. Lisa tersadar. Ia mulai membereskan perlengkapan sekolahnya. Kemudian menepuk pundak Jennie dengan lembut.

" Jennie.. bangun " Ucapnya sepelan mungkin. Seperti ia tak ingin gadis di sampingnya itu terbangun.

Lisa akui. Ia menyukai pemandangannya kali ini. Ia ingin berlama-lama menatap wajah damai Jennie. Walaupun berat untuk menyudahi kegiatannya. Namun, Lisa harus segera pulang.

" Jennie.. " Lisa kembali memanggilnya. Kali ini dengan suara sedikit keras agar gadis berpipi mandu itu segera teebangun.

Menggelengkan kepalanya. Lisa tak habis pikir, gadis cantik seperti Jennie susah sekali di bangunkan. Padahal gadis itu hanya belajar sebentar dan tak akan merasa lelah seperti dirinya.

" Fiuhhh.. " Lisa meniup wajah Jennie, berharap gadis itu segera bangun dari tidurnya. Dan benar saja, Jennie langsung membuka mata.

Menyipitkan matanya, Jennie masih dalam keadaan yang sama. Samar-samar ia melihat wajah Lisa. Setelah beberapa detik tersadar, ia menegakkan tubuhnya.

" Ahh.. apa aku ketiduran. " Jennie mengerjapkan matanya, mengumpulkan nyawa yang masih belum terkumpul.

Jennie membuka buku-bukunya, ia harus melanjutkan tugas yang sempat ia tinggal karna tertidur. Merasa sedikit malu saat seharusnya ia belajar justru ia tidur.

Lisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis berpipi mandu itu. Gemas melihat Jennie, ingin sekali ia mencubit pipi mandu yang menggemaskan itu. Namun, Lisa masih waras untuk melakukannya.

Tersenyum tipis, Lisa menutup buku yang tengah di baca oleh Jennie. Membuat gadis berpipi mandu itu sedikit terkejut seraya menatapnya.

LISA ( Jenlisa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang