"Assalamualaikum warahmatullah" Mengangkat kedua tangannya, mengadah berdoa kepada tuhan dalam hati "Ya Allah jika bahagiaku bukan untukku, maka bahagiakan orang tuaku. Sesungguhnya kebahagiaan itu milikmu dan aku meminta secuil bahagia itu sebagai umatmu, bukan harta yang kumaksud bahagia itu ya Allah, bahagia dalam arti menyayangi tanpa harus ada yang tersakiti... Amiin" Alvaero tersenyum, hatinya sedikit lega setelah sholat.
Setengah jam istirahat ia gunakan untuk sholat Dhuha, hatinya merasa gundah dan tidak tenang. Alvaero cowok pendiam itu hanya akan mencurahkan keluh kesahnya dalam doa, Sesakit apapun hatinya yang ia lakukan hanya berdoa berharap rasa sakitnya itu hilang walau sedikit saja.
Melihat jam tangannya ia berdiri lalu melipat sajadahnya menempatkan pada tempatnya. Songkok hitam yang bertengger di kepalanya ia lepas lalu geletakan diatas sajadah tadi.
Berjalan keluar dari area musholla, ia menyempatkan beramal walau hanya sedikit sekitar yah hanya 20 juta. Uang sakunya tidak akan habis jika beramal sebanyak itu.
Rasa ingin jadi kotak amal meronta-ronta 😭 - Bibill :)
Memakai sepatunya Alvaero berdiri lalu berjalan kearah kelasnya, namun langkahnya terhenti saat melihat satu orang yang sedang duduk manis di bangku taman, tanpa sadar ia tersenyum tipis melihat gadis berambut pirang sedang bernyanyi.
Memilih melanjutkan langkahnya, Alvaero kembali kewujud semula yaitu wajah datar yang sialnya tampan itu.
Beberapa siswi yang dilewati olehnya memekik histeris karena most wanted tampan dengan aura dingin melewati mereka.
"Bang" Alvaero membalikkan badannya, objek yang pertama ia lihat wajah tampan seorang remaja yang mempunyai tinggi yang sama olehnya.
"Apa?"
"Gue boleh ikut lo nggak?" Menaikan alisnya, Alvaero menatap intens mata Gevran sebenarnya ia paham dengan ucapan adiknya itu. Tetapi ia tidak mau teman-temannya tambah gila, cukup 4 orang saja yang gila adiknya jangan sampai tertular.
"Ngga usah sok ngga tau lo bang! Gue tau lo ngerti maksudnya ucapan gue" ujar Gevran berkacak pinggang.
"Hmm" Gevran tersenyum senang mengikuti langkah kakaknya itu. Ah sudah 3 tahun belakangan ini ia tidak bertemu dengan para sahabat kakaknya itu.
''itu siapa? Ganteng banget ya tuhan!!"
"Alvaero udah cukup ini lagi tambah satu duh mimisan gue"
"Ya tuhan ganteng banget"
"Eh eh Alvaero gay! Dia jalan bareng sama cowok"
"Ngga dapet Alvaero ngga papa deh yang sampingnya juga boleh!"
"Ini mana yang uke mana yang seme?"
"GANTENG BANGET GILA!! most wanted Angkasantara tambah lagi!"
itulah pekikan tidak jelas dari gadis-gadis yang Alvaero dan Gevran lewati, Sesekali Gevran tersenyum dan melambaikan tangan berlagak seorang artis tetapi ia juga sinis tak suka kakaknya dibilang gay.
Alvaero memang tidak pernah dekat dengan wanita, Ia enggan berdekatan dengan wanita karena menurutnya para wanita itu hanya memandang dari segi fisik dan hartanya saja. Kecuali satu orang yaitu dia
Dan yeah!! Banyak yang menyerah mendekati Alvaero bahkan ada yang menawari Alvaero dengan tubuh mereka hanya untuk menjadi kekasih Alvaero. Tapi hanya ada satu wanita yang masih mengejar dirinya, siapa lagi jika bukan gadis petakilan dan cerewet itu.
Sampai masuk kelas yang tadinya ribut akan ghibah kaum wanita, teriakan para cowok yang sedang bermain game, pukulan bak gendang dari tangan, acara nikah-nikahan dikelas kini menjadi hening sangat hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAERO { XEZAGRON }
Fiksi Remaja"Gue akan selalu percaya sama lo Al" "Jangan pernah percaya sama gue" Alvaero ketua Xezagron yang terjebak dengan cinta Aurora si cewek Bar-bar dan petakilan. Penghianatan yang tidak pernah dipikirkan oleh Xezagron. Kepercayaan yang sangat besar di...