30. |Sang penghianat| 🌊

519 45 31
                                    

"Sesuatu itu ngga harus dikerjakan terburu-buru, kalo santai aja bisa rapi dan bersih kenapa harus buru-buru?"

-Aurion Nathanlio Devantara-

Jam tengah malam adalah jam dimana para semua manusia sudah tidur terlelap, namun tidak di kediaman Devantara yang masih ricuh walaupun sudah tengah malam.

"BUND, SERAHIN BAPAK SUGI SAMA KITA!! BIAR KITA POTONG TITIDNYA" Teriak Arsean seperti seseorang meminta keadilan.

"IYA BUND, KITA HARUS EKSEKUSI TITID AYAH!!" Timpal Aurian sembari berteriak seperti Arsean.

Daniel yang kini sedang berlindung di balik tubuh mungil sang istri bergetar takut sungguh ia menatap ngeri pisau, samurai, dan golok yang dibawa masing-masing oleh 2 anaknya.

"Arsean Rian kan bunda udah bilang bunda ngga hamil, cuman masuk angin doang" tutur Bela dengan nada lembut.

Ya masalah potong titid Daniel belum selesai sampai sekarang, tadi saat Bella pulang ia disuguhkan dengan Daniel yang berlari ketakutan sembari melindungi anunya dari kejaran Arsean dan Aurian yang membawa alat-alat ngeri.

Lalu Suaminya itu berlari kearahnya meminta perlindungan, dan betapa sakit perutnya mendengar penjelasan sang suami. Pagi-pagi tadi Bella memang sempat mual badannya tak enak badan namun Daniel yang masih dirumah mengira bahwa Bella hamil.

Dan jadilah pertengkaran potong titid antara anak dan suaminya, absurd sekali Keluarga Bella yang satu ini.

"Ngga Bund, walaupun bunda ngga hamil tapi bisa aja nanti, besok, besoknya lagi, besok besoknya lagi, terus besok besoknya besoknya lagi, dan besok besoknya besoknya besoknya besoknya lagi bunda hamil. Siapa tau kan? Ya ngga Bang" Arsean mengangguk walaupun kepalanya agak pening dengan penjelasan sang adik yang muter-muter.

"Iya Bund, kita antiseptik---"

"Antisipasi setan, lo kira obat-obatan. antiseptik!" Sewor Daniel membenarkan.

"Ya itu maksud gue, kita harus antisipasi mencegah titid Ayah buat adek baru lagi. Sumpah Bund Arsean capek punya adek laknat semua"

Bella memutar bola matanya malas, sungguh ini sudah 3 jam perdebatan potong titid Ayah. Sangat-sangat menyebalkan.

"Udah-udah gini mending kalian tidur, soal titid Ayah biar nanti Bunda yang urus. Ok?" Ujar Bella sedikit ambigu di pendengaran Daniel.

"Beneran Bund?" Tanya Aurian dengan muka polosnya.

"Iya mending kalian tidur"

"Ya udah kita tidur, awas lu" Ujar Arsean melirik sinis Daniel lalu pergi dari sana merangkul adiknya menuju kamar masing-masing.

"Yang jadi kita bakal nge--"

"NGGA USAH MESUM!!"

🌏🍋🌏

Jika Arsean dan Aurian yang tadi berdebat dengan Daniel, justru 2 kembar berbeda kelamin kini tidur namun tidak memejamkan matanya.

Tangan Aurora masih asik memainkan rambut Aurion, tadi ia memang tertidur namun ia terbangun karena suara melengking Arsean dan Aurian.

Sedangkan Aurion cowok itu memeluk dengan nyaman tubuh kembarannya, menikmati jari-jari tangan Aurora yang memainkan rambutnya.

"Ion" Panggil Aurora. Ion adalah panggilan sayang Aurion, namun nama panggilan itu sudah tak terdengar semenjak Aurora ikut kakek dan neneknya.

ALVAERO { XEZAGRON }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang